Thursday, September 15, 2022

14917. ANIES BASWEDAN MAHASISWA UGM HADAPI PREMAN JAKARTA

 

 


 

ANIES BASWEDAN MAHASISWA UGM HADAPI PREMAN JAKARTA

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Cerita Anies Baswedan.

Saat jadi mahasiswa UGM.

 Menghadapi Preman Ibu Kota.

 

Anies Baswedan.

Saat kuliah di UGM Yogya.

 

Anies Baswedan.

Berani menghadapi preman Jakarta.

 

Kisah ini.

Terjadi dalam acara diskusi di Jakarta.

 

Ketika itu.

 Anies Baswedan.

Masih kuliah di UGM Yogya.

 

Anies Baswedan.

Tidak hanya berani adu argumen.

 

Dalam diskusi dan debat ilmiah.

Tapi Anies Baswedan.

Juga berani hadapi preman.

 

Ketika masih kuliah.

Anies Baswedan.

 

Punya pengalaman.

Menghadapi preman.

Atau bodyguard.

 

 

Anies Baswedan, Tekun Mengajari Tanpa Menggurui

 

 

Anies Baswedan Dinilai Punya Komitmen Tinggi untuk Kebaikan

 

Banyak Guru Mengidolakan Anies Baswedan, Ini Alasannya

 

Cerita ini.

Berdasar pengalaman Rakhmat Hidayat.

 

Kolega akrab Anies Baswedan.

Saat kuliah di UGM Yogyakarta.

 

“Debat, diskusi, dan adu argumen.

Bagi Anies sudah biasa.

 

Anies biasa menghadapi orang cerdas.

 

Tapi Anies.

Juga pernah menghadapi para bodyguard ,” katanya.

 

Selasa, 13 September 2022.

 

Pengalaman Anies Baswedan.

Berani menghadapi preman.

 

Hal ini terjadi.

Saat diundang acara diskusi.

Di Jakarta.

 

Panitia menyediakan akomodasi.

Bermalam di hotel Jakarta.

Untuk keperluan itu.

 

Ada 4 orang dari UGM Yogya.

Yang hadir dalam undangan.

Yaitu:

 

1)                Rakhmat.

2)                Anies Baswedan.

 

3)                Elang.

4)                Ketua senat UGM (setelah Anies).

 

Kedatangannya di hotel.

Diketahui para mahasiswa lain.

Di Jakarta.

 

“Anies Baswedan.

Seperti magnet.

 

Ketika tahu Anies di hotel.

Puluhan mahasiswa berdatangan,” ungkap Rakhmat.

 

Para mahasiswa.

Bercengkerama dalam kamar hotel.

Tempatnya bermalam.

 

Fasilitas hotel.

Dianggap milik sendiri.

 

Minuman dalam kulkas dihabiskan.

Telepon kamar hotel.

 

Dipakai interlokal bergantian.

Dan lainnya.

 

“Kami sudah khawatir.

 

Tapi tak enak untuk melarang,” katanya.

 

Kekhawatiran Anies.

Dan kawan-kawan terbukti.

 

Saat check out hotel.

Tagihan membengkak.

 

Panitia hanya memberi akomodasi.

Menginap saja.

 

Bukan untuk fasilitas lain.

 

 “Kami bingung.

Kami berempat tidak punya uang.

 

Tapi para mahasiswa.

Yang menikmati fasilitas.

Sudah pergi semua,” ujar Rakhmat.

 

 

Anies nego dengan pihak manajemen.

Tapi gagal.

 

“Manajemen hotel sudah buntu.

Akhirnya para bodyguard.

Yang datang pada kami.

 

Wah cara kekerasan ini

Pikir saya waktu itu,” ujar pria asal Jepara, Jawa Tengah.

 

 

“Kami bertiga diam.

Tapi Anies Baswedan.

Masih terus nego.

 

Anies memberi kesempatan.

Agar  kami bertiga.

Keluar kamar menuju mobil jemputan.

 

Tapi Anies tetap berada di kamar.

Menghadapi para preman itu,” jelasnya.

 

“Dalam hati kecilku.

Saya kagum.

Anies ini pemberani.

 

Padahal saya tahu.

 

Para bodyguard datang dengan marah,” ujarnya.

 

Sekian lama menunggu.

Anies menyusul keluar kamar hotel.

Dan masuk mobil jemputan.

 

“Sudah selesai, ayo pergi,” kata Rakhmat.

 

Menirukan ucapan Anies saat itu.

 

Akhirnya 4 mahasiswa UGM Yogya.

Bisa keluar dari hotel.

Dengan baik-baik saja.

 

Anies yang keluar paling akhir.

Tidak mengalami kekerasan fisik.

 

“Saya tak tahu kok bisa berhasil lolos.

Sepertinya berkat lobi Anies.

 

Maka tagihan hotel.

Dibebankan pada panitia,” katanya. 

 

(sumber kba)

 

0 comments:

Post a Comment