TANDA
TANDA ORANG SUDAH MATANG BERAGAMA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ada
6 tanda bahwa seseorang sudah dewasa dalam beragama, yaitu:
1. Agama
sebagai kekuatan motivasi.
2. Membentuk
akhlak yang konsisten.
3. Komprehensif
(berpikir terbuka).
4. Integral
(menyatu).
5. Heuristik
(selalu ingin berkembang).
6. Koreksi
kelebihan dan kekurangannya.
1. Agama sebagai kekuatan
motivasi
Agama menjadi kekuatan yang memberi
motivasi.
Untuk
menjalani hidup dengan baik.
Agama
tak jadi sumber konflik.
Tak
jadi beban dalam hidup.
Dan
tak jadi sumber gelisah.
2. Agama membentuk
akhlak baik yang konsisten
Agama
bisa menciptakan sikap moral dan perilaku baik yang istikamah.
Yaitu
sikap teguh pendirian.
Konsisten
dalam berbuat baik.
Tak
angin-anginan.
3. Komprehensif
Yaitu
pikirannya terbuka.
Tak
sempit.
Bisa
melihat secara utuh dan menyeluruh.
Tak
mengaku dirinya satu-satunya yang paling benar.
Bisa
memahami pendapat lain yang berbeda.
4. Integral
Yaitu
nilai agama bisa hidup menyatu dalam dirinya.
Tak
terjadi konflik dalam dirinya.
Menyatu
paket lengkap jasmani dan rohani.
Seimbang
urusan dunia dan akhirat.
Teratur
dalam beribadah dan bekerja.
Serasi
dalam kegiatan dan istirahatnya.
5. Heuristic
Yaitu
sadar bahwa dirinya manusia biasa.
Yang
bisa benar dan salah.
Sehingga
selalu ingin mencari yang lebih baik dan lebih benar.
Ingin
selalu berproses.
Selalu
menambah wawasan.
Karena
terus ingin berkembang.
Terbuka
menerima saran dan pendapat orang lain dengan baik.
Tak
fanatik dan tak menutup diri.
7. Koreksi
kelebihan dan kekurangannya
Cirinya adalah:
1) Patuh
beragama.
Tanda orang beragama adalah taat
menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.
Jika tak taat itu bukan beragama, tapi
hanya ilmu filsafat.
2) Observatif.
Yaitu mencari dasar dan dalil argumennya
yang lebih kuat dalam beragama.
3) Kritis.
Yaitu memakai akal sehat untuk meneliti
kebenaran suatu argumen.
4) Reflektif.
Yaitu mengevaluasi diri sendiri.
Untuk bahan memperbaiki diri agar lebih
baik.
5) Tak
dogmatis.
Dogma artinya harus diterima dan tak
boleh dibantah.
Tak dogmatis artinya diterima tapi dengan
syarat harus diteliti lebih dulu.
Manusia bisa salah dan keliru.
Maka perlu diteliti lagi.
Tak dogmatis artinya bisa menerima hal
baru yang lebih kuat.
Dan bersifat terbuka
Berani mengaku salah, jika memang salah.
6) Tak
fanatik.
Yaitu mau evaluasi diri sendiri.
Misalnya, Al-Quran pasti benar.
Tapi manusia dalam memahami ayat yang
tertulis dalam Al-Quran bisa salah.
Sehingga perlu diteliti lagi.
(Sumber
Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)
0 comments:
Post a Comment