Sunday, September 6, 2020

5305. SEJARAH PENULISAN TAFSIR AL-QURAN


SEJARAH PENULISAN TAFSIR AL--QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
A.   Sejarah penulisan tafsir Al-Quran.
1.    Sejarah penulisan (kodifikasi) tafsir Al-Quran dibagi dalam 3 periode, yaitu:
1)    Zaman Rasulullah, sahabat, dan awal tabiin.
2)    Zaman kahlifah Umar bin Abdul Aziz.
3)    Zaman Al-Farra (wafat 207 Hijriah).

B.   Periode panafsiran.
1.    Periode ke-1: Zaman Nabi Muhammad, para sahabat, dan awal para tabiin.
1)    Pada zaman itu tafsir Al-Quran belum ditulis. 
2)    Secara umum riwayat tafsir Al-Quran tersebar berdasar lisan dari mulut ke mulut.
2.    Periode ke-2: Bermula penulisan hadis secara resmi zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz (tahun 99 - 101 Hijriah).
1)    Tafsir Al-Quran digabung dengan hadis dan dihimpun dalam satu bab seperti bab hadis.
2)    Penafsiran yang ditulis umumnya Tafsir bil Ma'tsur (gabungan 3 sumber), yaitu penafsiran Nabi, para sahabat, dan tabiin, dirangkum menjadi satu disebut Tafsir bil Ma'tsur.
3.    Periode ke-3: Diawali penyusunan kitab tafsir secara khusus dan berdiri sendiri oleh Al-Farra (wafat tahun 207 Hijriah).
1)    Kitabnya berjudul Maani Al-Quran.

4.    Mufasir ialah orang yang menerangkan makna ayat Al-Quran.
5.    Mufasir adalah orang yang ahli dalam penafsiran.
6.     
C.   Tafsir ayat per ayat sesuai mushaf.
1.    Secara umum sejak periode ke-3 sampai tahun 1960 Masehi, para mufasir menafsirkan ayat Al-Quran ayat per ayat, sesuai susunan dalam mushaf.
2.    Penafsiran berdasar urutan mushaf membuat petunjuk dalam Al-Quran terpisah.
3.    Tidak disodorkan kepada pembaca secara utuh dan menyeluruh.
4.    Suatu masalah dalam Al-Quran sering ditampilkan terpisah dalam beberapa surah.
5.    Misalnya, masalah riba ditampilkan dalam surah:
1)    Al-Baqarah.
2)    Ali Imran.
3)    Al-Rum.
6.    Untuk mengetahui pandangan Al-Quran secara menyeluruh perlu pembahasan  mencakup semua ayat itu.  
7.    Meskipun suatu masalah dimunculkan dalam ayat berbeda.
8.    Tetapi terdapat suatu benang merah yang menghubungkan semuanya.

D.   Tafsir Maudhui.
1.    Januari 1960, Syaikh Mahmud Syaltut menyusun kitab tafsir berjudul Tafsir Al-Quran Al-Karim dengan metode tafsir maudhui.
2.    Tafsir maudhui adalah metode tafsir tidak menafsirkan Al-Quran ayat per ayat.
3.    Tetapi membahas surah per surah atau bagian tertentu dalam satu surah,  merangkainya dengan tema sentral yang terdapat dalam suatu surah itu.
4.    Metode tafsir maudhui belum membuat petunjuk dalam Al-Quran dipaparkan  menyeluruh.
5.    Karena suatu masalah ditemukan dalam berbagai surah.
6.    Muncul ide menghimpun semua ayat yang bicara suatu masalah tertentu, mengaitkan dengan lain, serta menafsirkannya utuh dan menyeluruh.
7.    Gagasan ini dikembangkan di Mesir oleh Prof. Dr. Ahmad Sayyid Al-Kumiy pada akhir 60-ann.
8.    Pada hakikatnya ide ini kelanjutan metode maudhui model Mahmud Syaltut.

E.   Pengertian tafsir maudhui.
1.    Metode maudhui punya 2 arti.
2.    Ke-1: Penafsiran suatu surah Al-Quran:
1)    Menjelaskan tujuannya secara umum sesuai tema sentral.
2)    Menghubungkan masalah beraneka ragam dalam surah itu, sehingga suatu surah dengan berbagai problemanya menjadi satu kesatuan.
3.    Ke-2: Penafsiran dengan menghimpun semua ayat Al-Quran:
1)    Membahas suatu masalah tertentu yang sedapat mungkin diurutkan sesuai dengan urutan kronologis waktu turunnya.
2)    Menjelaskan pengertiannya secara menyeluruh untuk menarik pedoman dan petunjuk Al-Quran secara utuh.


Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5.    Tafsirq.com online.      



Related Posts:

  • 704. PERANGSALAT DALAM PERANG Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat … Read More
  • 704. PERANGSALAT DALAM PERANG Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat … Read More
  • 704. PERANGSALAT DALAM PERANG Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat … Read More
  • 704. PERANGSALAT DALAM PERANG Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat … Read More
  • 704. PERANGSALAT DALAM PERANG Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat … Read More

0 comments:

Post a Comment