TAFSIR
KLASIK DULU DAN KONTEMPORER KINI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Perbedaan
singkat:
1)
Klasik.
2)
Kontemporer.
Dalam
konteks tafsir Al-Qur’an.
A. Tafsir
Klasik.
Tafsir
klasik.
Yaitu penafsiran
Al-Qur’an.
Disusun
ulama terdahulu.
1)
Sejak masa sahabat.
2)
Para tabi’in.
3)
Hingga abad 15 Masehi.
Ciri tafsir klasik.
Tafsir
Quran berdasarkan:
1)
Riwayat.
2)
Tafsir ayat dengan ayat lain.
3)
Hadis Nabi.
4)
Ucapan sahabat.
Fokus
pada:
1)
Makna Bahasa.
2)
Gramatika Arab.
3)
Asbābun nuzūl (sebab turun).
4)
Hukum syariat.
5)
Cenderung literal.
6)
Ikut tradisi ilmu masa itu.
Contoh
kitab:
1)
Tafsir Ibnu Katsir
2)
Tafsir Al-Tabari
3)
Tafsir Al-Qurtubi
4)
Tafsir Al-Baghawi
Tujuan:
Menjelaskan
makna Al-Qur’an.
1)
Secara tekstual.
2)
Normatif.
3)
Menjawab soal umat masa itu.
4)
Seperti: politik, akidah, hukum.
B. Tafsir
Kontemporer
Tafsir
kontemporer.
Yaitu penafsiran
Al-Qur’an oleh:
1)
Ulama modern.
2)
Ulama masa kini.
3)
Relevan situasi sosial, budaya, dan ilmu zaman sekarang.
Ciri
tafsir kontemporer.
1)
Pakai pendekatan kontekstual, sosiologis,
psikologis, dan ilmiah.
2)
Fokus pada nilai moral, etika,
kemanusiaan, dan keadilan sosial.
3)
Tidak hanya bertanya “apa arti ayat ini”.
4)
Tapi juga “apa maknanya untuk kita
sekarang?”
Contoh
tokoh dan karya:
1)
Prof. Quraish Shihab
Tafsir Al-Misbah
2)
Muhammad Abduh dan Rashid Rida.
Tafsir Al-Manar.
3)
Fazlur Rahman, Toshihiko Izutsu, dll.
Tujuan:
Menjadikan
Al-Qur’an sebagai:
1)
Petunjuk hidup actual.
2)
Realitas modern.
3)
Nilai universal.
4)
Kontekstual.
5)
Multi disiplin.
6)
Kaitkan ayat dengan kondisi sekarang.
7)
Tak hanya kitab hukum.
8)
Tak Cuma kitab sejarah.
9)
Tapi juga jawaban atas masalah global.
10) Seperti
keadilan, lingkungan, gender, teknologi, dll.
Contoh
perbandingan:
1)
Tafsir klasik.
2)
Tafsir kontemporer .
Al-Quran
surah Al-Fatihah (surah ke-1) ayat 6.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukkan kami jalan
yang lurus,
A. Tafsir Klasik
Ibn
Katsir:
“Ash-shirāṭ
al-mustaqīm”.
Yaitu:
1)
Agama Islam.
2)
Mengikuti wahyu Allah dan sunah Rasulullah.
3)
Jalan para nabi.
4)
Jalan orang yang benar imannya, para
syuhada, dan orang saleh.
5)
Doa mohon petunjuk untuk tahu kebenaran.
6)
Doa minta kemampuan untuk ikut secara
konsisten.
B. Al-Tabari:
Jalan
lurus, yaitu:
1)
Jalan antar manusia pada rida Allah.
2)
Dan selamat di akhirat.
3)
Mencakup taat pada Allah.
4)
Menjauhi larangan-Nya.
Fokus
tafsir klasik:
1)
Makna literal dan normatif.
2)
Jalan lurus yaitu Islam dan syariat.
Tafsir
Kontemporer
A. Prof.
Quraish Shihab.
Tafsir Al-Misbah:
Arti "Jalan
lurus", yaitu:
1)
Cara hidup seimbang, adil, moderat, dan
bermartabat.
2)
Tak sekadar agama Islam.
3)
Tapi cara pandang dan gaya hidup Islami.
4)
Dalam semua aspek: ekonomi, politik,
pendidikan, sosial.
5)
Petunjuk yang diminta.
Mencakup nilai moral, komitmen
sosial, dan akhlak luhur.
Dalam zaman modern.
6)
Hidayah tak hanya tahu.
7)
Tapi juga kemampuan, semangat, dan istikamah
menjalankannya.
Fokus
tafsir kontemporer:
1)
Makna kontekstual.
2)
Jalan lurus yaitu etika hidup islami yang
relevan sepanjang zaman.
Perbandingan
singkat:
A. Tafsir
klasik.
Makna
"jalan lurus".
1)
Islam, syariat, ajaran para Nabi.
2)
Salat, puasa, zakat.
B. Tafsir
Kontemporer.
Makna "jalan lurus".
1)
Bekerja jujur di kantor.
2)
Etika bisnis.
3)
Toleransi social.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
.bmp)
.bmp)
.bmp)
.bmp)
0 comments:
Post a Comment