TAFSIR
QURAN YAHUDI DIMURKAI DAN NASRANI SESAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Al-Quran
surah Al-Fatihah (surah ke-1) ayat 5-7.
اهْدِÙ†َا الصِّرَاطَ الْÙ…ُسْتَÙ‚ِيمَ
6. Tunjuki kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ Ø£َÙ†ْعَÙ…ْتَ
عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ غَÙŠْرِ الْÙ…َغْضُوبِ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِÙ…ْ ÙˆَÙ„َا الضَّالِّينَ
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) orang yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang
yang sesat.
Catatan.
1.
Tunjuki kami jalan yang lurus.
1)
Doa mohon petunjuk.
2)
Tak sekadar tahu.
3)
Tapi mampu menempuh jalan itu dengan istikamah.
4)
Jalan yang lurus yaitu agama Islam.
5)
Mengantarkan pada rida Allah.
6)
Juga selamat dunia dan akhirat.
Tafsir
Imam Qurthubi.
1)
Ini doa paling agung.
2)
Mencakup semua kebaikan dunia dan akhirat.
2.
“(Yaitu) jalan orang yang Engkau beri
nikmat pada mereka; bukan (jalan) orang yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) orang
yang sesat.”
1)
Orang yang diberi nikmat.
2)
Yaitu
para Nabi, siddikin, syuhada, dan orang saleh.
3)
QS An-Nisa (4:69).
3.
Orang yang dimurkai Allah.
Menurut
banyak mufassir.
Yaitu kaum
Yahudi.
Mereka
tahu kebenaran.
Tapi
menolaknya.
4.
Orang yang sesat.
Yaitu kaum
Nasrani.
Mereka
semangat beragama.
Tapi salah
dalam ikut kebenaran.
Tafsir
Ibnu Taimiyah.
1)
Orang dimurkai.
Yaitu orang tahu kebenaran.
Tapi menolaknya.
2)
Orang yang sesat.
Yaitu orang beramal.
Tanpa ilmu yang benar.
Kesimpulan.
Dalam 3
ayat terakhir Al-Fatihah.
Mengajarkan:
1)
Tauhid.
Yaitu ibadah dan mohon
pertolongan.
Hanya pada Allah.
2)
Doa.
Agar diberi petunjuk ke jalan
yang benar.
Yaitu agama Islam.
3)
Permintaan.
Agar dijauhkan dari jalan
orang yang dimurkai dan sesat.
Tafsir
modern.
A. Hanya
kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan.
Gambaran
sadar personal dan kolektif umat manusia.
Bahwa hidup
tak sekadar usaha.
Tapi
juga bergantung pada Allah.
Kata
"kami" .
Bahwa
ibadah tak hanya urusan pribadi.
Tapi dimensi
sosial hubungan sesama.
“Ibadah”.
Tak hanya
salat atau ritual.
Tapi
segala bentuk pengabdian pada Allah.
Termasuk
bekerja, belajar, dan berbuat baik.
"Memohon
pertolongan".
Tak berarti
pasif.
Tapi bergantung
aktif.
Manusia
usaha maksimal.
Tapi
tetap sadar
Hasilnya
ditentukan Allah.
Ibadah
sejati.
Yaitu saat
manusia sadar.
Bahwa
seluruh hidupnya.
Hanya untuk
Allah.
Tak
merasa mampu.
Tanpa
pertolongan Allah.
B. “Tunjuki
kami jalan yang lurus.”
"Hidayah"
(petunjuk).
Tak hanya
tahu.
Tapi mampu
memilih.
Dan
menempuh jalan benar.
Secara
konsisten.
"Jalan
lurus".
Mencakup
semua aspek hidup.
Yaitu etika,
spiritual, sosial, ekonomi, dan politik.
Asalkan
sesuai nilai Islam.
Di
dunia penuh masalah.
Manusia
butuh kompas moral.
Doa permintaan
ini relevan.
Dalam krisis
nilai dan arah hidup.
Jalan
lurus.
Yaitu jalan
seimbang, moderat, tak ekstrim.
Selalu
terbuka untuk perbaikan diri.".
(Quraish
Shihab)
---
QS Al-Fatihah
Ayat 7:
“(Yaitu)
jalan orang yang Engkau beri nikmat; bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan orang
yang sesat.”
Tafsir
Modern:
Orang
yang diberi nikmat.
Yaitu orang
yang hidup dalam petunjuk dan berkah.
Orang
jujur, adil, penyayang, dan bertakwa.
Orang muslim
dan non-muslim.
“Yang
dimurkai”.
Yaitu orang
tahu kebenaran.
Tapi salah
gunakan untuk kepentingan diri.
Seperti
koruptor, penipu, orang munafik.
“Yang
sesat”.
Yaitu orang
mungkin niatnya baik.
Tapi
tanpa ilmu.
Atau ikut
hawa nafsu.
Sehingga
tersesat.
Kita
jangan hanya merasa benar.
Tapi mencari
kebenaran dengan ilmu.
Rendah
hati dan istikamah.
“Dimurkai
dan sesat.
Tak sekadar
identitas kelompok.
Tapi
lebih pada sifat dan perilaku.
Yang
harus dihindari.”
(Quraish
Shihab)
Penutup.
Pada 3
ayat ini.
Fondasi
etika Islam modern:
1)
Tauhid aktif.
Bukan pasif.
2)
Permohonan bimbingan yang hidup.
Tak sekadar ritual.
3)
Peka sosial dan moral.
Pada jalan yang benar.
Dan yang menyimpang.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
0 comments:
Post a Comment