Tuesday, September 14, 2021

11076. TOIRON ABABIL BISA DIARTIKAN HUJAN METEOR DARI LANGIT

 




TOIRON ABABIL BISA DIARTIKAN HUJAN METEOR PANAS DARI LANGIT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

Al-Quran surah Al-Fil (surah ke-105) ayat 1-5.

 


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

 

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?

 

 

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

 

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia?

 

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ

 

Dan Dia mengirim kapada mereka burung yang berbondong-bondong.

 

 

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ

 

Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar.

 

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ

 

Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

 

 

PASUKAN BERGAJAH

Abrahah adalah Gubernur Najashi di Yaman.

Sebagai wakil Raja Najashi di Habasyah.

Sekarang Etiopia, di Afrika.


Gubernur Abrahah  membangun gereja raksasa.

 

 Gubernur Abrahah mengirim surat kepada Raja Najashi di Afrika.

 

Dia menceritakan ambisi besarnya.

 

Agar semua bangsa Arab mengunjungi gerejanya.

 

Untuk melaksanakan “ibadah haji”.

Seperti yang dilakukan terhadap  Kakbah di Mekah.


Seluruh bangsa Arab tahu pembangunan gereja terbesar di Yaman.

 

Seorang badui suku Bani Fukaim mendatangi gereja raksasa itu.

 

Dia melaburi gereja dengan kotoran manusia.


 Gubernur Abrahah sangat murka.

 

Abrahah menyiapkan ah 60.000 tentara berkuda bersenjata lengkap.

 Dan beberapa ekor gajah.


Gubernur Abrahah menunggang gajah putih besar.

Yang disebut “Mahmud”.

Diiringi 13 gajah lainnya.

 

Pasukannya berangkat dari Yaman ke Mekah untuk menghancurkan Kakbah.

 

Seluruh bangsa Arab ketakutan melihat besarnya jumlah pasukan Abrahah.

 

Pasukan Abrahah berhenti.

Dan mendirikan tenda di luar Mekah.

 

Abrahah mengirim beberapa pasukan berkuda.

 

Untuk merampas harta kekayaan penduduk Mekah.

 

Termasuk 200 ekor unta milik kepala suku Quraisy.

Yaitu Abdul Muththalib.

 


Abrahah mengirim utusan menemui Abdul Muththalib.

 

Untuk mengabarkan bahwa pasukan Abrahah tidak ingin berperang.

 

Mereka hanya ingin menghancurkan Kakbah.


 Abdul Muththalib kepala suku Quraisy.

 

Orang yang tampan dan berwibawa.

 

Segera menuju tenda pasukan Abrahah.

 

Saat pemimpin Mekah datang.

Gubernur Abrahah turun dari tahtanya.

 

Dan ikut duduk di permadani mendekati Abdul  Muththalib.


Raja Abrahah berdialog dengan Abdul Muththalib lewat penerjemah.

 

Abdul Muththalib berkata,

“Kami hanya ingin harta kekayaan yang dirampas dikembalikan.

 

Termasuk 200 ekor unta milik saya,” 

 

 Gubernur Abrahah kecewa,

“Pertama aku melihatmu, aku kagum kepadamu.

 

Tetapi sekarang memudar.

 

Ternyata kamu hanya ingin 200 ekor unta dikembalikan.”

 


 Abrahah melanjutkan,

 

“Apakah kamu membiarkan Kakbah.

 

Yaitu simbol agamamu saya hancurkan?”

 

Abdul Muththalib menjawab,

“Saya adalah pemilik unta.

 

Sedangkan Kakbah ada pemiliknya sendiri yang akan melindunginya.” 

 

Abrahah berkata,

 

“Tidak mungkin ada yang bisa berlindung dari serangan pasukanku.”

 


Abdul Muththalib balik ke Mekah.

 

Semua harta kekayaan yang dirampas dikembalikan kepada pemiliknya.

 

Termasuk 200 ekor unta.

 

Semua penduduk keluar rumah.

Dan bersembunyi di atas gunung.

 

Sehingga daerah Kakbah.

Dan sekitarnya kosong melompong.

 


Pasukan Abrahah bersiap menghancurkan Kakbah.

 

Tetapi gajah putih besar.

Yang ditunggangi Abrahah tidak mau berdiri.

 

Gajah “Mahmud” tetap “menderum”.

 

Yaitu gajah berlutut dengan kedua kaki depan.

Atau keempat kakinya.

 


Kepala gajah besar dipukul dengan besi.

 

Tetapi gajah tetap menderum dan tidak mau berdiri.

 

Perut gajah dipukul dengan “mahjan”.

 

Yaitu berupa  tongkat bengkok untuk menekan perut gajah.

 

Tapi gajah tidak bergeming.


 Ketika gajah diarahkan menghadap ke Selatan.

 

Ke arah Yaman.

 

Gajah cepat berdiri dan berlari.

 

Tapi saat  kepala gajah diarahkan ke Mekah.

 

Gajah menderum lagi.

 

Hal ini terjadi berulang-ulang.

 

Mendadak di langit Mekah muncul ribuan burung “Ababil”.

 

Yaitu semacam burung “walet” dan “jalak” membawa ribuan kerikil panas.

 

Tiap burung membawa 3 butir kerikil sebesar kacang.

 

Yang 2 butir dijepit kakinya.

Dan 1 butir digigit moncongnya.

 

Kerikil panas itu dilontarkan ke arah pasukan Abrahah.

 

Pasukan yang tertimpa kerikil langsung tewas.

 

Pasukan Abrahah kocar-kacir.

Dan berhamburan.

 

Mereka berlarian balik ke  Yaman.

 

Gubernur Abrahah terkena kerikil panas.

Dibawa pulang ke Yaman.

 

Tiap Abrahah bergerak, jari-jarinya berjatuhan.

 

Abrahah mati dengan tubuh terbelah.


 Demikian kisah pasukan gajah Abrahah yang gagal menghancurkan Kakbah.

 

 

TOIRIN ABABIL BISA DIARTIKAN HUJAN BATU METEOR PANAS DARI LANGIT

 

Muncul pertanyaan,

“Mengapa burung Ababil  membawa kerikil panas tak ikut terbakar?”

 

Ada 4 kata kunci dalam surah Al-Fil, yaitu:

 

1.      Tentara bergajah.

2.      Toiron ababil.

3.      Batu (berasal) dari tanah yang terbakar.

4.      Seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

 

Kata “toir” artinya “yang terbang atau melayang”.

 

Toiron bisa diartikan “sesuatu yang terbang atau melayang.”

 

 

Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 82.

 

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ

 

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.

Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 73-74.

 


فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ

 

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, saat matahari akan terbit.

 

 

فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ

 

Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah keras yang terbakar.

 

Al-Quran surah Al-Mursalat (surah ke-77) ayat 1-2.

 

وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا

 

Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan.

 

فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًا

Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya.

 

 

KESIMPULAN

 

Kata “Sijjil” artinya bebatuan yang terbakar membara.

 

Kata “sijjil” bisa diartikan hujan meteor berupa bebatuan yang terbakar membara.

 

Toiron ababil bisa diartikan:

Allah menghujani pasukan bergajah dengan hujan meteor dari langit .

Berupa kerikil bebatuan yang terbakar membara.

 

 Pasukan bergajah dihancurkan di lembah Muhassir Mekah

 

Daftar Pustaka.

1.      Agus Mustofa.

2.      Sirah Nabawi. 

0 comments:

Post a Comment