Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, July 3, 2024

34002. ARTI POLITIK BELAH BAMBU DAN DUREN

 


ARTI POLITIK BELAH BAMBU DAN BELAH DUREN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Tanda Masyarakat Cerdas.

 

1)        Dalam menghadapi masalah orientasi cari Solusi masalah.

 

2)        Bukan mempersoalkan masalah.

 

3)        Biaya dalam menyelesaikan masalah, murah dan efektif.

 

Baik biaya sosial, ekonomi, dan politik.

 

4)        Tepat dan cermat waktu dalam menyelesaikan masalah.

 

5)        Tidak melebar kemana-mana atau membiarkan ditelan waktu.

 

6)        Dalam menyelesaikan masalah tidak melanggar aturan dan etika.

 

(M. Nuh, mantan Mendikbud)

 

 

B. Teori Belah Bambu

 

1)        Ketika orang membelah bambu.

 

2)        Biasanya belahan bambu yang satu diangkat ke atas dengan tangan, sedangkan belahan lain diinjak ke bawah dengan kaki.

 

3)        Pada giliran berikutnya, belahan bambu yang tadi diinjak akan diangkat, sedangkan belahan yang sudah diangkat sekarang diinjak.

 

 

4)        Dalam rangka melanggengkan kekuasaan tidak jarang suatu pemerintahan menggunakan teori belah bambu.

 

5)        Sebagian kelompok diinjak, sedangkan sebagian kelompok lain diangkat.

 

 

6)        Pemakaian teori itu.

Untuk melemahkan pihak yang dianggap membahayakan kekuasaan.

 

7)        Teori ini dipakai untuk melanggengkan kekuasaan.

 

8)        Kondisi masyarakat yang cair, sangat memungkinkan upaya melanggengkan kekuasaan dengan segala cara.

9)        Misalnya, kelompok anti pemerintah, akan dilemahkan.

 

10)  Bahkan partai politik yang diharapkan bisa kritispun dilemahkan.

 

 

11)  Jika hal seperti ini terjadi, sungguh kondisi sangat menakutkan bagi perbaikan bangsa.

 

12)  Kalau semua pihak sudah lemah, maka tinggal mengeruk semua kekayaan alam kita dengan berbagai keputusan yang merugikan rakyat dan bangsa.

 

 

C. Politik Belah Duren

 

1)        Buah duren buah enak dimakan dan punya aroma nikmat sangat menyengat dan menggiurkan.

2)        Politik Belah Duren.

Membagi kekuasaan dengan menyiarkan pada masyarakat.

 

Seolah-olah semua rakyat akan menikmatinya.

 

Dengan semboyan kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat.

 

3)        Padahal yang sebenarnya terjadi.

Semua keputusan, fasilitas, kenikmatan, dan kekuasaan.

 

Hanya dinikmati kelompok mereka saja.

Tapi kelompok lain.

Hanya terima janji manis belaka.

 

4)        Semua kenikmatan hanya dimiliki kelompok mereka saja.

 

Tapi sebagian besar rakyat.

Hanya dapatn aroma menyengat dan membius saja.

 

Sebab buahnya sudah dinikmati.

Oleh orang terdekat.

Dengan mudah mendapatkan.

 

D. Politik Pecah Belah

 

1.        Cara dapat dan jaga kekuasaan.

Dengan pecah belah masyarakat.

 

2.        Kelompok besar dipecah jadi kelompok kecil.

 

Gampang diatur dan dikalahkan.

 

3.        Cara memecah belah kelompok:

 

1)             Menciptakan perpecahan dalam masyarakat.

Untuk mencegah kekuatan yang dapat menentang kekuasaan.

 

2)             Membantu dan mempromosikan orang atau kelompok yang mau bekerja sama dengan kekuasaan.

 

3)             Mendorong ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok masyarakat.

 

 

4)             Mendorong masyarakat agar menjadi konsumtif sehingga mengurangi kekayaan dan kemampuan masyarakat.

 

 

E. Politik Adu Domba

 

1.        Domba adalah nama binatang

 

2.        Politik Adu domba adalah cara menjaga dan memperoleh kekuasaan dengan sengaja membuat dan menciptakan permusuhan atau konflik di antara masyarakat.

 

 

3.        Sebagian kelompok sengaja diadu dengan sebagian kelompok yang lain dengan tujuan agar mereka menjadi lemah,

sehingga gampang diatur dan dikalahkan.

 

4.        Pihak-pihak atau orang-orang yang bersedia bekerja sama dengan kekuasaan, dibantu atau dipromosikan, pada saat yang sama mereka yang tidak bersedia bekerjasama, dipinggirkan.

 

5.        Ketidakpercayaan terhadap pucuk pimpinan partai atau kelompoknya sengaja diciptakan agar partai atau kelompok tersebut tidak tumbuh besar dan solid.

 

 

6.        Adakalanya tidak hanya ketidakpercayaan, bahkan permusuhan pun disemai.

 

7.        Teknik yang digunakan adalah agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah.

 

 

8.        Dan praktik itu menjadi sangat subur di tengah perang media yang bebas tak terkendali.

 

9.        Belanda penjajah itu misalnya, menggandeng beberapa pribumi untuk menjadi karyawan mereka, diberi kehidupan yang layak, tapi sadar atau tidak, mereka dikondisikan untuk mengkhianati bangsanya sendiri.

 

 

10.   Raja di sebuah kerajaan diadu domba dengan raja lain, yang pada akhirnya menimbulkan peperangan dan perpecahan.

 

11.   Di tengah masyarakat kita dewasa ini, di tengah media yang sangat liberal, praktik adu domba itu menjadi tontotan sehari-hari.

 

 

12.   Kita secara vulgar disuguhi berita-berita tentang perseteruan antar kelompok untuk memperebutkan kekuasaan, saling tuding, saling caci-maki, saling sikut dengan intrik-intrik politik yang sangat kasar dan kejam.

 

13.   Penggiringan isu dilakukan sedemikian rupa untuk saling menghancurkan.

 

 

14.   Kalau masyarakat kita suka diadu-adu, mudah terpancing isu, melalap mentah-mentah berbagai desas-desus sehingga tanpa pikir panjang langsung terlibat dalam konflik, maka kita sebenarnya masih hidup seperti di zaman VOC Belanda, atau kita seperti domba yang siap diadu kapan saja dan di mana saja.

 

 

(Dari berbagai sumber)

34001. TANDA TANDA WARGA NEGARA CERDAS

 




TANDA TANDA WARGA NEGARA SUDAH  CERDAS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Tanda Masyarakat Cerdas.

 

1)        Dalam menghadapi masalah orientasi cari Solusi masalah.

 

2)        Bukan mempersoalkan masalah.

 

3)        Biaya dalam menyelesaikan masalah, murah dan efektif.

 

Baik biaya sosial, ekonomi, dan politik.

 

4)        Tepat dan cermat waktu dalam menyelesaikan masalah.

 

5)        Tidak melebar kemana-mana atau membiarkan ditelan waktu.

 

6)        Dalam menyelesaikan masalah tidak melanggar aturan dan etika.

 

(M. Nuh, mantan Mendikbud)

 

 

B. Teori Belah Bambu

 

1)        Ketika orang membelah bambu.

 

2)        Biasanya belahan bambu yang satu diangkat ke atas dengan tangan, sedangkan belahan lain diinjak ke bawah dengan kaki.

 

3)        Pada giliran berikutnya, belahan bambu yang tadi diinjak akan diangkat, sedangkan belahan yang sudah diangkat sekarang diinjak.

 

 

4)        Dalam rangka melanggengkan kekuasaan tidak jarang suatu pemerintahan menggunakan teori belah bambu.

 

5)        Sebagian kelompok diinjak, sedangkan sebagian kelompok lain diangkat.

 

 

6)        Pemakaian teori itu.

Untuk melemahkan pihak yang dianggap membahayakan kekuasaan.

 

7)        Teori ini dipakai untuk melanggengkan kekuasaan.

 

8)        Kondisi masyarakat yang cair, sangat memungkinkan upaya melanggengkan kekuasaan dengan segala cara.

9)        Misalnya, kelompok anti pemerintah, akan dilemahkan.

 

10)  Bahkan partai politik yang diharapkan bisa kritispun dilemahkan.

 

 

11)  Jika hal seperti ini terjadi, sungguh kondisi sangat menakutkan bagi perbaikan bangsa.

 

12)  Kalau semua pihak sudah lemah, maka tinggal mengeruk semua kekayaan alam kita dengan berbagai keputusan yang merugikan rakyat dan bangsa.

 

 

C. Politik Belah Duren

 

1)        Buah duren buah enak dimakan dan punya aroma nikmat sangat menyengat dan menggiurkan.

2)        Politik Belah Duren.

Membagi kekuasaan dengan menyiarkan pada masyarakat.

 

Seolah-olah semua rakyat akan menikmatinya.

 

Dengan semboyan kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat.

 

3)        Padahal yang sebenarnya terjadi.

Semua keputusan, fasilitas, kenikmatan, dan kekuasaan.

 

Hanya dinikmati kelompok mereka saja.

Tapi kelompok lain.

Hanya terima janji manis belaka.

 

4)        Semua kenikmatan hanya dimiliki kelompok mereka saja.

 

Tapi sebagian besar rakyat.

Hanya dapatn aroma menyengat dan membius saja.

 

Sebab buahnya sudah dinikmati.

Oleh orang terdekat.

Dengan mudah mendapatkan.

 

D. Politik Pecah Belah

 

1.        Cara dapat dan jaga kekuasaan.

Dengan pecah belah masyarakat.

 

2.        Kelompok besar dipecah jadi kelompok kecil.

 

Gampang diatur dan dikalahkan.

 

3.        Cara memecah belah kelompok:

 

1)             Menciptakan perpecahan dalam masyarakat.

Untuk mencegah kekuatan yang dapat menentang kekuasaan.

 

2)             Membantu dan mempromosikan orang atau kelompok yang mau bekerja sama dengan kekuasaan.

 

3)             Mendorong ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok masyarakat.

 

 

4)             Mendorong masyarakat agar menjadi konsumtif sehingga mengurangi kekayaan dan kemampuan masyarakat.

 

 

E. Politik Adu Domba

 

1.        Domba adalah nama binatang

 

2.        Politik Adu domba adalah cara menjaga dan memperoleh kekuasaan dengan sengaja membuat dan menciptakan permusuhan atau konflik di antara masyarakat.

 

 

3.        Sebagian kelompok sengaja diadu dengan sebagian kelompok yang lain dengan tujuan agar mereka menjadi lemah,

sehingga gampang diatur dan dikalahkan.

 

4.        Pihak-pihak atau orang-orang yang bersedia bekerja sama dengan kekuasaan, dibantu atau dipromosikan, pada saat yang sama mereka yang tidak bersedia bekerjasama, dipinggirkan.

 

5.        Ketidakpercayaan terhadap pucuk pimpinan partai atau kelompoknya sengaja diciptakan agar partai atau kelompok tersebut tidak tumbuh besar dan solid.

 

 

6.        Adakalanya tidak hanya ketidakpercayaan, bahkan permusuhan pun disemai.

 

7.        Teknik yang digunakan adalah agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah.

 

 

8.        Dan praktik itu menjadi sangat subur di tengah perang media yang bebas tak terkendali.

 

9.        Belanda penjajah itu misalnya, menggandeng beberapa pribumi untuk menjadi karyawan mereka, diberi kehidupan yang layak, tapi sadar atau tidak, mereka dikondisikan untuk mengkhianati bangsanya sendiri.

 

 

10.   Raja di sebuah kerajaan diadu domba dengan raja lain, yang pada akhirnya menimbulkan peperangan dan perpecahan.

 

11.   Di tengah masyarakat kita dewasa ini, di tengah media yang sangat liberal, praktik adu domba itu menjadi tontotan sehari-hari.

 

 

12.   Kita secara vulgar disuguhi berita-berita tentang perseteruan antar kelompok untuk memperebutkan kekuasaan, saling tuding, saling caci-maki, saling sikut dengan intrik-intrik politik yang sangat kasar dan kejam.

 

13.   Penggiringan isu dilakukan sedemikian rupa untuk saling menghancurkan.

 

 

14.   Kalau masyarakat kita suka diadu-adu, mudah terpancing isu, melalap mentah-mentah berbagai desas-desus sehingga tanpa pikir panjang langsung terlibat dalam konflik, maka kita sebenarnya masih hidup seperti di zaman VOC Belanda, atau kita seperti domba yang siap diadu kapan saja dan di mana saja.

 

 

(Dari berbagai sumber)