KAPAN UMAT ISLAM PUNYA
BANK SENDIRI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
*Bebas saja
Pernyataan
Muhammadiyah yang mau narik dana mereka dari Bank Syariah Indonesia BUMN
sebenarnya biasa saja.
Apa
hebohnya?
Kemarin,
saya bahkan memindahkan setiap sen uang saya di salah-satu bank BUMN ke bank
lain.
Beres.
Saya
pindahkan tanpa ampun.
Apa
penyebabnya?
Simpel.
Saya
itu sebenarnya hanya mau melakukan transaksi biasa di teller, transaksi yg tdk
bisa dilakukan secara online.
Tapi
astaga naga, dari 6 loket teller di sana, hanya 1 yang melayani. 5 lain nggak
jelas.
Orangnya
ada, tapi dia naruh tulisan 'next counter please'.
Gilak,
saya harus nunggu 20 menit utk transaksi itu.
Di
bank lain, bahkan baru masuk pintu saja sudah disapa dgn ramah, antrian pendek,
teller cekatan.
Dan
kekesalan saya jadi sempurna, saat nasabah yg lagi dilayani teller tsb, melepas
maskernya dgn santai, tanpa ada satupun petugas bank yang menegur.
Tidak
ada kewajiban sama sekali naruh duit di bank BUMN.
Saya cek di UU 1945, tidak ada.
Saya
cek di peraturan negara lain, juga tidak ada.
Lantas
apa dosanya Muhammadiyah memindahkan uangnya dari sana?
Yang
ada itu: wajib bayar pajak.
Muhammadiyah
tertib bayar pajak.
Selesai
kewajibannya.
Soal
dia mau naruh duitnya yang trilyunan itu dimana, terserah mereka.
Loh
kok bisa, netizen yang nyinyirin soal ini, padahal netizen ini lapor SPT 2019
saja tidak, sok gaya bilang Muhammadiyah tidak patriot, dsbgnya.
Muhammadiyah
punya alasannya kenapa dia narik dana.
Terserah
mereka.
Saya
membaca penjelasan tertulis mereka.
Beberapa
poin, alasannya sangat bagus.
Tapi
bahkan kalaupun alasannya karena tidak suka dengan direksi, komisarisnya, itu
cukup.
Saya
saja, gara2 kesal lihat pelayanan teller cukup sudah utk memindahkan uang.
Di
bank lain, ketahuilah, bahkan hanya nabung 100.000 saja dilayani kayak raja.
Padahal
sy cuma pakai sendal jepit, sarungan. Itu satpam nyapa ramah kali, kayak mau
nabung 100 milyar.
Belum
lagi internet banking, mobile bankingnya bagus sekali.
Mudah.
Lancar.
Jadi,
keputusan Muhammadiyah oke.
Bahkan
saya berdoa, semoga mereka malah mau membuka bank syariah sendiri.
Muhammadiyah
itu punya TPA/TK saja 20.000 lebih.
Crazy,
kamu bayangkan, ada 20.000 TPA/TK berjejer, itu buanyak sekali.
Belum
lagi SD, SMP, SMA, Universitas, RS, dll, dsbgnya.
Uang
organisasi mereka besar sekali.
Nah,
kok bisa netizen nyinyirin organisasi sebesar itu, yang sumbangsihnya ke negeri
ini juga luar biasa.
Lah,
netizen yang nyinyirin, kamu sudah ngasih apa ke negeri ini?
WHAT? Kamu bahkan tidak tahu apa itu SPT?
Ente benar2 bahlul.
Jika
Muhammadiyah jadi bikin bank syariah.
Saya
akan memindahkan sebagian dana saya dari bank syariah ke sini.
Saya
ingin sekali melihat bank2 syariah yang dimiliki organisasi Islam.
Bukan dimiliki oleh konglomerat, taipan, dll,
dsbgnya.
Semoga
mereka bisa membentuk bank syariah yang profesional, aman, amanah, bagi
hasilnya oke punya.
Dan
lebih penting lagi, bisa menyediakan pinjaman dgn basis syariah ke UMKM, rakyat
kecil di seluruh Indonesia.
(Sumber
Tere Liye)

0 comments:
Post a Comment