CARA DAKWAH ISLAM DI ZAMAN DIGITAL
Dakwah Pencerahan di Era Digital
Oleh Prof DR
Haedar Nashir, M.Si.
Dunia masuk era digital
yang lahir dari revolusi industri ke-4.
Era digital adalah
zaman teknologi informasi serba canggih
berbasis angka.
Yang menghasilkan info
sangat luas dan cepat.
Contoh sistem
teknologi digital ialah komputer laptop dan tablet, handphone, kamera
digital, jam digital, radio digital, penunjuk suhu digital.
Dan berbagai teknologi
elektromagnetik lain yang supercanggih.
Sejak 2007 masyarakat
modern di masuk fase relasi antar-sesama melalui “media sosial”.
Media sosial adalah
media daring para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi.
Berbagi, dan
menciptakan isi info atau pesan meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum,
dan dunia virtual.
Kini siapa pun, kapan pun, dan di mana pun tiap orang dengan
mudah berkomunikasi.
Lewat twitter, istagram, whatsapp, dan lainnya.
Boleh dikatakan “hidup-matinya” manusia saat ini adalah
“dunia digital”.
Manusia menjadi “insan digital” yang luar biasa masif.
Revolusi digital adalah revolusi industri ke-4.
Sebagian menyebutnya sebagai revolusi “four point zero”.
Atau revolusi “empat titik kosong” (Revolusi 4.0) serba digital.
Pengguna handphone
seluler di dunia sejak tahun 2017 mencapai angka sekitar 5 miliar.
Diproyeksikan tahun
2020 mencapai 5,7 miliar orang dari jumlah penduduk dunia sekitar 7,5 miliar.
Ada 10 perusahaan
terkaya di dunia dikuasai bisnis IT (information technology).
Yaitu Samsung, Apple,
Google, IBM, Microsoft, Intel, HP, Facebook, Amazone, dan Cisco.
Keistimewaan teknologi
digital
1. Mampu
mengirim info dengan kecepatan cahaya.
2. Penggunaan
berulang-ulang terhadap info tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi
itu.
3. lnfo
bisa diproses dan dimodifikasi ke berbagai bentuk dengan mudah.
4. Dapat
memproses info dalam jumlah sangat besar dan mengirimkan secara interaktif.
Manusia bisa serba mudah memenuhi kebutuhan hidupnya dalam
berbagai aspek.
Termasuk urusan keluarga.
Yang bersifat teknis seperti pesan makanan dan lainnya lewat online.
Manusia modern dengan
teknologi info serba digital mengalami perubahan hidup luar biasa.
Selain fungsi positif
tapi ada juga dampak negatifnya.
Edmund Carpenter meneliti
penggunaan teknologi elektronik di Papua.
Hasilnya, masyarakat tercerabut
dari akar budayanya.
Antropolog Amerika
Serikat menyimpulkan terjadi “technetronic etnocide”.
Yaitu pembunuhan
budaya akibat teknologi elektronik.
Kejahatan manusia mengalami
penjelmaan baru dalam bentuk cyber-crime.
Yakni kejahatan berbasis
internet.
Cyber-crime adalah
evolusi kejahatan “konvensional” dari kejahatan kerah biru.
Yaitu pencurian,
penipuan, dan pembunuhan ke kejahatan kerah putih.
Seperti kejahatan
korporasi, kejahatan birokrat, malpraktek dan lain-lain.
Manusia asyik dengan orang lain yang “di seberang sana”.
Tapi abai dengan manusia di dekatnya.
Sehingga tampak mengalami alienasi.
Dua orang saling kenal duduk berduaan secara fisik.
Tetapi masing-masing
sibuk dengan HP nya.
Seolah tidak saling mengenal.
Manusia berperan laksana robot.
Yang pola pikirnya berbasis modul.
Dan dikendalikan mesin yang mematikan rasa dan jiwanya.
Manusia yang waras otaknya.
Tetapi sakit rasa dan hatinya.
Selaku makhluk Allah yang berjiwa fitrah.
Dalam dunia media sosial, adab dan tata karma mulai luntur.
Hoax dianggap kebenaran.
Kutipan atau ujaran orang dipenggal.
Dan disajikan sesuai kepentingannya.
Untu menciptakan opini tertentu.
Ujaran kasar, keras, dan kotor bisa muncul secara vulgar dan terbuka.
Amarah, kebencian, permusuhan, dan fitnah menjadi hal lumrah.
Semuanya serba bebas diproduksi dalam relasi media social.
Nyaris tanpa bingkai benar-salah, baik-buruk, dan pantas-tidak
pantasnya.
Di sini pentingnya Islam hadir dengan dakwah digital.
Yang menyuarakan pesan selamat, bahagia, damai, adil.
Cinta kasih, ramah, lembut, dan nilai ihsan.
Agar manusia berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, relasi sesama,
dan terhadap lingkungannya.
Muhammadiyah penting hadir proaktif mengemban dakwah digital
yang mencerahkan.
Menuju terwujudnya masyarakat utama.
Yang cerdas berkeadaban dan berkemajuan.
Dalam bingkai rahmatan lil-‘alamin!
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment