Friday, July 14, 2017

133. BACA

PERINTAH MEMBACA,
PERINTAH YANG AMAT PENTING
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Beberapa orang bertanya,”Mengapa wahyu pertama Al-Quran yang berisi perintah “membaca” diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tidak pandai membaca dan menulis? Profesor Quraish Shihab menjelaskan tentang turunnya wahyu pertama.
      Bulan Ramadan disebut juga “Bulan Iqra”. Karena diturunkan wahyu pertama “iqra” atau “perintah membaca”. Perintah membaca amat penting, sampai diulangi dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.
      Al-Quran surah Al-Alaq. Surah ke-96 ayat 1-5. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
      Kata “iqra” diambil dari “qara’a” yang pada awalnya bermakna “menghimpun”. Kata “Iqra” dapat diartikan “menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri sesuatu”.
      Malaikat Jibril turun menjumpai Nabi Muhammad. Menyampaikan wahyu dari Allah. Malaikat Jibril berkata, ”Iqra” artinya “Bacalah”. Nabi menjawab,”Ma, aqra.” Artinya,“ Apa yang harus saya baca?” 
      Tak ada penjelasan tentang “objek” atau “sesuatu” yang dibaca dalam perintah tersebut. Perintah “membaca” tidak dikaitkan dengan “objek” tertentu. Bisa disimpulkan objeknya bersifat umum. Mencakup segala sesuatu yang dapat dibaca.
     Perintah “Iqra” bisa bermakna “membaca, menghimpun, menyampaikan, menelaah, meneliti, mendalami, mengetahui ciri segala sesuatu”. Termasuk membaca kitab suci, koran ,majalah, alam raya, masyarakat, dan apa pun. Tetapi, semuanya harus dikaitkan dengan “Bismi rabbika” atau “ Demi Allah”.
      Perintah “Iqra” atau “Bacalah” yang kedua dirangkaikan dengan “Warabbuka al-akram”. Yang bermakna “Tuhanmu Yang Maha Pemurah”. Siapa pun yang “membaca” karena Allah akan memperoleh anugerah kemurahan berupa pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru meskipun objeknya sama.
      Dengan membaca Al-Quran selalu terdapat penafsiran dan pengembangan baru. Walaupun ayat Al-Quran yang dibaca tetap sama. Termasuk “membaca” alam raya akan selalu bermunculan ilmu dan penemuan terbaru.
    Perintah “membaca” merupakan perintah yang amat berharga yang pernah diterima umat manusia. Membaca adalah syarat utama dalam membangun peradaban. Suatu saat mungkin muncul istilah manusia adalah “makhluk membaca”, di samping “makhluk sosial” dan “makhluk berpikir”.
       Akhirnya, kembali kepada kita masing-masing. Bagaimana minat baca dalam diri kita? Apakah sudah tersedia bacaan yang “baik” dan “bermutu?” Apakah kita masih sempat membaca?
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment