
Organisasi Profesi Guru
Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.
Tema Gambar Slide 2
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Tema Gambar Slide 3
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Friday, June 23, 2017
108. TAWON, SEMUT, LABA-LABA

108. TAWON, SEMUT, LABA-LABA

108. TAWON, SEMUT, LABA-LABA

Thursday, June 22, 2017
107. ISLAM GAMPANG
AGAMA ISLAM ITU GAMPANG
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Sepasang suami istri menjumpai Nabi Muhammad. Si istri berkata,”Wahai Nabi. Suamiku, Sofwan, sering menghardikku, ketika aku salat. Memaksaku membatalkan puasaku, ketika aku puasa sunah. Suamiku sering melakukan salat Subuh, ketika matahari sudah terbit.”
Nabi mendengarkan keluhan tersebut. Nabi menoleh dengan seluruh badan. Begitulah cara Nabi menoleh. Menghadap ke arah suaminya. Nabi bertanya,”Benarkah itu, Wahai Sofwan? “Benar, Wahai Nabi,”jawab Sofwan tulus.
Sofwan melanjutkan,”Saya menghardiknya, karena bacaan salatnya panjang. Setelah membaca surah Al-Fatihah. Istriku membaca dua surah yang panjang. Pada setiap rakaatnya. Saya sudah menegurnya berkali-kali. Tetapi, dia tetap saja begitu.”
“Benar, Ya Nabi. Saya menyuruh membatalkan puasanya. Ketika istriku puasa sunah. Karena saya lelaki sehat, sering tak mampu menahan birahi.” Lanjut Sofwan.
Sofwan menambahkan,“Benar, saya sering melakukan salat Subuh, ketika matahari hampir terbit. Karena keluargaku terbiasa bangun siang. Saya sulit bangun tepat pada waktu Subuh.”
Nabi membenarkan sikap Sofwan. Nabi menambahkan,”Segeralah melakukan salat Subuh, ketika kamu bangun!” Nabi menoleh kepada istri Sofwan,”Persingkatlah salatmu. Jika berpuasa sunah, kamu harus izin suamimu.”
Al-Quran surah Al-Haj. Surah ke-22 ayat 78. “Berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu. Dia tidak menjadikanmu dalam agama suatu kesempitan. Ikuti agama orang tuamu Ibrahim. Allah menamakanmu sekalian orang-orang muslim sejak dahulu. Begitu pula dalam Al- Quran ini. Agar Rasul menjadi saksi atas dirimu. Supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Dirikan salat, tunaikan zakat. Berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia Pelindungmu. Dia sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Profesor Quraish Shihab menjelaskan. Salah satu kaidah hukum Islam ialah “Kesulitan melahirkan kemudahan”. Berarti, apabila seseorang mengalami kesulitan dalam menjalankan agama. Dia mendapatkan pengecualian. Sehingga dia memperoleh kemudahan.
Para ulama enggan memopulerkannya. Karena khawatir, orang akan mengabaikan ajaran agama. Sikap ini benar, dalam satu sisi. Tetapi, salah dalam sisi yang lain. Apabila ajaran agama tak dijalankan sama sekali, karena tak tahu kemudahannya.
Umat Islam perlu memahami kemudahan beragama. Contohnya, berwudu biasanya menggunakan air, bisa diganti dengan bertayamum. Tayamum merupakan pengganti wudu. Yaitu bersuci dari hadas kecil atau besar. Menggunakan debu, pasir, atau tanah. Karena tak ada air. Atau sebab halangan memakai air. Misalnya, sakit.
Kemudahan agama Islam lainnya. Salat Jamak. Yaitu salat yang dilaksanakan dengan mengumpulkan dua salat wajib. Dalam satu waktu. Seperti salat Zuhur dengan Asar, dan salat Magrib dengan salat Isya.
Salat Jamak Takdim. Yaitu penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu. Dengan cara memajukan salat yang belum masuk ke dalam salat yang telah masuk waktunya. Seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu Zuhur. Atau pelaksanaan salat Magrib dengan salat Isya pada waktu Magrib.
Salat Jamak Takhir. Penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu. Dengan cara mengundurkan salat yang sudah masuk ke dalam waktu salat yang berikutnya. Seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu Asar. Atau pelaksanaan salat Magrib dengan Isya pada waktu salat Isya.
Salat Jamak Qasar. Yaitu penggabungan sekaligus penyingkatan salat wajib. Salat yang 4 rakaat disingkat menjadi 2 rakaat. Kemudian digabung pelaksanaannya.
Mungkin ada yang kaget. Nabi membolehkan orang yang tertidur, untuk melaksanakan salat Subuh, sesudah terbitnya matahari. Dia tak berdosa karena terlambat. Tentu saja, hal ini tak berlaku bagi orang yang berleha-leha pada malam hari. Juga, bagi orang yang terlambat bangun karena malas.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
107. ISLAM GAMPANG
AGAMA ISLAM ITU GAMPANG
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Sepasang suami istri menjumpai Nabi Muhammad. Si istri berkata,”Wahai Nabi. Suamiku, Sofwan, sering menghardikku, ketika aku salat. Memaksaku membatalkan puasaku, ketika aku puasa sunah. Suamiku sering melakukan salat Subuh, ketika matahari sudah terbit.”
Nabi mendengarkan keluhan tersebut. Nabi menoleh dengan seluruh badan. Begitulah cara Nabi menoleh. Menghadap ke arah suaminya. Nabi bertanya,”Benarkah itu, Wahai Sofwan? “Benar, Wahai Nabi,”jawab Sofwan tulus.
Sofwan melanjutkan,”Saya menghardiknya, karena bacaan salatnya panjang. Setelah membaca surah Al-Fatihah. Istriku membaca dua surah yang panjang. Pada setiap rakaatnya. Saya sudah menegurnya berkali-kali. Tetapi, dia tetap saja begitu.”
“Benar, Ya Nabi. Saya menyuruh membatalkan puasanya. Ketika istriku puasa sunah. Karena saya lelaki sehat, sering tak mampu menahan birahi.” Lanjut Sofwan.
Sofwan menambahkan,“Benar, saya sering melakukan salat Subuh, ketika matahari hampir terbit. Karena keluargaku terbiasa bangun siang. Saya sulit bangun tepat pada waktu Subuh.”
Nabi membenarkan sikap Sofwan. Nabi menambahkan,”Segeralah melakukan salat Subuh, ketika kamu bangun!” Nabi menoleh kepada istri Sofwan,”Persingkatlah salatmu. Jika berpuasa sunah, kamu harus izin suamimu.”
Al-Quran surah Al-Haj. Surah ke-22 ayat 78. “Berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu. Dia tidak menjadikanmu dalam agama suatu kesempitan. Ikuti agama orang tuamu Ibrahim. Allah menamakanmu sekalian orang-orang muslim sejak dahulu. Begitu pula dalam Al- Quran ini. Agar Rasul menjadi saksi atas dirimu. Supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Dirikan salat, tunaikan zakat. Berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia Pelindungmu. Dia sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Profesor Quraish Shihab menjelaskan. Salah satu kaidah hukum Islam ialah “Kesulitan melahirkan kemudahan”. Berarti, apabila seseorang mengalami kesulitan dalam menjalankan agama. Dia mendapatkan pengecualian. Sehingga dia memperoleh kemudahan.
Para ulama enggan memopulerkannya. Karena khawatir, orang akan mengabaikan ajaran agama. Sikap ini benar, dalam satu sisi. Tetapi, salah dalam sisi yang lain. Apabila ajaran agama tak dijalankan sama sekali, karena tak tahu kemudahannya.
Umat Islam perlu memahami kemudahan beragama. Contohnya, berwudu biasanya menggunakan air, bisa diganti dengan bertayamum. Tayamum merupakan pengganti wudu. Yaitu bersuci dari hadas kecil atau besar. Menggunakan debu, pasir, atau tanah. Karena tak ada air. Atau sebab halangan memakai air. Misalnya, sakit.
Kemudahan agama Islam lainnya. Salat Jamak. Yaitu salat yang dilaksanakan dengan mengumpulkan dua salat wajib. Dalam satu waktu. Seperti salat Zuhur dengan Asar, dan salat Magrib dengan salat Isya.
Salat Jamak Takdim. Yaitu penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu. Dengan cara memajukan salat yang belum masuk ke dalam salat yang telah masuk waktunya. Seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu Zuhur. Atau pelaksanaan salat Magrib dengan salat Isya pada waktu Magrib.
Salat Jamak Takhir. Penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu. Dengan cara mengundurkan salat yang sudah masuk ke dalam waktu salat yang berikutnya. Seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu Asar. Atau pelaksanaan salat Magrib dengan Isya pada waktu salat Isya.
Salat Jamak Qasar. Yaitu penggabungan sekaligus penyingkatan salat wajib. Salat yang 4 rakaat disingkat menjadi 2 rakaat. Kemudian digabung pelaksanaannya.
Mungkin ada yang kaget. Nabi membolehkan orang yang tertidur, untuk melaksanakan salat Subuh, sesudah terbitnya matahari. Dia tak berdosa karena terlambat. Tentu saja, hal ini tak berlaku bagi orang yang berleha-leha pada malam hari. Juga, bagi orang yang terlambat bangun karena malas.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
107. ISLAM GAMPANG
AGAMA ISLAM ITU GAMPANG
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Sepasang suami istri menjumpai Nabi Muhammad. Si istri berkata,”Wahai Nabi. Suamiku, Sofwan, sering menghardikku, ketika aku salat. Memaksaku membatalkan puasaku, ketika aku puasa sunah. Suamiku sering melakukan salat Subuh, ketika matahari sudah terbit.”
Nabi mendengarkan keluhan tersebut. Nabi menoleh dengan seluruh badan. Begitulah cara Nabi menoleh. Menghadap ke arah suaminya. Nabi bertanya,”Benarkah itu, Wahai Sofwan? “Benar, Wahai Nabi,”jawab Sofwan tulus.
Sofwan melanjutkan,”Saya menghardiknya, karena bacaan salatnya panjang. Setelah membaca surah Al-Fatihah. Istriku membaca dua surah yang panjang. Pada setiap rakaatnya. Saya sudah menegurnya berkali-kali. Tetapi, dia tetap saja begitu.”
“Benar, Ya Nabi. Saya menyuruh membatalkan puasanya. Ketika istriku puasa sunah. Karena saya lelaki sehat, sering tak mampu menahan birahi.” Lanjut Sofwan.
Sofwan menambahkan,“Benar, saya sering melakukan salat Subuh, ketika matahari hampir terbit. Karena keluargaku terbiasa bangun siang. Saya sulit bangun tepat pada waktu Subuh.”
Nabi membenarkan sikap Sofwan. Nabi menambahkan,”Segeralah melakukan salat Subuh, ketika kamu bangun!” Nabi menoleh kepada istri Sofwan,”Persingkatlah salatmu. Jika berpuasa sunah, kamu harus izin suamimu.”
Al-Quran surah Al-Haj. Surah ke-22 ayat 78. “Berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu. Dia tidak menjadikanmu dalam agama suatu kesempitan. Ikuti agama orang tuamu Ibrahim. Allah menamakanmu sekalian orang-orang muslim sejak dahulu. Begitu pula dalam Al- Quran ini. Agar Rasul menjadi saksi atas dirimu. Supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Dirikan salat, tunaikan zakat. Berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia Pelindungmu. Dia sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Profesor Quraish Shihab menjelaskan. Salah satu kaidah hukum Islam ialah “Kesulitan melahirkan kemudahan”. Berarti, apabila seseorang mengalami kesulitan dalam menjalankan agama. Dia mendapatkan pengecualian. Sehingga dia memperoleh kemudahan.
Para ulama enggan memopulerkannya. Karena khawatir, orang akan mengabaikan ajaran agama. Sikap ini benar, dalam satu sisi. Tetapi, salah dalam sisi yang lain. Apabila ajaran agama tak dijalankan sama sekali, karena tak tahu kemudahannya.
Umat Islam perlu memahami kemudahan beragama. Contohnya, berwudu biasanya menggunakan air, bisa diganti dengan bertayamum. Tayamum merupakan pengganti wudu. Yaitu bersuci dari hadas kecil atau besar. Menggunakan debu, pasir, atau tanah. Karena tak ada air. Atau sebab halangan memakai air. Misalnya, sakit.
Kemudahan agama Islam lainnya. Salat Jamak. Yaitu salat yang dilaksanakan dengan mengumpulkan dua salat wajib. Dalam satu waktu. Seperti salat Zuhur dengan Asar, dan salat Magrib dengan salat Isya.
Salat Jamak Takdim. Yaitu penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu. Dengan cara memajukan salat yang belum masuk ke dalam salat yang telah masuk waktunya. Seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu Zuhur. Atau pelaksanaan salat Magrib dengan salat Isya pada waktu Magrib.
Salat Jamak Takhir. Penggabungan pelaksanaan dua salat dalam satu waktu. Dengan cara mengundurkan salat yang sudah masuk ke dalam waktu salat yang berikutnya. Seperti penggabungan pelaksanaan salat Zuhur dengan salat Asar pada waktu Asar. Atau pelaksanaan salat Magrib dengan Isya pada waktu salat Isya.
Salat Jamak Qasar. Yaitu penggabungan sekaligus penyingkatan salat wajib. Salat yang 4 rakaat disingkat menjadi 2 rakaat. Kemudian digabung pelaksanaannya.
Mungkin ada yang kaget. Nabi membolehkan orang yang tertidur, untuk melaksanakan salat Subuh, sesudah terbitnya matahari. Dia tak berdosa karena terlambat. Tentu saja, hal ini tak berlaku bagi orang yang berleha-leha pada malam hari. Juga, bagi orang yang terlambat bangun karena malas.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
106. MENGAPA ISLAM DISEBARKAN DARI MEKAH?
106. MENGAPA ISLAM DISEBARKAN DARI MEKAH?
106. ISLAM DARI MEKAH
MENGAPA ISLAM DISEBARKAN DARI MEKAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Mengapa Islam disebarkan dari Mekah, Arab Saudi? Profesor Quraish Shihab mencoba menjawabnya. Apabila seseorang ingin menyampaikan “pesan” ke seluruh dunia. Sebaiknya memilih tempat yang berada di tengah. Tempat yang strategis. Lokasi yang memudahkan “pesan” tersebar. Sehingga “nasihat” cepat menyebar ke segala penjuru.
Hindari tempat yang berpotensi mengganggu. Jauhi lokasi yang terdapat kekuatan yang bisa menghalangi. Pilih tempat yang tidak merugikan. Pilih orang yang simpatik, berwibawa, dan berkemampuan. Pilih orang yang memiliki daya tarik. Agar “pesan” mudah tersiar.
Mekah dan Madinah berada di Arab Saudi. Termasuk wilayah Timur Tengah. Timur Tengah berada di tengah peta dunia. Menurut Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Peta pertama dunia dibuat orang Islam. Kutub Selatan diletakkan di atas. Kutub Utara berada di bawah. Mekah berada di tengah peta dunia.
Orang Barat membuat peta dunia. Kutub Utara diletakkan di atas. Kutub Selatan berada di bawah. Mekah tetap berada di tengah. Jadi, menurut peta yang dibuat orang Islam maupun orang Barat, Mekah tetap berada di tengah peta dunia.
Timur Tengah merupakan jalur penghubung timur dan barat. Wajar Mekah dan Madinah menjadi pilihan. Tempat diturunkan wahyu Allah yang terakhir.
Zaman Nabi Muhammad. Pada abad ke-5 dan ke-6 Masehi. Terdapat dua kerajaan raksasa. Pertama, Kerajaan Persia. Pemimpin dan masyarakatnya menyembah api. Kedua, kerajaan Romawi. Raja dan rakyatnya beragama Kristen.
Kedua adidaya selalu bersaing. Memperebutkan daerah kekuasaan. Memperluas wilayah jajahan. Wilayah Hejaz di Timur Tengah belum dikuasai siapa pun. Meskipun, Raja Abrahah dengan pasukan gajahnya. Sudah mencoba menaklukkan. Tetapi gagal, karena diserang burung Ababil.
Seandainya, agama Islam dikumandangkan di wilayah Kerajaan Persia. Atau di daerah kekuasaan Kerajaan Romawi. Yang berbeda keyakinan dengan agama Islam. Semua pengikutnya pasti akan ditumpas. Umat Islam akan habis tak bersisa.
Wilayah Timur Tengah kala itu. Kekuasaan belum terpusat. Banyak kelompok kecil saling bermusuhan. Perang antarsuku sering terjadi. Belum ada pemenang yang dominan. Tak ada kepala suku yang menguasai.
Mekah pusat daerah Hejaz. Tempat para pedagang dan seniman berkumpul. Memamerkan hasil karya mereka. Mekah tempat bertemu kafilah “antarnegara”. Tempat berjumpa kafilah dari utara dan selatan. Lokasi berkumpul “turis” dari barat dan timur.
Al-Quran surah Qurasy. Surah ke-106 ayat 1-2. “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. Yaitu bepergian pada musim dingin dan musim panas.” Penduduk Mekah sering bepergian. Pada musim dingin dan musim panas. Pergi ke wilayah Romawi dan Persia. Hal ini, akan memudahkan penyebaran agama Islam.
Faktor lain yang mendukung. Penduduk Mekah belum banyak disentuh peradaban. Waktu itu, masyarakat Mekah belum mengenal “Munafik”. Mereka belum mengenal sifat “bermuka dua”. Mereka keras kepala. Ungkapan lidah mereka amat tajam.
Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 19. “Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya). Kamu lihat mereka memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik. Seperti orang yang pingsan karena akan mati. Apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam. Sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Yang demikian itu mudah bagi Allah.”
Penduduk Mekah amat kuat memegang pendirian. Meskipun, ditekan dan disiksa, bahkan dibunuh. Mereka tetap memegang keyakinannya. Walaupun agama Islam membolehkan berpura-pura. Asalkan hatinya tetap beriman.
Al-Quran surah An-Nahl. Surah ke-16 ayat 106. “Barangsiapa kafir kepada Allah, sesudah dia beriman. Dia mendapat kemurkaan Allah. Kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap beriman. Dia tidak berdosa. Tetapi, orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran. Kemurkaan Allah menimpanya. Dan baginya azab yang besar.”
Sifat munafik baru muncul di Madinah. Entahlah, bagaimana perkembangan agama Islam. Jika pada awal perkembangannya. Sudah ada orang yang munafik?
Suku Quraisy amat berpengaruh di Mekah. Bahasa dan dialeknya amat indah. Suku Quraisy memiliki dua keluarga besar. Yaitu Bani Hasyim dan Bani Umayah. Keduanya bersumber dari keluarga yang sama. Tetapi, amat berbeda wataknya.
Bani Hasyim terkenal budiman, gagah, dan taat Beragama. Bani Umayah politikus, pekerja ambisius, dan penuh tipu daya. Keluarga siapakah yang pantas menerima tugas kenabian? Jawabnya, tentu saja, Bani Hasyim.
Nabi Muhammad terpilih menjadi nabi. Karena berasal dari Bani Hasyim. Orangnya gagah, simpatik, dan berwibawa. Juga, berbudi pekerti luhur. Al-Quran surah Al-Qalam. Surah ke-68 ayat 4. “Sungguh, kamu Muhammad, benar-benar berbudi pekerti luhur.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
106. ISLAM DARI MEKAH
MENGAPA ISLAM DISEBARKAN DARI MEKAH?
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Mengapa Islam disebarkan dari Mekah, Arab Saudi? Profesor Quraish Shihab mencoba menjawabnya. Apabila seseorang ingin menyampaikan “pesan” ke seluruh dunia. Sebaiknya memilih tempat yang berada di tengah. Tempat yang strategis. Lokasi yang memudahkan “pesan” tersebar. Sehingga “nasihat” cepat menyebar ke segala penjuru.
Hindari tempat yang berpotensi mengganggu. Jauhi lokasi yang terdapat kekuatan yang bisa menghalangi. Pilih tempat yang tidak merugikan. Pilih orang yang simpatik, berwibawa, dan berkemampuan. Pilih orang yang memiliki daya tarik. Agar “pesan” mudah tersiar.
Mekah dan Madinah berada di Arab Saudi. Termasuk wilayah Timur Tengah. Timur Tengah berada di tengah peta dunia. Menurut Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Peta pertama dunia dibuat orang Islam. Kutub Selatan diletakkan di atas. Kutub Utara berada di bawah. Mekah berada di tengah peta dunia.
Orang Barat membuat peta dunia. Kutub Utara diletakkan di atas. Kutub Selatan berada di bawah. Mekah tetap berada di tengah. Jadi, menurut peta yang dibuat orang Islam maupun orang Barat, Mekah tetap berada di tengah peta dunia.
Timur Tengah merupakan jalur penghubung timur dan barat. Wajar Mekah dan Madinah menjadi pilihan. Tempat diturunkan wahyu Allah yang terakhir.
Zaman Nabi Muhammad. Pada abad ke-5 dan ke-6 Masehi. Terdapat dua kerajaan raksasa. Pertama, Kerajaan Persia. Pemimpin dan masyarakatnya menyembah api. Kedua, kerajaan Romawi. Raja dan rakyatnya beragama Kristen.
Kedua adidaya selalu bersaing. Memperebutkan daerah kekuasaan. Memperluas wilayah jajahan. Wilayah Hejaz di Timur Tengah belum dikuasai siapa pun. Meskipun, Raja Abrahah dengan pasukan gajahnya. Sudah mencoba menaklukkan. Tetapi gagal, karena diserang burung Ababil.
Seandainya, agama Islam dikumandangkan di wilayah Kerajaan Persia. Atau di daerah kekuasaan Kerajaan Romawi. Yang berbeda keyakinan dengan agama Islam. Semua pengikutnya pasti akan ditumpas. Umat Islam akan habis tak bersisa.
Wilayah Timur Tengah kala itu. Kekuasaan belum terpusat. Banyak kelompok kecil saling bermusuhan. Perang antarsuku sering terjadi. Belum ada pemenang yang dominan. Tak ada kepala suku yang menguasai.
Mekah pusat daerah Hejaz. Tempat para pedagang dan seniman berkumpul. Memamerkan hasil karya mereka. Mekah tempat bertemu kafilah “antarnegara”. Tempat berjumpa kafilah dari utara dan selatan. Lokasi berkumpul “turis” dari barat dan timur.
Al-Quran surah Qurasy. Surah ke-106 ayat 1-2. “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. Yaitu bepergian pada musim dingin dan musim panas.” Penduduk Mekah sering bepergian. Pada musim dingin dan musim panas. Pergi ke wilayah Romawi dan Persia. Hal ini, akan memudahkan penyebaran agama Islam.
Faktor lain yang mendukung. Penduduk Mekah belum banyak disentuh peradaban. Waktu itu, masyarakat Mekah belum mengenal “Munafik”. Mereka belum mengenal sifat “bermuka dua”. Mereka keras kepala. Ungkapan lidah mereka amat tajam.
Al-Quran surah Al-Ahzab. Surah ke-33 ayat 19. “Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya). Kamu lihat mereka memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik. Seperti orang yang pingsan karena akan mati. Apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam. Sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Yang demikian itu mudah bagi Allah.”
Penduduk Mekah amat kuat memegang pendirian. Meskipun, ditekan dan disiksa, bahkan dibunuh. Mereka tetap memegang keyakinannya. Walaupun agama Islam membolehkan berpura-pura. Asalkan hatinya tetap beriman.
Al-Quran surah An-Nahl. Surah ke-16 ayat 106. “Barangsiapa kafir kepada Allah, sesudah dia beriman. Dia mendapat kemurkaan Allah. Kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap beriman. Dia tidak berdosa. Tetapi, orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran. Kemurkaan Allah menimpanya. Dan baginya azab yang besar.”
Sifat munafik baru muncul di Madinah. Entahlah, bagaimana perkembangan agama Islam. Jika pada awal perkembangannya. Sudah ada orang yang munafik?
Suku Quraisy amat berpengaruh di Mekah. Bahasa dan dialeknya amat indah. Suku Quraisy memiliki dua keluarga besar. Yaitu Bani Hasyim dan Bani Umayah. Keduanya bersumber dari keluarga yang sama. Tetapi, amat berbeda wataknya.
Bani Hasyim terkenal budiman, gagah, dan taat Beragama. Bani Umayah politikus, pekerja ambisius, dan penuh tipu daya. Keluarga siapakah yang pantas menerima tugas kenabian? Jawabnya, tentu saja, Bani Hasyim.
Nabi Muhammad terpilih menjadi nabi. Karena berasal dari Bani Hasyim. Orangnya gagah, simpatik, dan berwibawa. Juga, berbudi pekerti luhur. Al-Quran surah Al-Qalam. Surah ke-68 ayat 4. “Sungguh, kamu Muhammad, benar-benar berbudi pekerti luhur.”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
Wednesday, June 21, 2017
105. ATEIS
SEORANG ATEIS BERTANYA KEPADA IMAM HANAFI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Ajaran Islam bersumber kepada Al-Quran dan Sunah. Memiliki beberapa cabang ilmu. Salah satunya “Ilmu Fikih”. Ilmu Fikih mempelajari tentang Hukum Islam. Dunia Islam mengenal 4 mazhab terbesar. Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
Masing-masing mazhab mempunyai “karakter” dan “keistimewaan” tersendiri. Mazhab Hanafi didirikan oleh Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 89 Hijriah, wafat tahun 150 Hijirah. Seorang guru besar ilmu fikih di Irak.
Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas. Lahir tahun 93 Hijriah, wafat tahun 179 Hijriah. Berasal dari Madinah.
Mazhab Syafii didirikan oleh Muhammad bin Idris. Lahir tahun 150 Hijriah, wafat tahun 200 Hijirah. Berasal dari Gaza, Palestina.
Mazhab Hambali didirikan oleh Ahmad bin Hambal. Lahir tahun 164 Hijriah, wafat tahun 241 Hijriah. Berasal dari Baghdad, Irak.
Kisah warna warni kehidupan Imam Hanafi. Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi. Tentang keberadaan Tuhan. Ateis ialah orang yang tak percaya adanya Tuhan.
Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi, “Apakah kamu melihat Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab. Al-Quran surah Al-Anam surah ke-6 ayat 103. “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Dia dapat melihat segala penglihatan. Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Seorang ateis bertanya,” Apakah kamu dapat menyentuh Tuhanmu? Mencium Tuhanmu? atau merasakan Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab. Al-Quran surah ke-42 ayat 11. “Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikanmu dari jenismu sendiri. Pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula. Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Seorang ateis bertanya,”Jika kamu tidak dapat melihat Tuhanmu? Tak dapat menyentuh Tuhanmu? Tak bisa mencium Tuhanmu? Dan merasakan Tuhanmu? Bagaimana kamu membuktikan keberadaan Tuhanmu?”
Imam Hanafi menjawab, “Apakah kamu ini memang benar-benar tidak bisa berpikir?” “Apakah kamu bisa melihat akalmu?” “Tidak bisa,“jawab ateis. Imam Hanafi bertanya lagi,” Apakah kamu dapat menyentuh akalmu? “Tidak,” jawab ateis.
Imam Hanafi melanjutkan,”Apakah kamu bisa mencium akalmu? “Tidak bisa,” jawab ateis sambil menggelengkan kepala. Imam Hanafi bertanya,”Apakah kamu dapat merasakan akalmu? “Tidak,” jawab ateis.
Imam Hanafi bertanya,”Kamu itu orang yang berakal atau orang gila? “Saya orang yang berakal,”sahut ateis. Imam Hanafi melanjutkan,”Jika kamu memang orang yang berakal. Lalu di manakah akalmu? “Saya tak tahu, tetapi dia ada.”jawab ateis. “Demikian pula Allah subhanahu wataala,” jelas Imam Hanafi.
Daftar Pustaka
1. Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013.
105. ATEIS
SEORANG ATEIS BERTANYA KEPADA IMAM HANAFI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Ajaran Islam bersumber kepada Al-Quran dan Sunah. Memiliki beberapa cabang ilmu. Salah satunya “Ilmu Fikih”. Ilmu Fikih mempelajari tentang Hukum Islam. Dunia Islam mengenal 4 mazhab terbesar. Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
Masing-masing mazhab mempunyai “karakter” dan “keistimewaan” tersendiri. Mazhab Hanafi didirikan oleh Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 89 Hijriah, wafat tahun 150 Hijirah. Seorang guru besar ilmu fikih di Irak.
Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas. Lahir tahun 93 Hijriah, wafat tahun 179 Hijriah. Berasal dari Madinah.
Mazhab Syafii didirikan oleh Muhammad bin Idris. Lahir tahun 150 Hijriah, wafat tahun 200 Hijirah. Berasal dari Gaza, Palestina.
Mazhab Hambali didirikan oleh Ahmad bin Hambal. Lahir tahun 164 Hijriah, wafat tahun 241 Hijriah. Berasal dari Baghdad, Irak.
Kisah warna warni kehidupan Imam Hanafi. Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi. Tentang keberadaan Tuhan. Ateis ialah orang yang tak percaya adanya Tuhan.
Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi, “Apakah kamu melihat Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab. Al-Quran surah Al-Anam surah ke-6 ayat 103. “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Dia dapat melihat segala penglihatan. Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Seorang ateis bertanya,” Apakah kamu dapat menyentuh Tuhanmu? Mencium Tuhanmu? atau merasakan Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab. Al-Quran surah ke-42 ayat 11. “Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikanmu dari jenismu sendiri. Pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula. Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Seorang ateis bertanya,”Jika kamu tidak dapat melihat Tuhanmu? Tak dapat menyentuh Tuhanmu? Tak bisa mencium Tuhanmu? Dan merasakan Tuhanmu? Bagaimana kamu membuktikan keberadaan Tuhanmu?”
Imam Hanafi menjawab, “Apakah kamu ini memang benar-benar tidak bisa berpikir?” “Apakah kamu bisa melihat akalmu?” “Tidak bisa,“jawab ateis. Imam Hanafi bertanya lagi,” Apakah kamu dapat menyentuh akalmu? “Tidak,” jawab ateis.
Imam Hanafi melanjutkan,”Apakah kamu bisa mencium akalmu? “Tidak bisa,” jawab ateis sambil menggelengkan kepala. Imam Hanafi bertanya,”Apakah kamu dapat merasakan akalmu? “Tidak,” jawab ateis.
Imam Hanafi bertanya,”Kamu itu orang yang berakal atau orang gila? “Saya orang yang berakal,”sahut ateis. Imam Hanafi melanjutkan,”Jika kamu memang orang yang berakal. Lalu di manakah akalmu? “Saya tak tahu, tetapi dia ada.”jawab ateis. “Demikian pula Allah subhanahu wataala,” jelas Imam Hanafi.
Daftar Pustaka
1. Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013.
Tuesday, June 20, 2017
104. IMAM SYAFII
IMAM SYAFII MENJAWAB TEKA TEKI,
MODEL MATEMATIKA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Ajaran Islam bersumber kepada Al-Quran dan Sunah. Memiliki beberapa cabang ilmu. Salah satunya “Ilmu Fikih”. Ilmu Fikih mempelajari tentang Hukum Islam. Dunia Islam mengenal 4 mazhab terbesar. Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
Masing-masing mazhab mempunyai “karakter” dan “keistimewaan” tersendiri. Mazhab Hanafi didirikan oleh Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 89 Hijriah, wafat tahun 150 Hijirah. Seorang guru besar ilmu fikih di Irak.
Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas. Lahir tahun 93 Hijriah, wafat tahun 179 Hijriah. Berasal dari Madinah.
Mazhab Syafii didirikan oleh Muhammad bin Idris. Lahir tahun 150 Hijriah, wafat tahun 200 Hijirah. Berasal dari Gaza, Palestina.
Mazhab Hambali didirikan oleh Ahmad bin Hambal. Lahir tahun 164 Hijriah, wafat tahun 241 Hijriah. Berasal dari Baghdad, Irak.
Khalifah Harun Ar-Rasyid amat mencintai Imam Syafii. Para ulama yang lain ingin menguji kemampuan Imam syafii. Mereka mengajukan beberapa pertanyaan bersifat teka teki. Untuk menguji kecerdasan Imam Syafii.
Teka teki pertama. Seorang lelaki menyembelih seekor domba. Lalu dimasaknya sehingga siap dimakan. Dia keluar rumah untuk suatu keperluan. Beberapa waktu kemudian, dia kembali pulang.
Dia berkata kepada keluarganya,”Makanlah dombanya. Karena domba itu haram untuk saya.” Keluarganya menjawab,” Domba itu juga haram untuk kami.”
Imam Syafii menjawab, “Lelaki itu seorang musyrik. Dia menyembelih domba atas nama berhala. Dia keluar rumah untuk beberapa kepentingan. Allah memberinya hidayah. Dia masuk Islam. Domba itu haram baginya. Keluarganya ikut masuk Islam. Domba itu haram bagi mereka.”
Teka teki kedua. “Terdapat dua orang muslim, merdeka, dan waras. Keduanya minum khamar. Orang pertama dihukum pidana. Orang kedua dibebaskan, tidak dihukum.”
Imam Syafii menjawab,” Orang pertama sudah baligh. Orang kedua belum baligh.”
Teka teki ketiga, Terdapat seorang lelaki dan wanita dewasa. Keduanya bertemu dua anak kecil di jalan. Mereka menciumnya. Tatkala ditanyakan kepada mereka. Lelaki dewasa menjawab,”Bapakku adalah kakek mereka. Saudaraku, paman mereka. Istriku adalah istri bapak mereka. Wanita dewasa menjawab,”Ibuku, nenek mereka. Saudaraku adalah bibi mereka, dari pihak ibunya.”
Imam Syafii menjawab,” Lelaki dan wanita dewasa itu adalah ayah dan ibu dua anak kecil itu.”
Teka teki keempat. “Terdapat 2 wanita dewasa, dan 2 anak. Keduanya berkata,” Selamat datang untuk anak kami. Sekaligus suami dan anak suami kami.”
Imam Syafii menjawab,”Dua anak tersebut merupakan anak dua wanita itu. Masing-masing wanita, menikah dengan anak temannya. Kedua anak itu menjadi anak mereka. Menjadi suami dan anak dari suami mereka.”
Teka teki kelima. “Seorang lelaki mengambil segelas besar air untuk diminum. Dia minum setengah gelas dengan halal. Setengah gelas lagi menjadi haram.”
Imam Syafii menjawab, “Lelaki itu minum setengan gelas. Lalu dia mimisan, darahnya masuk ke dalam gelas sisanya. Setengah gelas sisanya menjadi haram.”
Teka teki keenam. “Lima lelaki berzina dengan wanita. Orang pertama dihukum bunuh. Orang kedua dihukum rajam. Orang ketiga dihukum cambuk. Orang keempat dihukum setengah pidana. Orang kelima dibebaskan.”
Imam Syafii menjawab,”Orang pertama, menganggap zina halal, maka dia dibunuh. Orang kedua, sudah menikah, dia dirajam. Orang ketiga, belum menikah, dia dicambuk. Orang keempat, seorang budak, dihukum setengah pidana. Orang kelima, seorang gila, dia dibebaskan”.
Teka teki ketujuh. “Seorang lelaki memberi istrinya sebuah kantung berisi sesuatu yang disegel. Dia minta istrinya mengosongkan isinya. Dengan syarat tak boleh dibuka, dilubangi, atau dirusak segelnya.”
Imam Syafii menjawab,”kantung itu berisi gula atau garam. Hanya perlu direndam dalam air. Isinya sudah mencair.”
Daftar Pustaka
1. Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013.


