CUMA 49
TAHUN DUBAI GURUN JADI PENCAKAR LANGIT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Dubai
adalah kota paling banyak berubah.
Kota
pesisir di Uni Emirat Arab banyak berubah.
From
nothing to something.
Mengalahkan
ibu kotanya sendiri.
Yaitu Abu
Dhabi.
Hanya dalam
49 tahun.
Dubai
bersolek.
Dari kota
pesisir gersang.
Menjadi
metropolis futuristik.
Beberapa
tahun lalu.
Mungkin
hanya segelintir orang.
Menyambangi
Dubai untuk liburan.
Tapi kini
Dubai menggaungkan namanya.
Sebagai
destinasi wisata.
Tak hanya
sebagai lokasi transit antar benua.
Kini
hampir semua hal.
“Yang paling…”
Atau “Yang
ter…”
Ada di
Dubai.
Misalnya:
1. Gedung tertinggi di dunia.
2. Hotel termewah di dunia.
3. Mall terbesar di dunia.
4. Indoor ski terbesar di dunia.
5. Aquarium terbesar di dunia.
6. Air mancur menari terbesar di dunia.
7. Dan lainnya.
Artinya kunjungan
ke Dubai.
Masuk catatan
sejarah.
Bagi tiap
wisatawan.
Yaitu pernah
menyambangi kota.
Dengan rekor
“wah”.
Yang telah
disandangnya.
Dubai peringkat
ke-4.
Kota yang
paling sering dikunjungi di dunia.
Dubai menyenangkan untuk dieksplorasi.
Saat siang
dan malam.
Saat matahari
terbit.
Jalanan
Dubai mulai dipadati warga.
Dan
wisatawan.
Menjalani
aktivitas.
Ada
beberapa tempat yang wajib Anda datangi saat siang.
Burj
Khalifa saat ini gedung tertinggi di dunia.
Menjulang 829,8
meter di atas permukaan tanah.
Atau 2.717
meter di atas permukaan laut.
Burj
Khalifa tingginya 2 kali Menara Eiffel,
Paris.
Dan lebih
tinggi daripadA Gunung Bromo.
Jika diukur
dari permukaan laut.
Miracle
Garden adalah salah satu tempat paling instagramable di Dubai.
Dengan
lebih dari 45 juta bunga.
Dan
pesawat Emirates dipenuhi bunga.
Bastakia
Quarter disebut Old Dubai.
Tempat ini
menyimpan banyak museum.
Mulai dari
kopi, perangko, koin.
Sampai
museum sejarah Dubai.
Dubai saat
malam.
Saat matahari mulai terbenam.
Warna-warni
Dubai makin terlihat.
SEJARAH
DUBAI UNI EMIRAT ARAB
Selama ratusan tahun.
Penduduknya menetap.
Dalam pemukiman kecil.
Di tepi sungai.
Menyambung hidup.
Menjadi nelayan dan penyelam
mutiara.
Tahun 1950.
Titik balik Dubai terjadi tahun
1950.
Saat minyak ditemukan.
Emas hitam mengubah wajah Dubai
selamanya.
Sheikh Rashid bin Saeed Al Maktoum.
Mulai perkembangan Dubai.
Mengubah kota kluster hunian kecil di tepi sungai.
Menjadi kota pelabuhan modern.
Dan pusat perdagangan.
Sheikh Rashid mengembangkan infrastruktur.
Untuk mendukung Dubai.
Menjadi pusat bisnis terkemuka.
Tahun 1971.
Uni Emirat Arab dibentuk.
Untuk menjaga kemakmuran.
Ada 7 Emir bergabung dalam UEA.
Yaitu:
1. Abu Dhabi.
2. Ajman.
3. Dubai.
4. Fujairah.
5. Ras al-Khaimah.
6. Sharjah.
7. Umm al-Qawaoin.
Dubai tak berpuas diri dengan minyak.
Ambisi Sheikh Rashid.
Menjadikan Dubai kota perdagangan, industry.
Dan tujuan wisata kelas dunia.
Pemimpin visioner itu sadar.
Suatu hari minyak akan habis.
"Kakek saya mengendarai unta.
Ayah saya
mengendarai unta.
Saya
mengendarai Mercedes.
Putera saya mengendarai Land Rover.
Puteranya akan mengendarai Land Rover.
Tapi anak keturunannya.
Akan akan mengendarai unta lagi," ujar Sheikh
Rashid.
Dia sadar bahwa minyak tidak abadi.
Tahun 1994.
Dibangun Burj Al Arab.
Gedung setinggi 321 meter.
Di pulau buatan Teluk Persia.
Burj Al Arab disebut hotel paling mewah di dunia.
Dubai tak puas.
Tahun 2004.
Dibangun gedung pencakar langit paling tinggi di
dunia.
Cuma butuh 5 tahun.
Untuk merampungkannya.
Inilah Burj Khalifa.
Gedung setinggi 828 meter.
"Kata tidak mungkin.
Tidak ada dalam kamus di Dubai," kata Sheikh
Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Penguasa Dubai saat ini.
Dan dia
benar-benar membuktikannya.
Tahun 1991.
Dubai hanya punya 1 gedung pencakar langit.
Kini lebih dari 400 gedung tinggi menjulang di Dubai.
Sensus tahun 2018.
Penduduk Dubai berjumlah 3,1 juta orang.
Penduduk aslinya.
Yang biasa disebut Emirati.
Kurang dari 20 persennya.
"Masyarakat Dubai terdiri atas banyak etnis dan latar belakang.
Penduduk asli Emirati hanya 20 persen.
Sisanya mereka memilih Dubai.
Sebagai tempat tinggal.
Dan mencari nafkah.
Dubai menjadi kota multicultural.
Dan penuh toleransi.
Banyak orang tertarik datang dan berinvestasi.
Karena situasi keamanan kondusif.
"Di Dubai sangat aman.
Coba tinggalkan ponsel di meja saat makan siang.
Ponsel itu akan tetap di sana.
Malah mejanya yang sudah diduduki orang," kata
petugas travel.
(Sumber merdeka.com)
0 comments:
Post a Comment