Tuesday, July 3, 2018

923. ILMIAH

KEBENARAN ILMIAH AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kebenaran ilmiah Al-Quran menurut sains modern?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Ilmiah (menurut) KBBI V ialah bersifat ilmu atau secara ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan, sedangkan kebenaran adalah keadaan yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, sesuatu yang sungguh-sungguh, dan benar-benar ada.
     Kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang benar-benar ada sesuai dengan kaidah ilmu sains modern. Sains adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dan dipelajari.
       Salah satu ciri khas sains ialah tidak bersifat kekal, artinya sesuatu yang dianggap salah di masa lampau, dapat diakui kebenarannya apabila memang terbukti benar sesuai syarat kaidah ilmiah modern.
        Kebenaran ilmiah bersifat relatif dan mengandung arti yang sangat terbatas, lalu bagaimana caranya membandingkan sains modern dengan ayat-ayat Allah yang absolut, abadi, dan pasti benar?
      Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 185 menjelaskan bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk bagi manusia, penjelasan, dan pemisah antara kebenaran dengan kebatilan.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

     Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
      Al-Quran adalah kitab petunjuk bagi manusia, penjelasan, dan pemisah antara kebenaran dengan kebatilan, lalu bagaimana hubungan Al-Quran dengan sains modern?
       Sebaiknya, dalam membahas hubungan antara Al-Quran dengan sains modern  tidak melihat apakah teori relativitas terdapat dalam Al-Quran? Tetapi, dengan memperhatikan apakah terdapat ayat Al-Quran yang menghalangi, menghambat, dan bertentangan dengan kemajuan sains modern dan hasil penemuan ilmiah modern yang telah mapan?
      Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 43-44 memerintahkan manusia agar mempergunakan akal pikirannya.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

    Kami tidak mengutus sebelummu, selain orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan.
      Al-Quran surah Al-Qasas (surah ke-28) ayat 72 memerintahkan manusia agar mempergunakan akal pikirannya.

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

      Katakan,”Terangkan kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
     Para psikolog menjelaskan tiga tahap perkembangan kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam menilai suatu ide, gagasan, dan cita-cita.
      Tahap pertama, seseorang menilai baik atau buruknya suatu gagasan, ide, dan cita-cita dengan ukuran alam kebendaan atau materi berdasarkan pancainderanya.
     Tahap kedua, seseorang menilai ide, gagasan, dan cita-cita berdasarkan contoh teladan sang idola, artinya sesuatu bernilai baik atau buruk berdasarkan penilaian seorang tokoh panutannya.
     Tahap ketiga, fase kedewasaan, yaitu suatu penilaian suatu ide, gagasan, dan cita-cita berdasarkan nilai yang terdapat pada unsur ide, gagasan, dan cita-cita itu sendiri, tanpa terpengaruh faktor eksternal.
      Pada sejarah awal Islam, penilaian sekelompok umat Islam terhadap nilai gagasan, ide, dan cita-cita yang dibawa dalam Al-Quran berdasarkan diri pribadi Nabi Muhammad.
     Contohnya, ketika Nabi Muhammad diisukan wafat dalam Perang Uhud, maka sekelompok pasukan Islam langsung meninggalkan medan pertempuran, karena percaya Nabi Muhammad meninggal dunia.
      Sikap yang salah ini terjadi, karena pemahaman umat Islam baru sampai tahap kedua, yaitu menganggap nilai suatu ide, gagasan, dan cita-cita berdasarkan tokoh idolanya yang menunjukkan belum mencapai tingkat dewasa.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 144 menjelaskan agar umat Islam mencapai tahap kedewasaan yang mampu menilai suatu ide, gagasan, dan cita-cita berdasarkan ide, gagasan, dan cita-cita itu sendiri.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
    
       Muhammad hanya seorang rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Muhammad wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
      Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 9 ingin melepaskan belenggu manusia yang dapat menghambat kemajuan sains dan teknologi dan mendorong berkembangnya sains dan teknologi  modern.

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

      Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung atau orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan dia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakan,”Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran.
     Ayat A-Quran ini menyindir orang yang berbicara, berpendapat, atau membantah suatu masalah tanpa adanya data objektif dan ilmiah, sehingga ayat Al-Quran semacam ini yang dapat mendorong kemajuan sains dan teknologi modern.
      Sehingga muncul para ilmuwan Islam, seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, dan lainnya. Muhammad bin Ahmad menemukan angka nol pada tahun 976 Masehi dan Muhammad bin Musa Al-Khawarizmiy menemukan ilmu Matematika Aljabar.
      Tanpa penemuan tersebut, ilmu teknologi dan sains modern akan merangkak dalam kegelapan, tanpa adanya iklim yang mendorong tumbuhnya perkembangan sains, para ahli akan mengalami nasib seperti Galileo, yang menjadi korban hasil penemuannya karena bertentangan dengan pendapat pemimpin gereja.
      Al-Quran adalah kitab petunjuk yang memberikan pedoman kepada manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, sedangkan dalam hubungannya dengan sains modern, Al-Quran mendorong manusia mengoptimalkan akal pikirannya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
6. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
7. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
8. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
9. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment