AKIDAH ISLAM DAN KRISTEN TENTANG
NABI ISA BERBEDA
Oleh:
Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
Khilafiah ucapan selamat natal
1. Sebagian
ulama MEMBOLEHKAN umat Islam mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan
natal.
Asalkan bukan acara ritual agama Kristen.
Agar kerukunan umat beragama di
Indonesia tetap terjaga.
2. Sebagian
ulama MELARANG umat Islam mengucapkan selamat natal.
Karena dapat merusak akidah
Islam.
Dan berdosa apabila kesucian akidah
dikorbankan atas nama kerukunan umat beragama.
Teks keagamaan yang berkaitan dengan akidah sangat jelas.
Hal itu untuk menghindari kerancuan dan salah
paham.
Al-Quran tidak memakai satu kata yang
dapat menimbulkan salah paham.
Sehingga dapat terjamin kata atau
kalimat itu, tidak disalahpahami.
Misalnya, kata “Allah”, tidak dipakai
oleh Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah
belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam.
Semantik adalah ilmu tentang makna kata
dan kalimat atau pengetahuan tentang seluk-beluk pergeseran arti kata.
Kata yang dipakai sebagai ganti “Allah”
pada zaman jahiliah adalah “Rabbuka” artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.
Demikian terlihat pada wahyu pertama
hingga surah Al-Ikhlas.
Nabi Muhammad sering menguji pemahaman
umat tentang Tuhan.
Tetapi Rasulullah tidak pernah bertanya,
“Di manakah Tuhan berada?”.
Redaksi “Di manakah Allah berada?” dapat
menimbulkan kesan keberadaan Allah pada satu tempat tertentu.
Hal itu mustahil bagi Allah.
Dengan alasan serupa, para ulama enggan
memakai kata “ada” bagi Allah.
Tetapi para ulama memakai “wujud Allah”.
KEYAKINAN ISLAM DAN KRISTEN TENTANG NABI ISA BERBEDA
Hari Natal, meskipun berkaitan dengan Nabi
Isa Al-Masih, manusia agung dan suci.
Tetapi hari natal yang dirayakan oleh
umat Kristen yang berkeyakinan terhadap Nabi Isa berbeda dengan keyakinan Islam.
Orang Islam yang mengucapkan, “Selamat
Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal dapat menimbulkan salah paham dan dapat
merusak akidah Islam.
Mengakui Nabi Isa Al-Masih adalah tuhan
sangat bertentangan dengan akidah Islam.
Muncul fatwa ulama bahwa haram bagi umat
Islam untuk mengucapkan “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal.
Bahkan semua kegiatan yang berkaitan
dengan Hari Natal adalah haram.
Termasuk bisnis berjual beli segala
keperluan Hari Natal adalah haram.
Larangan mengucapkan selamat natal dan
menghadiri perayaan natal muncul.
Karena para ulama ingin menjaga akidah umat
Islam agar tidak rusak dan bercampur dengan akidah agama Krisiten.
Sebagian ulama berpendapat jika akidah
seseorang tidak menjadi rusak dan tidak bercampur dengan keyakinan agama
Kristen.
Maka orang itu boleh mengucapkan selamat natal kepada temannya yang
beragama Kristen.
Mengapa ada ulama yang membolehkan orang
Islam mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen?
Jawabnya adalah, “Karena orang Islam mengucapkan
selamat natal untuk Nabi Isa sebagai utusan Allah yang mulia.
Bukan untuk Nabi Isa sebagai tuhan atau
anak tuhan”.
Setiap orang boleh bertindak atas
keyakinannya sendiri.
Dan masing-masing orang akan bertanggung jawab di akhirat kelak.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment