HATI NURANI MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang makna hati nurani manusia ?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Al-Quran surah An-Nisa, surah ke-4 ayat 94.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ ۚ كَذَٰلِكَ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu, “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
"Assalamualaikum," ucap seseorang, dan ternyata lawan bicara yang diberinya salam tidak segera menyambut salam tersebut. “Ini pasti musuh,” muncul bisikan dalam hati nuraninya, dan seketika itu pula dihunuslah pedangnya, maka si pengucap salam meninggal dunia.
Al-Quran pun turun menegur orang yang telah membunuh orang lain, “Jangan kamu bersikap curiga terhadap seseorang yang mengucapkan salam kepadamu, dengan mengatakan “Kamu bukan orang Islam”.
Bisikan hati nurani yang terdapat dalam diri seseorang sangat dihargai oleh Allah dan Rasul-Nya, sampai keraguan dalam beriman kepada Allah pun apabila itu adalah bisikan hati seseorang akan dibiarkan oleh Allah.
Janganlah menilai keikhlasan diri kita sendiri melebihi daripada keikhlasan orang yang berbeda pendapat dengan kita, sehingga Nabi bersabda,”Pernahkah kamu membelah dadanya untuk melihat isi hatinya?”. Oleh karena itu, biarlah masing-masing orang bertanggungjawab penuh atas pilihannya sendiri, karena ajaran Islam memberikan kebebasan terhadap bisikan hati nurani.
Pemaksaan terhadap hak bisikan hati nurani lebih berbahaya daripada pemaksaan terhadap jasmani, karena pemaksaan terhadap jasmani hanya membatasi sikap, ucapan, dan menyakiti tubuh fisik manusia, tetapi pemasungan terhadap bisikan hati nurani artinya menganggap orang tersebut bukan manusia.
Kebebasan pendapat hati nurani yang dianugerahkan kepada manusia dibarengi dengan tanggung jawab terhadap hati nurani itu sendiri, karena manusia akan menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun mengemukakan berbagai alasan.
Al-Quran surah Al-Qiyamah, surah ke-75 ayat 14-15.
بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ
“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya”.
Ajaran Islam menegaskan bahwa siapa pun yang berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri, dan sebaliknya orang yang berbuat keburukan maka keburukan itu akan kembali kepada dirinya, serta tidak seorang pun dapat memikul dosa yang dilakukan orang lain, meskipun kerabat terdekatnya.
Al-Quran surah Al-Zalzalah, surah ke-99 ayat 7-8.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
Al-Quran surah An-Najm, surah ke-53 ayat 38.
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ
“(Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain”.
Demikianlah agama Islam memberikan kebebasan penuh kepada bisikan hati nurani dan sekaligus meletakkan tanggung jawab di atas pundaknya.
Hati nurani dapat terbentuk oleh pandangan hidup dan lingkungan, karena itu pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar, sehingga apabila dalam kegiatan kemasyarakatan belum terdapat aturannya, maka tidak perlu gelisah dan menggerutu, karena hati nurani yang murni pasti mempunyai solusinya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment