13826. ADAB MINUM AIR ZAM ZAM

 

 

ADAB MINUM AIR ZAM-ZAM

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

JUMLAH AIR ZAM-ZAM DIKURAS PADA MUSIM HAJI

Berapa banyaknya air zam-zam yang dikeluarkan tiap musim haji?

  

Mari kita hitung secara sederhana.

  

Pada musim haji tahun 2005.

Jemaah dari seluruh dunia.

Jumlahnya lebih dari 2 juta orang.

 

 

Kegiatan ibadah haji.

Di Saudi Arabia 40 hari. 

  

Selama ibadah haji.

Mereka minum air zam-zam.

Selama 24 jam.

  

Saat pulang.

Tiap jemaah dibekali 5 liter air zam-zam.

Dibawa ke tanah air.

 
Pada tiap musim haji.

Jumlah air zamzam.

Yang dibawa pulang jemaah.

Yaitu  10.000.000 liter.

 

 

 Yakni:  2.000.000 jemaah dikalikan 5 liter air.

  

Jumlah jemaah haji tiap tahun.

Lebih dari 2.000.000 orang.

  

Selama 40 hari kegiatan.

Jemaah haji perlu 400.000.000 liter.

  

Yakni 2.000.000 orang.

Dikalikan 40 hari.

Dikalikan 5 liter.

  

Jadi, tiap musim haji.

Butuh air zam-zam.

sebanyak 410.000.000 liter!

  

Setara dengan 82.000 buah mobil tangki.

Tiap tangki isi 5.000 liter.

 

 

ADAB MINUM AIR ZAMZAM

 

1.      Mengambil air zamzam dengan tangan kanan.

  

2.      Minum air zamzam.

Dengan menghadap kiblat.

  

3.      Sebelum minum air zamzam.

Membaca basmalah.

 

 

4.      Ketika minum air zamzam.

Boleh berdiri atau duduk. 

  

5.      Bernapas 3 kali.

Berhenti sejenak,

Jika ingin minum lagi. 

  

6.      Setelah minum air zamzam.

Membaca hamdalah. 

  

7.      Memanjatkan doa untuk kebaikan dunia akhirat.

 
Minum air zamzam.

Mengingatkan manusia kepada nikmat dari Allah kepada hamba-Nya.

Yang mengalami kesulitan.

 

 Sekaligus mensyukuri.

Nikmat sangat besar dari Allah.

Di bumi Mekah yang tandus.

Tanpa tumbuhan.

  

Juga, menambah keyakinan.

Bahwa Allah Maha Pemurah.

Akan menambah lebih banyak karunia-Nya.

Jika kita bersyukur.

 

AIR ZAMZAM YANG MENAKJUBKAN

 
 Tahun 1971.

Doktor Mesir mengatakan kepada media Eropa.

Bahwa air zamzam tidak layak minum.

  

Tidak sehat untuk diminum.

 

Ia mengatakan.

Bahwa kota Mekah.

Berada di bawah garis permukaan laut.

  

Air Zamzam.

Berasal dari air sisa pembuangan.

Penduduk Mekah.

Yang meresap.

 

Kemudian mengendap bersama air hujan.

Dan keluar dari sumur Zamzam.

 

  

Raja Faisal memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air menyelidiki air zamzam.

  

Sampel air Zamzam dikirim ke Eropa.

Untuk diteliti.

  

Tariq Hussain, insinyur kimia.

Sebagai ketua tim.

                            
Hasil penelitian menunjukkan.

Bahwa air zamzam mengandung zat fluorida.

Yang efektif membunuh kuman.

  

Air zamzam mengandung kalsium.

Dan garam magnesium lebih tinggi.

Daripada sumber air.

Di sekitar Mekah.

  

Rasa air zamzam selalu terjaga.

  

Sejak zaman dulu sampai sekarang.

Rasanya tetap sama.

  

Juga, tidak ada lumut. 

  

Air zamzam bebas dari kontaminasi kuman.

  

Anehnya lagi.

Ketika semua telaga air di sekitar Mekah kering.

Sumur zamzam tetap berair.

 

 

Sumur air zamzam tidak pernah kering.

Sepanjang zaman.

  

 Dr. Masaru Emoto, penulis buku “The True Power of Water” dari Universitas Yokohama, Jepang.

  

Dia meneliti molekul air.

Dari sumber air, di berbagai belahan dunia.

  

Hasil penelitian membuktikan.

Bahwa air zamzam.

punya struktur unik.

Dan kemampuan penyembuhan yang luar biasa.

 

  

Juga, sejarah telah membuktikan.

Khasiat dan keistimewaan air zamzam.

Dari zaman ke zaman.

  

Air zamzam sungguh menakjubkan.

  Mengapa?

 

Berasal dari sebuah cekungan bukit batu hitam gersang.

 

 Dengan curah hujan.

Hanya 10 sentimeter per tahun.

  

Secara teoritis.

Mustahil di dalamnya.

Terkandung sumber mata air bersih.

  

Apalagi airnya amat deras, berkhasiat, dan kaya mineral.

 

Berusia lebih dari 4.000 tahun.

  

Sejak putra Nabi Ibrahim dilahirkan.

Sampai kini.

Air zamzam masih bisa dinikmati seluruh umat manusia.

Dari seluruh dunia.

 

Sungguh menakjubkan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.               Hikmah Ibadah Haji, Departemen Agama RI, 2004.

2.               Ilyas, Muhammad, DR. Sejarah Mekah Dulu dan Kini. Penerbit : Al- Rashid, Madina Munawara, Saudi Arabia, 2005.