TAK BOLEH MENGUBAH FATIHAH MESKIPUN SALAT SENDIRI
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M
Al-Quran
surah Fatihah (surah ke-1) ayat 1-7.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Yang menguasai di Hari Pembalasan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ
نَسْتَعِينُ
Hanya Engkau yang kami sembah,
dan hanya kepada Engkau kami minta pertolongan.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ
Tunjuki kami jalan yang lurus.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ
عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(Yaitu)
Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Meskipun salat sendirian.
Tak dibenarkan mengubah
kata “kami” menjadi “saya”.
Hal ini memberi kesan.
Bahwa “keakuan” seorang
Muslim.
Secara konsep harus lebur
dalam “aku-aku” yang lain.
Dan harus selalu bersama orang
atau mahluk lain.
Kebersamaan itu
menghasilkan terikatnya seorang Muslim dengan sesama manusia.
Sehingga dapat merasakan penderitaan
orang lain.
Bagaikan satu jasad yang punya
organ-organ.
Sehingga seluruh jasad akan
merasakan keluhan organ lain.
Yang terkecil sekalipun.
(Sumber Quraish Shihab)
0 comments:
Post a Comment