SEORANG ATEIS BERTANYA KEPADA IMAM HANAFI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Ajaran Islam bersumber kepada Al-Quran dan Sunah. Memiliki beberapa cabang ilmu. Salah satunya “Ilmu Fikih”. Ilmu Fikih mempelajari tentang Hukum Islam. Dunia Islam mengenal 4 mazhab terbesar. Mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
Masing-masing mazhab mempunyai “karakter” dan “keistimewaan” tersendiri. Mazhab Hanafi didirikan oleh Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 89 Hijriah, wafat tahun 150 Hijirah. Seorang guru besar ilmu fikih di Irak.
Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas. Lahir tahun 93 Hijriah, wafat tahun 179 Hijriah. Berasal dari Madinah.
Mazhab Syafii didirikan oleh Muhammad bin Idris. Lahir tahun 150 Hijriah, wafat tahun 200 Hijirah. Berasal dari Gaza, Palestina.
Mazhab Hambali didirikan oleh Ahmad bin Hambal. Lahir tahun 164 Hijriah, wafat tahun 241 Hijriah. Berasal dari Baghdad, Irak.
Kisah warna warni kehidupan Imam Hanafi. Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi. Tentang keberadaan Tuhan. Ateis ialah orang yang tak percaya adanya Tuhan.
Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi, “Apakah kamu melihat Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab. Al-Quran surah Al-Anam surah ke-6 ayat 103. “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Dia dapat melihat segala penglihatan. Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Seorang ateis bertanya,” Apakah kamu dapat menyentuh Tuhanmu? Mencium Tuhanmu? atau merasakan Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab. Al-Quran surah ke-42 ayat 11. “Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikanmu dari jenismu sendiri. Pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula. Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Seorang ateis bertanya,”Jika kamu tidak dapat melihat Tuhanmu? Tak dapat menyentuh Tuhanmu? Tak bisa mencium Tuhanmu? Dan merasakan Tuhanmu? Bagaimana kamu membuktikan keberadaan Tuhanmu?”
Imam Hanafi menjawab, “Apakah kamu ini memang benar-benar tidak bisa berpikir?” “Apakah kamu bisa melihat akalmu?” “Tidak bisa,“jawab ateis. Imam Hanafi bertanya lagi,” Apakah kamu dapat menyentuh akalmu? “Tidak,” jawab ateis.
Imam Hanafi melanjutkan,”Apakah kamu bisa mencium akalmu? “Tidak bisa,” jawab ateis sambil menggelengkan kepala. Imam Hanafi bertanya,”Apakah kamu dapat merasakan akalmu? “Tidak,” jawab ateis.
Imam Hanafi bertanya,”Kamu itu orang yang berakal atau orang gila? “Saya orang yang berakal,”sahut ateis. Imam Hanafi melanjutkan,”Jika kamu memang orang yang berakal. Lalu di manakah akalmu? “Saya tak tahu, tetapi dia ada.”jawab ateis. “Demikian pula Allah subhanahu wataala,” jelas Imam Hanafi.
Daftar Pustaka
1. Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013.
0 comments:
Post a Comment