Friday, June 20, 2025

41003. MANUSIA WAJIB BERUSAHA UBAH NASIB

 


MANUSIA WAJIB BERUSAHA MENGUBAH NASIB

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 11.


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

Bagi manusia ada malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah kondisi mereka sendiri. Dan jika Allah menghendaki keburukan pada sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

 

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah kondisi mereka sendiri.

 

Ibnu Katsir jelaskan.

 

Allah tidak mengubah nikmat.

Yang diberikan pada suatu kaum.

 

Kecuali mereka sendiri mengubahnya.

Dengan jadi kufur atau maksiat.

 

Al-Maraghi menafsirkan.

Perubahan nasib atau keadaan.

Tak bisa terjadi.

 

Kecuali manusia mengubah sikap, akhlak, dan amal mereka.

 

Makna Umum:

 

1)        Pentingnya ikhtiar, usaha, dan perbaikan diri.

 

2)        Allah memberi manusia kemampuan dan kehendak bebas.

 

3)        Untuk memperbaiki hidupnya.

 

4)        Nasib buruk tak bisa dihindari hanya dengan doa.

 

5)        Tapi harus usaha nyata dan perubahan internal.

 

 

Tafsir Modern dan Kontekstual.

 

A.       Fokus perubahan internal.

 

Bahwa perubahan sejati.

Harus dimulai dari dalam.

 

Cara berpikir, niat, akhlak, dan pola hidup.

 

Dalam istilah modern.

Disebut "mindset" dan "self-discipline".

 

Keberhasilan hidup.

Tak ditentukan faktor luar semata.

 

Berupa nasib, takdir, dan sistem.

Tapi dari dalam diri sendiri.

1)                Apakah kita mau berubah?

 

2)                Apakah mau belajar, bekerja keras, dan memperbaiki akhlak?

 

B.       Tak pasrah pada keadaan.

 

1)        Ayat ini menolak sikap fatalis.

2)        Menolak pasrah tanpa usaha.

 

3)        Dalam budaya sebagian warga.

 

4)        Sering muncul ucapan:

"Yah, memang nasib saya begini."

 

5)        Allah justru mendorong manusia proaktif mengubah keadaan.

 

Contoh modern:

 

1)        Orang miskin yang mau belajar dan bekerja keras.

Bisa keluar dari kemiskinan.

 

2)        Suatu bangsa yang ingin maju.

Harus membangun sistem pendidikan, integritas, dan kerja sama.

 

C.       Relevansi sosial dan politik.

 

Dalam konteks bangsa.

Ayat ini sangat relevan:

 

Bangsa lemah ingin berubah.

Jadi bangsa yang kuat.

 

Mulai mengubah moral, budaya kerja, dan kepemimpinan.

 

Contoh dunia nyata.

1)        Negara-negara maju alami transformasi besar.

2)        Sebab mau berubah: bekerja jujur, disiplin, menghargai ilmu, dan bersatu.

 

3)        Negara korup dan malas.

Tetap terpuruk.

Jika tak berubah dari dalam.

 

D.       Sejalan prinsip Psikologi Modern.

 

Psikolog modern.

William James dan Stephen Covey mengajarkan.

 

“Kita tak bisa kendalikan situasi.

 Tapi bisa kendalikan respons dan tindakan kita.”

 

Hal itu selaras dengan ayat ini.

Nasib manusia bisa berubah.

Jika ia mengubah cara pandang, sikap, dan usahanya.

 

Kesimpulan Tafsir Modern.

 

1)        Ayat ini mengajarkan empowerment (pemberdayaan diri).

 

2)        Allah tak ingin manusia hanya berdoa tanpa usaha.

 

3)        Tapi wajib berusaha keras dan memperbaiki diri.

 

4)        Perubahan sosial dan kemajuan bangsa.

Dimulai mengubah karakter dan akhlak individu.

 

 

Sumber

1)        Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.

2)        ChatGPT.

 

3)        Copilot.

4)        Cici.

 

5)        Claude.

6)        Grok.

 

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment