KPK NAFSU INGIN TERSANGKA
SEBAB ANIES BASWEDAN CAPRES KUAT
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi,
M.M.
Mengapa KPK bernafsu.
Membuat Anies
tersangka?
Mungkin oligarki.
Tak mampu membeli Anies.
Sehingga muncul skenario.
Untuk memenjarakan Anies.
Makin terlihat.
Bahwa elektabilitas
Anies.
Sangat tinggi.
Berpotensi jadi
presiden tahun 2024.
Semua hasil surevi.
Yang menempatkan Anies.
Pada posisi 3.
Patut ditanyakan sahihnya.
Jika Anies tidak
berpotensi jadi presiden.
Kenapa Anies Baswedan.
Selalu dibidik dan
dikejar-kejar.
Bahkan Anies Baswedan.
Selalu jadi sasaran
fitnah.
Dan berita bohong.
Tapi calon lain.
Yang katanya
elektabilitasnya.
Di atas Anies.
Mereka aman-aman
saja.
Koran Tempo, 1
Oktober 2022.
Tempo menuliskan:
“Begini Upaya Firli Bahuri Diduga Menjerat
Anies Baswedan di Kasus Formula E”.
Koran Tempo
menuliskan.
Bahwa ada upaya dari
ketua KPK.
Firli Bahuri.
Untuk memaksa Anies jadi
tersangka.
Meskipun ahli hukum.
Belum menemukan
unsur pidana.
Dalam Formula E.
Ketua KPK Firli
Bahuri.
Bahkan mendesak
berkali kali.
Satuan tugas
penyelidik.
Agar menaikkan
status.
Kasus Formula E.
Ke tahap penyidikan.
Ada yang ingin.
Anies sebagai
tersangka.
Sebelum partai
politik.
Deklarasi Anies
Baswedan.
Sebagai calon
presiden 2024.
Publik bertanya.
Kenapa hanya Anies
yang diburu?
Padahal banyak kasus
mangkrak.
Di KPK belum dituntaskan.
Misalkan:
1)
Kasus bus Trans Jakarta.
2)
Kasus E – KTP.
Yang disebut capres lain terlibat.
3)
Kasus Harun Masiku yang hilang.
4)
Kasus pembelian tanah Sumber Waras.
Tidak ada upaya
untuk kasus itu.
Selain berdasarkan
pesanan.
Yaitu:
1)
Anies dihadang.
2)
Anies harus dijegal.
Dengan memanfaatkan
KPK.
Ketua KPK bekerja
untuk siapa.
Sehingga kredibilitas
KPK.
Untuk memberantas
korupsi.
Patut ditanyakan.
Firli bekerja untuk
siapa.
Sehingga bernafsu mentersangkakan
Anies?
KPK garda terdepan.
Dalam memberantas
korupsi.
Harus fair dan
profesional.
Dalam memberantas
korupsi.
Tak tebang pilih.
Tapi sayang.
Saat ini ditontonkan
telanjang.
Cara kerja KPK.
Yang melanggar etika
dan moral.
Sebagai warga.
Yang mencintai KPK.
Dan taat hukum.
Kita tak ingin
penegakan hukum:
1)
Tak timpang.
2)
Tak tebang pilih.
3)
Tak profesional.
Jangan seperti saat ini.
Hukum jadi alat
politik kekuatan.
Untuk memasung
demokrasi.
Mengingat yang disampaikan SBY.
Bahwa ada dugaan.
Pilpres dipaksakan 2
calon.
Anies dengan
elektabilitasnya.
Makin tinggi.
Tak bisa dibendung.
Mungkin membuat pejabat
istana.
Dan oligarki.
Masa depannya suram.
Anies dianggap menghambat
kerakusan.
Dan ketamakan mereka
selama ini.
Anies berani melawan
oligarki.
Yang selama ini
menindas rakyat.
Dan menguras
kekayaan negara.
Bersama pejabat
jahat istana.
Lalu apa kita diam?
Tentu tidak!
Darah juang Anies.
Yaitu darah juang
kita.
Maka harus melawan
upaya hukum.
Yang mengandung
pesanan.
Semoga KPK.
Kembali ke jalan
yang benar.
Dan tidak tebang
pilih.
Surabaya, 1 Oktober
2024
(Isa Ansori)
.png)
0 comments:
Post a Comment