Saturday, December 19, 2020

8138. AKIDAH ISLAM DAN KRISTEN TENTANG NABI ISA BERBEDA

 


AKIDAH ISLAM DAN KRISTEN TENTANG NABI ISA BERBEDA  

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Khilafiah ucapan selamat natal

 

 

1.      Sebagian ulama MEMBOLEHKAN umat Islam mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan natal.

 

 

Asalkan bukan acara ritual agama Kristen.

 

 

Agar kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga.

 

 

2.      Sebagian ulama MELARANG umat Islam mengucapkan selamat natal.

 

 

Karena dapat merusak akidah Islam.

 

 

Dan berdosa apabila kesucian akidah dikorbankan atas nama kerukunan umat beragama.

 

 

 

Teks keagamaan yang berkaitan dengan akidah sangat jelas.

 

 

Hal itu untuk menghindari kerancuan dan salah paham.

 

 

 

Al-Quran tidak memakai satu kata yang dapat menimbulkan salah paham.

 

 

Sehingga dapat terjamin kata atau kalimat itu, tidak disalahpahami.

 

 

Misalnya, kata “Allah”, tidak dipakai oleh Al-Quran, ketika pengertian semantiknya yang dipahami masyarakat jahiliah belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam.

 

 

 

Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat atau pengetahuan tentang seluk-beluk pergeseran arti kata.

 

 

 

Kata yang dipakai sebagai ganti “Allah” pada zaman jahiliah adalah “Rabbuka” artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.

 

 

 

Demikian terlihat pada wahyu pertama hingga surah Al-Ikhlas.

 

 

 

Nabi Muhammad sering menguji pemahaman umat tentang Tuhan.

 

 

 

Tetapi Rasulullah tidak pernah bertanya, “Di manakah Tuhan berada?”.

 

 

 

Redaksi “Di manakah Allah berada?” dapat menimbulkan kesan keberadaan Allah pada satu tempat tertentu.

 

 

 

Hal itu mustahil bagi Allah.

 

 

 

Dengan alasan serupa, para ulama enggan memakai kata “ada” bagi Allah.

 

 

Tetapi para ulama memakai “wujud Allah”.

 

KEYAKINAN ISLAM DAN KRISTEN TENTANG NABI ISA BERBEDA

 

 

 

Hari Natal, meskipun berkaitan dengan Nabi Isa Al-Masih, manusia agung dan suci.

 

 

 

Tetapi hari natal yang dirayakan oleh umat Kristen yang berkeyakinan terhadap Nabi Isa berbeda dengan keyakinan Islam.

 

 

 

Orang Islam yang mengucapkan, “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal dapat menimbulkan salah paham dan dapat merusak  akidah Islam.

 

 

 

Mengakui Nabi Isa Al-Masih adalah tuhan sangat bertentangan dengan akidah Islam.

 

 

 

Muncul fatwa ulama bahwa haram bagi umat Islam untuk mengucapkan “Selamat Natal” atau menghadiri perayaan Hari Natal.

 

 

 

Bahkan semua kegiatan yang berkaitan dengan Hari Natal adalah haram.

 

 

 

Termasuk bisnis berjual beli segala keperluan Hari Natal adalah haram.

 

 

 

Larangan mengucapkan selamat natal dan menghadiri perayaan natal muncul.

 

 

 

Karena para ulama ingin menjaga akidah umat Islam agar tidak rusak dan bercampur dengan akidah agama Krisiten.

 

 

 

Sebagian ulama berpendapat jika akidah seseorang tidak menjadi rusak dan tidak bercampur dengan keyakinan agama Kristen.

 

 

 

Maka orang itu boleh  mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen.

 

 

 

Mengapa ada ulama yang membolehkan orang Islam mengucapkan selamat natal kepada temannya yang beragama Kristen?

 

 

 

Jawabnya adalah, “Karena orang Islam mengucapkan selamat natal untuk Nabi Isa sebagai utusan Allah yang mulia.

 

 

Bukan untuk Nabi Isa sebagai tuhan atau anak tuhan”.

 

 

 

 

Setiap orang boleh bertindak atas keyakinannya sendiri.

 

 

Dan masing-masing orang  akan bertanggung jawab di akhirat kelak.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.      Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment