Saturday, July 2, 2022

13834. PEDESTRIAN JAKARTA DIBANGUN BAGUS AGAR WARGA SETARA

 

 



 

PEDESTRIAN JAKARTA DIBANGUN BAGUS AGAR WARGA SETARA

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Pemimpin perlu 3 hal, yaitu:

 

1.        Ide.

2.        Narasi.

3.        Karya.

 

Tak Cuma Karya.

 

Anies bercerita tentang gagasan.

Dalam pengambilan kebijakan.

 

Anies Baswedan berkata.

Bahwa seorang pemimpin.

 

Tak bisa hanya memikirkan karya saja.

Tanpa adanya gagasan.

 

Gubernur Jakarta.

Anies Baswedan.

 

Merumuskan pengambilan kebijakan.

Di Jakarta dalam 3 hal, yaitu:

 

1.        Gagasan.

2.        Narasi.

3.        Karya.

 

Jika tidak ada gagasan dan narasi.

Maka karya tidak punya makna.

 

Anies Baswedan.

Menyesalkan sejumlah pihak.

Yang menyoal kata-kata.

 

Karena gagasan.

Memang dalam bentuk kata-kata.

 

Jika tak ada kata-kata.

Maka tidak ada kitab suci.

 

"Tapi di balik kata-kata.

Ada pesan, ada gagasan.

 

Munculkan narasinya.

Baru karya.

 

Anies Baswedan menyatakan.

Bahwa Pemprov Jakarta.

 

Pedomannya  3 hal itu, yaitu:

1.Gagasan.

2.Narasi.

3.Karya.

 

Jangan sampai terjadi.

Hanya karya, karya, karya.

 

Tapi tidak ada gagasannya," jelas Anies.

 

Jangan Cuma:

 

 Kerja, kerja, kerja.

Tapi tanpa ide dan narasi.

 

Gubernur Jakarta.

 Anies Baswedan.

Memaparkan sejumlah terobosan.

 

Yang dilakukan.

Selama pemimpin jakarta.

 

Mulai dari:

1.        Pembangunan.

2.        Transportasi.

3.        Hingga penanganan Covid-19.

 

Anies Baswedan.

Bicara tentang transportasi.

 

Yang membuat warga masyarakat.

Menjadi setara.

Dalam aktivitas di Jakarta.

 

Gubernur Jakarta.

Anies Baswedan.

 

Membenahi transportasi.

Tujuannya.

Agar tiap orang.

 

Mulai dari presiden, menteri, CEO, office boy.

Sampai pengangguran.

 

Merasakan transportasi setara.

 

Tak membedakan pangkat dan jabatan.

Tak membedakan kaya dan miskin.

 

Pemprov Jakarta.

Membangun transportasi yang masif.

 

Jalur bus di Jakarta.

 Awalnya 23 persen.

 

Kini menjadi 85 persen wilayah Jakarta.

 

Tahun 2016.

Penumpang bus 360.000 orang tiap hari.

Kini menjadi 1.000.000 orang per hari.

 

Anies Baswedan bercerita.

Bahwa Jakarta kota besar.

 

Tapi terkotak-kotak.

Karena tanpa kesetaraan.

 

"Karena pemerintah.

Membiarkan semuanya.

 

Diatur oleh market mechanism.

Tanpa intervensi.

 

Kita tidak memerangi pasar.

Tapi mengatur pasar.

 

Untuk membangun tujuan kita.

Yaitu setara bersama," jelas Anies Baswedan.

 

Anies Baswedan.

Memberi contoh kesetaraan.

Di sekitar Bundaran HI.

 

Di Bundaran HI ada 3 mall, yaitu:

1.        Grand Indonesia.

2.        Plaza Indonesia.

3.        Thamrin City.

 

Kini para pengunjung.

Merasakan fasilitas.

Pejalan kaki setara.

 

Meskipun kemampuan ekonomi pengunjung.

Grand Indonesia dan Thamrin City berbeda.

 

"Orang yang masuk Thamrin City.

Tidak berani masuk ke Grand Indonesia.

 

Orang yang masuk Plaza Indonesia.

Tidak masuk ke Thamrin City," jelas Anies.

 

Kondisi itu terjadi.

Tanpa disadari.

 

Antar warga saling terkotak-kotak.

 

Meskipun beraktivitas.

Di wilayah sama.

 

"Negara membiarkan hal itu.

Maka Pemprov DKI Jakarta.

 

Mengubah itu semua.

 

Sekarang semuanya disatukan.

Lewat apa?

 

Yaitu lewat pedestrian.

Yang menjadi satu," kata Anies Baswedan.

 

Pedestrian bisa menyatukan semua warga.

 

Tak membedakan kaya dan miskin.

Tak membedakan pangkat dan jabatan.

 

Semuanya setara.

 

(Sumber merdeka)

 

0 comments:

Post a Comment