Thursday, July 5, 2018

929. POSISI ALLAH

ALLAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi Allah dalam kehidupan manusia?” Berikut ini penjelasannya.
      Al-Quran surah Az-Zumar (Surah ke-39) ayat 29.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

      Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang budak pria yang dimiliki oleh beberapa orang yang bekerja sama yang  dalam perselisihan dengan seorang budak yang menjadi milik penuh seorang pria (saja), adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
      Ayat Al-Quran ini menggambarkan dampak kehadiran Allah dalam jiwa manusia dengan mencontohkan keadaan seorang budak yang harus menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari banyak orang sebagai pemiliknya, tetapi para pemiliknya sedang berselisih dan berbeda pendapat.
      Budak yang akan menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari banyak majikan pasti menjadi bingung dan pusing, karena perintah dan larangan dari banyak orang dapat saling berlawanan dalam waktu bersamaan, sehingga budak itu hidup dalam kondisi kompleks kejiwaan yang sulit diketahui cara menanggulanginya.
     Bandingkan dengan seorang budak yang hanya menjadi milik penuh satu orang saja, sehingga si budak tidak mengalami kebingungan dan kontradiksi dalam kesehariannya.
      Para ulama memahami kata “rajulan” yang artinya “budak”, karena manusia berkeinginan untuk hidup bebas tanpa kendali dan tanpa aturan yang mengakibatkan manusia keluar dari kemanusiaannya, karena ini berarti bahwa ketika itu dia tidak mengakui adanya hukum, tujuan, keinginan artinya dia kosong sama sekali dari keyakinan tertentu dan hal itu mencabutnya dari hakikat kemanusiaan.
      Keadaan semacam ini tidak ada wujudnya dalam kehidupan manusia di dunia karena orang-orang yang menghendaki kehidupan yang bebas dan tidak mengakui adanya peraturan, pasti hidup mereka pun dilandasi oleh keyakinan, ide tertentu, dan berusaha mencari ide dan keyakinan tertentu.
      Hal itu menunjukkan bahwa manusia harus menerima adanya wewenang pengaturan dari keyakinan ide yang ada dalam benaknya, sehingga tidak heran jika Al-Quran menggunakan istilah-istilah yang mengandung arti budak (seseorang yang dimiliki oleh pihak lain).
      Keadaan yang digambarkan oleh ayat di atas, terbukti kebenarannya dalam kenyataan hidup orang yang lemah imannya, atau memiliki sekian banyak ide atau keyakinan yang saling bertentangan.
      Misalnya, sesekali dia taat kepada Tuhan, lain kali dia taat kepada setan, sesekali dia ke masjid, lain kali ke klub malam, maka orang semacam ini dikuasai atau menjadi budak banyak penguasa yang buruk perangainya, sehingga pada akhimya ia mengidap kepribadian ganda (salah satu bentuk penyakit kejiwaan).
      Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 28 menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah.

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

      Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
      Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 22 menjelaskan bahwa seandainya  terdapat banyak tuhan yang mengatur langit dan bumi, maka akan rusak binasa.

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

      Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
      Uraian di atas membuktikan adanya kebutuhan jiwa manusia kepada akidah tauhid (hanya satu Tuhan), maka berikutnya adalah bukti adanya kebutuhan akal manusia terhadap akidah tauhid.
      Siapakah yang menjamin, jika Anda melontar ke depan, maka batu itu tidak mengarah kebelakang? Apakah yang menjamin bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah? Apakah yang mengantar ilmuwan untuk memperoleh semacam, kepastian, dalam langkah langkahnya?”
      Kepastian tersebut hanya dapat diperoleh melalui keyakinan tentang adanya wujud Tuhan Yang Maha Esa, karena jika Tuhan lebih dari satu, maka keputusan dari banyak tuhan dapat saling bertentangan sehingga menjadi rusak.
      Jika banyak tuhan itu saling bekerja sama, maka banyak tuhan yang saling bekerjasama itu bukan tuhan yang sebenarnya, karena Tuhan yang sebenarnya pasti tidak membutuhkan yang lain.
      Sehingga adanya Tuhan Yang Maha Esa adalah hakikat kebenaran yang harus diakui karena diperlukan oleh jiwa manusia dan kebutuhan akalnya demi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.
      Wajar apabila perkembangan pemikiran manusia tentang Tuhan, berakhir pada monoteisme (Tuhan Yang Maha Esa) murni, setelah pada awalnya menganut keyakinan politeisme (banyak tuhan), kemudian dua tuhan, disusul dengan kepercayaan tentang adanya satu Tuhan dan berakhir dengan tauhid murni (keesaan mutlak) yang dianut oleh umat Islam.
      Jika seseorang telah menganut akidah tauhid dalam pengertian yang sebenarnya, maka akan lahir dari dirinya berbagai aktivitas, yang kesemuanya adalah ibadah kepada Allah dalam pengertiannya yang sempit (ibadah murni) maupun pengertiannya yang luas.
      Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 48 menjelaskan bahwa Allah tidak mengampuni dosa syirik dan dapat mengampuni dosa selainnya, bagi orang yang Dia kehendaki.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
     
      Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
      Jika dalam alam semesta ada matahari yang menjadi sumber kehidupan makhluk di permukaan bumi ini dan yang berkeliling padanya planet-planet tata surya yang tidak dapat melepaskan diri darinya, maka akidah tauhid adalah matahari kehidupan ruhani dan yang berkeliling di sekitarnya kesatuan-kesatuan yang tidak dapat pula melepaskan diri atau dilepaskan darinya.
      Kesatuan dimaksud antara lain adalah kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat, natural dan supranatural, ilmu, agama, kemanusiaan,  umat, kesatuan kepribadian manusia, dan lainnya.
      Prinsip lengkap ini harus terus-menerus dijaga, diasah, dan diasuh karena seorang Muslim mengalami godaan sehingga dapat timbul tanda tanya menyangkut kehadiran Allah Yang Maha Esa itu.
      Karena para sahabat Nabi Muhammad yang mengadukan pengalamannya kepada beliau ditanggapi oleh Nabi dengan bersabda,”Segala puji bagi Allah yang menangkal tipuannya (setan) menjadi waswasah (bisikan).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 8 menjelaskan orang-orang yang selalu berdoa agar dijauhkan dari kesesatan serta mohon petunjuk dan rahmat dari Allah.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

      (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).”
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
6. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
7. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
8. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
9. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment