Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, February 11, 2018

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

694. MATAHARI

SALAT GERHANA MATAHARI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat gerhana matahari menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Gerhana bulan adalah cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena titik pusat geometri bulan, bumi, dan matahari terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya.
      Gerhana matahari adalah saat bulan terletak di tengah-tengah jarak antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi.
      Al-Quran surah Fussilat, surah ke-41 ayat 37.

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

       “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”
        Ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari , umat Islam disunahkan mengerjakan salat gerhana bulan dan salat gerhana matahari. Salat gerhana  bulan dan salat gerhana matahari hukumnya sunah istimewa, artinya sunah yang istimewa karena boleh dikerjakan sendirian maupun secara berjamaah.
      Diriwayatkan bahwa telah terjadi gerhana matahari pada hari wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad dengan Maria Qibti. Orang-orang berkata,”Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim, putra Nabi Muhammad, kemudian Nabi bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan bukanlah karena kematian atau kelahiran seseorang. Jika kamu melihat gerhana, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sampai selesainya gerhana.”
      Salat gerhana matahari terdapat tiga cara seperti berikut ini.
      Cara pertama, mengerjakan salat gerhana matahari minimal dua rakaat, caranya  seperti salat sunah yang lain.
      Cara kedua, mengerjakan salat gerhana matahari sebanyak 2 rakaat, dengan membaca surah Al-Fatihah 4 kali, rukuk 4 kali, duduk di antara 2 sujud 2 kali, dan 4 kali sujud. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya.
      Caranya seperti berikut ini. Ke-1, pada rakaat pertama berniat salat gerhana matahari. Ke-2, takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi pundak. Ke-3, mengucapkan surah Al-Fatihah. Ke-4, mengerjakan gerakan rukuk. Ke-5, berdiri tegak kembali dan mengucapkan surah Al-Fatihah lagi.
      Ke-6, melakukan gerakan rukuk lagi. Ke-7, mengerjakan iktidal, yaitu bangkit dari rukuk. Ke-8, mengerjakan sujud pertama. Ke-9, duduk di antara dua sujud. Ke-10, melakukan sujud kedua. Ke-11, berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua, caranya sama dengan rakaat pertama. Ke-12, duduk tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri.
      Cara ketiga, mengerjakan salat gerhana matahari seperti cara kedua dengan berdiri agak lama ditambah membaca surah yang panjang dengan suara keras dan rukuk yang agak lama. Setelah salat gerhana matahari disunahkan ada orang yang berkhotbah memberikan nasihat untuk bertakwa dan beramal kebaikan lainnya
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

Saturday, February 10, 2018

693. ADHA

SALAT IDUL ADHA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat iduladha menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Salat idulfitri adalah salat pada hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibdah puasa selama bulan Ramadan, sedangkan salat iduladha adalah salat pada tanggal 10 bulan Zulhijah. Salat idulfitri dan salat idul adha hukumnya sunah “muakkad” (sunah yang lebih tinggi).
      Salat berjamaah adalah salat yang dilaksanakan bersama-sama dengan mengikuti imam. Jika dua orang atau lebih salat bersama-sama dengan salah seorang di antara mereka menjadi imam (pemimpin), sedangkan orang yang lain menjadi makmum (pengikut), maka mereka dinamakan salat berjamaah.
     Rukun dan syarat salat idulfitri dan salat iduladha sama dengan rukun dan syarat salat yang lainnya.
      Salat idulfitri dan salat iduladha disunahkan beikut ini.
      Ke-1, salat dikerjakan secara berjamaah. Ke-2, salat dilaksanakan di lapangan terbuka. Ke-3, salat diikuti oleh semua orang dalam segala umur termasuk wanita yang haid boleh hadir untuk mendengarkan khotbah, tetapi wanita haid dilarang ikut salat.
       Ke-4, pada rakaat pertama mengucapkan takbir tujuh kali setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca “taawuz”. Ke-5, pada rakaat pertama membaca surah Qaf (surah ke-50) dan membaca surah Al-Qamar (surah ke-54) pada rakaat kedua atau membaca surah Al-A’la (surah ke-87) pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah (surah ke-88) pada rakaat kedua.
      Ke-6, berkhotbah dua kali setelah salat, caranya seperti khotbah Jumat. Ke-7, khotbah pertama dimulai dengan sembilan takbir dan puji-pujian kepada Allah. Ke-8, khotbah idulfitri berisi penjelsan tentang zakat fitrah dan pada salat iduladha tentang kurban.
      Ke-9, pada rakaat kedua mengucapkan takbir lima kali selain takbir waktu bangkit berdiri. Ke-10, mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi bahu setiap takbir. Ke-11, membaca “tasbih” di antara beberapa takbir.
      Ke-12, disunahkan mandi, berhias, dan memakai wangi-wangian sebelum berangkat salat. Ke-13, pada salat idul fitri disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat salat, pada salat iduladha disunahkan tidak makan sebelum salat.
      Ke-14, berangkat dan pulang dari tempat salat melalui jalan yang berbeda. Ke-15, disunahkan bertakbir pada idul fitri sejak matahari terbenam sampai pelaksanaan salat idul fitri, pada salat iduladha bertakbir setiap selesai salat fardu sampai selesai hari tasyrik.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

693. ADHA

SALAT IDUL ADHA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat iduladha menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Salat idulfitri adalah salat pada hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibdah puasa selama bulan Ramadan, sedangkan salat iduladha adalah salat pada tanggal 10 bulan Zulhijah. Salat idulfitri dan salat idul adha hukumnya sunah “muakkad” (sunah yang lebih tinggi).
      Salat berjamaah adalah salat yang dilaksanakan bersama-sama dengan mengikuti imam. Jika dua orang atau lebih salat bersama-sama dengan salah seorang di antara mereka menjadi imam (pemimpin), sedangkan orang yang lain menjadi makmum (pengikut), maka mereka dinamakan salat berjamaah.
     Rukun dan syarat salat idulfitri dan salat iduladha sama dengan rukun dan syarat salat yang lainnya.
      Salat idulfitri dan salat iduladha disunahkan beikut ini.
      Ke-1, salat dikerjakan secara berjamaah. Ke-2, salat dilaksanakan di lapangan terbuka. Ke-3, salat diikuti oleh semua orang dalam segala umur termasuk wanita yang haid boleh hadir untuk mendengarkan khotbah, tetapi wanita haid dilarang ikut salat.
       Ke-4, pada rakaat pertama mengucapkan takbir tujuh kali setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca “taawuz”. Ke-5, pada rakaat pertama membaca surah Qaf (surah ke-50) dan membaca surah Al-Qamar (surah ke-54) pada rakaat kedua atau membaca surah Al-A’la (surah ke-87) pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah (surah ke-88) pada rakaat kedua.
      Ke-6, berkhotbah dua kali setelah salat, caranya seperti khotbah Jumat. Ke-7, khotbah pertama dimulai dengan sembilan takbir dan puji-pujian kepada Allah. Ke-8, khotbah idulfitri berisi penjelsan tentang zakat fitrah dan pada salat iduladha tentang kurban.
      Ke-9, pada rakaat kedua mengucapkan takbir lima kali selain takbir waktu bangkit berdiri. Ke-10, mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi bahu setiap takbir. Ke-11, membaca “tasbih” di antara beberapa takbir.
      Ke-12, disunahkan mandi, berhias, dan memakai wangi-wangian sebelum berangkat salat. Ke-13, pada salat idul fitri disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat salat, pada salat iduladha disunahkan tidak makan sebelum salat.
      Ke-14, berangkat dan pulang dari tempat salat melalui jalan yang berbeda. Ke-15, disunahkan bertakbir pada idul fitri sejak matahari terbenam sampai pelaksanaan salat idul fitri, pada salat iduladha bertakbir setiap selesai salat fardu sampai selesai hari tasyrik.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

693. ADHA

SALAT IDUL ADHA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat iduladha menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Salat idulfitri adalah salat pada hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibdah puasa selama bulan Ramadan, sedangkan salat iduladha adalah salat pada tanggal 10 bulan Zulhijah. Salat idulfitri dan salat idul adha hukumnya sunah “muakkad” (sunah yang lebih tinggi).
      Salat berjamaah adalah salat yang dilaksanakan bersama-sama dengan mengikuti imam. Jika dua orang atau lebih salat bersama-sama dengan salah seorang di antara mereka menjadi imam (pemimpin), sedangkan orang yang lain menjadi makmum (pengikut), maka mereka dinamakan salat berjamaah.
     Rukun dan syarat salat idulfitri dan salat iduladha sama dengan rukun dan syarat salat yang lainnya.
      Salat idulfitri dan salat iduladha disunahkan beikut ini.
      Ke-1, salat dikerjakan secara berjamaah. Ke-2, salat dilaksanakan di lapangan terbuka. Ke-3, salat diikuti oleh semua orang dalam segala umur termasuk wanita yang haid boleh hadir untuk mendengarkan khotbah, tetapi wanita haid dilarang ikut salat.
       Ke-4, pada rakaat pertama mengucapkan takbir tujuh kali setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca “taawuz”. Ke-5, pada rakaat pertama membaca surah Qaf (surah ke-50) dan membaca surah Al-Qamar (surah ke-54) pada rakaat kedua atau membaca surah Al-A’la (surah ke-87) pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah (surah ke-88) pada rakaat kedua.
      Ke-6, berkhotbah dua kali setelah salat, caranya seperti khotbah Jumat. Ke-7, khotbah pertama dimulai dengan sembilan takbir dan puji-pujian kepada Allah. Ke-8, khotbah idulfitri berisi penjelsan tentang zakat fitrah dan pada salat iduladha tentang kurban.
      Ke-9, pada rakaat kedua mengucapkan takbir lima kali selain takbir waktu bangkit berdiri. Ke-10, mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi bahu setiap takbir. Ke-11, membaca “tasbih” di antara beberapa takbir.
      Ke-12, disunahkan mandi, berhias, dan memakai wangi-wangian sebelum berangkat salat. Ke-13, pada salat idul fitri disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat salat, pada salat iduladha disunahkan tidak makan sebelum salat.
      Ke-14, berangkat dan pulang dari tempat salat melalui jalan yang berbeda. Ke-15, disunahkan bertakbir pada idul fitri sejak matahari terbenam sampai pelaksanaan salat idul fitri, pada salat iduladha bertakbir setiap selesai salat fardu sampai selesai hari tasyrik.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

693. ADHA

SALAT IDUL ADHA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat iduladha menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Salat idulfitri adalah salat pada hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibdah puasa selama bulan Ramadan, sedangkan salat iduladha adalah salat pada tanggal 10 bulan Zulhijah. Salat idulfitri dan salat idul adha hukumnya sunah “muakkad” (sunah yang lebih tinggi).
      Salat berjamaah adalah salat yang dilaksanakan bersama-sama dengan mengikuti imam. Jika dua orang atau lebih salat bersama-sama dengan salah seorang di antara mereka menjadi imam (pemimpin), sedangkan orang yang lain menjadi makmum (pengikut), maka mereka dinamakan salat berjamaah.
     Rukun dan syarat salat idulfitri dan salat iduladha sama dengan rukun dan syarat salat yang lainnya.
      Salat idulfitri dan salat iduladha disunahkan beikut ini.
      Ke-1, salat dikerjakan secara berjamaah. Ke-2, salat dilaksanakan di lapangan terbuka. Ke-3, salat diikuti oleh semua orang dalam segala umur termasuk wanita yang haid boleh hadir untuk mendengarkan khotbah, tetapi wanita haid dilarang ikut salat.
       Ke-4, pada rakaat pertama mengucapkan takbir tujuh kali setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca “taawuz”. Ke-5, pada rakaat pertama membaca surah Qaf (surah ke-50) dan membaca surah Al-Qamar (surah ke-54) pada rakaat kedua atau membaca surah Al-A’la (surah ke-87) pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah (surah ke-88) pada rakaat kedua.
      Ke-6, berkhotbah dua kali setelah salat, caranya seperti khotbah Jumat. Ke-7, khotbah pertama dimulai dengan sembilan takbir dan puji-pujian kepada Allah. Ke-8, khotbah idulfitri berisi penjelsan tentang zakat fitrah dan pada salat iduladha tentang kurban.
      Ke-9, pada rakaat kedua mengucapkan takbir lima kali selain takbir waktu bangkit berdiri. Ke-10, mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi bahu setiap takbir. Ke-11, membaca “tasbih” di antara beberapa takbir.
      Ke-12, disunahkan mandi, berhias, dan memakai wangi-wangian sebelum berangkat salat. Ke-13, pada salat idul fitri disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat salat, pada salat iduladha disunahkan tidak makan sebelum salat.
      Ke-14, berangkat dan pulang dari tempat salat melalui jalan yang berbeda. Ke-15, disunahkan bertakbir pada idul fitri sejak matahari terbenam sampai pelaksanaan salat idul fitri, pada salat iduladha bertakbir setiap selesai salat fardu sampai selesai hari tasyrik.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

693. ADHA

SALAT IDUL ADHA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat iduladha menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan “rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
      Salat idulfitri adalah salat pada hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibdah puasa selama bulan Ramadan, sedangkan salat iduladha adalah salat pada tanggal 10 bulan Zulhijah. Salat idulfitri dan salat idul adha hukumnya sunah “muakkad” (sunah yang lebih tinggi).
      Salat berjamaah adalah salat yang dilaksanakan bersama-sama dengan mengikuti imam. Jika dua orang atau lebih salat bersama-sama dengan salah seorang di antara mereka menjadi imam (pemimpin), sedangkan orang yang lain menjadi makmum (pengikut), maka mereka dinamakan salat berjamaah.
     Rukun dan syarat salat idulfitri dan salat iduladha sama dengan rukun dan syarat salat yang lainnya.
      Salat idulfitri dan salat iduladha disunahkan beikut ini.
      Ke-1, salat dikerjakan secara berjamaah. Ke-2, salat dilaksanakan di lapangan terbuka. Ke-3, salat diikuti oleh semua orang dalam segala umur termasuk wanita yang haid boleh hadir untuk mendengarkan khotbah, tetapi wanita haid dilarang ikut salat.
       Ke-4, pada rakaat pertama mengucapkan takbir tujuh kali setelah membaca doa iftitah dan sebelum membaca “taawuz”. Ke-5, pada rakaat pertama membaca surah Qaf (surah ke-50) dan membaca surah Al-Qamar (surah ke-54) pada rakaat kedua atau membaca surah Al-A’la (surah ke-87) pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah (surah ke-88) pada rakaat kedua.
      Ke-6, berkhotbah dua kali setelah salat, caranya seperti khotbah Jumat. Ke-7, khotbah pertama dimulai dengan sembilan takbir dan puji-pujian kepada Allah. Ke-8, khotbah idulfitri berisi penjelsan tentang zakat fitrah dan pada salat iduladha tentang kurban.
      Ke-9, pada rakaat kedua mengucapkan takbir lima kali selain takbir waktu bangkit berdiri. Ke-10, mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau setinggi bahu setiap takbir. Ke-11, membaca “tasbih” di antara beberapa takbir.
      Ke-12, disunahkan mandi, berhias, dan memakai wangi-wangian sebelum berangkat salat. Ke-13, pada salat idul fitri disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat salat, pada salat iduladha disunahkan tidak makan sebelum salat.
      Ke-14, berangkat dan pulang dari tempat salat melalui jalan yang berbeda. Ke-15, disunahkan bertakbir pada idul fitri sejak matahari terbenam sampai pelaksanaan salat idul fitri, pada salat iduladha bertakbir setiap selesai salat fardu sampai selesai hari tasyrik.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online