ANIES BASWEDAN BEDAKAN CITA
CITA DAN VISI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Anies Baswedan.
Membedakan:
1.
Cita cita.
2.
Visi.
Cita-cita.
Yaitu sesuatu yang ingin diraih.
Visi.
Yaitu tentang ide atau gagasan.
Cita-cita lebih banyak bersifat
personal.
Tapi visi bukan sekadar cita-cita.
Visi bukan sekadar posisi yang didapat.
Visi bukan hanya soal jabatan.
Anies Baswedan berpendapat.
Bahwa
visi bisa terus dibawa.
Apa
pun pekerjaan dan profesi kita.
Apa
pun yang sedang kita lakukan.
Visi
tidak terbatas hanya dalam jabatan.
Tiap orang tentu punya cita-cita.
Sebaiknya
kita punya visi dan misi.
Dalam
hidup.
Hal
itu sering disebut mimpi.
Yaitu
suatu harapan.
Yang
kita pupuk.
Dalam
pikiran kita.
Seiring
berjalannya waktu.
Satu
persatu mimpi kita.
Akan
menemukan takdir terbaiknya.
Takdir
terbaik.
Bukan
berarti apa yang kita harapkan.
Sesuai
dengan kenyataan.
Tapi
ada makna lain.
Yang
ingin Tuhan sampaikan kepada kita.
Kita
bersyukur.
Jika
hal yang kita harapkan.
Sesuai
kenyataan.
Anak kecil.
Berpikir
sangat sederhana.
Tentang
cita-cita.
Akan
menjadi apa.
Setelah
dewasa nanti.
Yaitu
cita cita seputar profesi.
Bahkan
dengan naifnya.
Ada
anak yang bercita-cita.
Menjadi
pelari!
Karena
anak senang.
Bermain
kejar-kejaran di taman.
Juga
karena sering melihat kompetisi lari di televisi.
Jadi
cita-cita itu.
Terlintas
begitu saja.
Makin tambah usia.
Ternyata
cita-cita pun berubah.
Tapi
tetap berkutat seputar profesi.
Ketika
SD, SMP, dan SMA.
Banyak
anak punya cita cita.
Kelak
ingin menjadi dokter.
Menjadi
dokter.
Yaitu
cita-cita sejuta anak.
Kenapa
anak kecil.
Sering
bercita-cita menjadi:
1.
Dokter.
2.
Polisi.
3.
Tentara?
Karena
dia sering ketemu dengan profesi itu.
Dia
sering menonton di televisi.
Mana
ada anak kecil.
Bercita-cita
menjadi akuntan?
Biasanya siswa kelas 1 SMA.
Punya
pemahaman lain.
Awalnya
anak SMA menilai.
Bahwa
cita-citanya hanya tentang profesi.
Tapi
lambat laun.
Siswa
SMA mulai paham.
Tentang passion.
Dan
visi dan misi.
Dalam
hidup manusia.
Hal
itu terjadi.
Karena
siswa SMA.
Mulai
banyak membaca.
Dan
bertemu guru atau mentor.
Yang
dikagumi.
Dia
bertemu orang yang suka membaca.
Wawasannya
luas.
Tulisannya
dimuat di media cetak.
Maka
dia makin bersemangat.
Dalam
dunia literasi.
Ternyata cita-cita.
Bukan
hal sederhana.
Hidup
juga harus punya visi dan misi.
Bahkan
harus paham.
Apa
passion dalam diri kita.
Passion.
Yaitu
hal yang membuat seseorang.
Semangat
menjalaninya.
Sederhananya.
Meskipun
lelah.
Passion
seseorang.
Tetap
senang.
Dan
ingin terus melakukannya.
Tiap orang punya passion masing-masing.
Sebaiknya.
Tiap
orang punya visi-misi.
Dan
rencana lebih panjang.
Visi-misi.
Yaitu
tujuan mulia.
Yang
harus ditanamkan.
Sebagai
seorang manusia.
Seorang
hamba-Nya.
Harus
punya kontribusi bagi bangsanya.
Ternyata
cita-cita.
Tak
se-klise hanya ingin menjadi apa.
Lebih
daripada itu.
Yaitu
hal ingin kita perbuat.
Untuk
diri sendiri, orang lain, agama, bangsa, dan Negara.
Apa
pun profesinya.
Manusia
harus bermanfaat.
Bagi
banyak orang.
Rasulullah bersabda.
Bahwa
sebaik-baik manusia.
Yaitu
yang paling banyak manfaatnya.
Bagi
sesama.
Hal
itu.
Visi
sangat besar.
Jika
kita mampu memahaminya.
Visi
bukan hanya soal materi.
Bukan
hanya soal posisi.
Dan
bukan hanya bangga diri.
Visi besar.
Harus
disertai niat lurus.
Agar
tak mudah tergoda.
Dengan
hal lain.
Yang
bisa menggoyahkan visi.
Bicara
tentang visi.
Kita
harus punya rencana konkrit.
Untuk
mewujudkan.
Biasanya
dengan membuat:
Mind
Map.
Berupa
peta pikiran.
Tentang
hal yang ingin dilakukan.
Bisa
dalam jangka waktu 1 tahun.
Juga
jangka lebih panjang.
Tergantung
kita membuatnya.
Dan
harus terperinci.
Agar
visi itu.
Tak
hanya menjadi rencana besar.
Terakhir.
Tiap
hal yang kita mimpikan dalam hidup.
Berupa
visi, misi, dan cita-cita.
Harus
selalu melibatkan Tuhan.
Apa
pun yang kita lakukan.
Harus
melibatkan Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
(Sumber Anies Baswedan)
.png)
0 comments:
Post a Comment