Sunday, May 9, 2021

9521. KEJAHATAN BISA DIHAPUS DENGAN KEBAIKAN

 


KEJAHATAN BISA DIHAPUS DENGAN KEBAIKAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

MELAKUKAN HAL YANG MUBAH DENGAN NIAT BAIK AKAN MENDAPAT PAHALA.

           

 

ISLAM menghargai setiap hal yang mendorong berbuat baik.

 

 

Juga menghargai niat yang bagus dalam berbuat sesuatu.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

"Sesungguhnya semua amal harus dengan niat ikhlas karena Allah.

 

 

Dan setiap orang dinilai menurut niatnya."

 

 

 

Orang makan dan minum dengan niat  menjaga kelangsungan hidupnya.

 

Dan memperkuat tubuhnya agar bisa beribadah dengan baik.

 

 

Maka makan dan minumnya dapat dinilai sebagai amal kebaikan.

 

 

 

Barang siapa melepaskan syahwat kepada isterinya dengan niat menghindari maksiat.

 

 

Maka pelepasan syahwat itu bisa bernilai ibadah yang berhak mendapat pahala.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

"Pada kemaluanmu itu ada sedekah.”

 

 

Para sahabat bertanya,

 

 

“Apakah saat melepaskan syahwat juga mendapat pahala?”

 

 

Rasulullah bersabda,

 

“Jika dia melepaskan pada yang haram, maka dia berdosa.

 

 

Sehingga, jika dia melepaskan syahwatnya pada yang halal, maka dia mendapat pahala."

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

 

"Barang siapa mencari rezeki halal dengan niat menjaga diri agar tidak minta-minta.

 

 

Dan untuk mencukupi keluarganya.

 

 

Serta agar bisa membantu tetangganya.

 

 

Maka kelak di akhirat, dia akan bertemu Allah dengan  wajah bagaikan bulan purnama."

 

 

Setiap perbuatan mubah yang dikerjakan orang mukmin dengan niat baik termasuk ibadah yang mendapat pahala.

 

 

Tapi dalam masalah haram tetap bernilai haram.

 

 

Meskipun niatnya baik dan mulia.

 

 

Islam mengajarkan tujuan dan niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik.

 

 

 

Maka selamanya yang haram tidak boleh dipakai untuk   mencapai tujuan yang baik.

 

Islam ingin tujuan yang baik harus dilkukan dengan cara yang baik juga.

 

 

 

Islam melarang sikap menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

 

 

Islam melarang “al-ghayah tubarrirul wasilah”.

 

 

Yaitu untuk mencapai tujuan, cara apa pun dibenarkan.

 

Islam mengajarkan tujuan yang baik, harus dicapai dengan cara baik pula.

 

 

Haram dalam syariat Islam tidak terpengaruh oleh tujuan dan niat.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

"Sesungguhnya Allah Maha  Baik dan hanya menerima yang baik pula.”

 

 

 

"Kemudian ada pria datang dari jauh.

 

Rambutnya tidak terurus penuh dengan debu.

 

Dia mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berdoa:

 

 

Ya Tuhanku, ....

 

Padahal makanannya haram.

 

Minumannya haram.

 

Pakaiannya haram.

 

Dan diberi makan dengan barang haram pula.

 

 

Maka bagaimana mungkin doanya itu dikabulkan?"

 

Rasulullah bersabda,

 

"Barang siapa mengumpulkan uang dari jalan haram.

 

 

Kemudian dia sedekahkan harta itu.

 

Dia tidak akan mendapat pahala.

 

 

Bahkan dosanya akan menimpa dia. "

 

 

 

Rasulullah bersabda,

 

Kejahatan tak bisa dihapus dengan kejahatan.

 

Tetapi kejahatan bisa dihapus dengan kebaikan.

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.      Yusuf Qardhawi. Halal dan haram dalam lslam. Alih bahasa Muammal Hamidy. Penerbit Bina llmu, 1993.

 

0 comments:

Post a Comment