NASDEM CARI PRESIDEN
SEBENARNYA BUKAN BONEKA
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi,
M.M.
Surya Paloh dan Partai NasDem.
Ingin cari presiden sebenarnya.
Bukan presiden boneka.
Yang terus dikendalikan pengusung.
Sikap
Paloh ini sikap negarawan.
Tidak banyak pemimpin partai.
Yang mengendalikan partai.
Model seperti ini.
Respek.
Sikap politik Surya
Paloh.
Deklarasi Capres 2024 Partai NasDem.
Sikap politik berbeda.
Dengan pilihan istana.
Hal itu sikap tegas.
Sikap Paloh.
Pasti punya risiko tak kecil.
Pilihan sikap itu.
Bisa disebut nekat.
Sikap Paloh seolah dikejar
waktu.
Muncul kesan.
Bahwa Paloh pasang badan
buat Anies.
Yang dibidik KPK.
Menilik laporan Koran
Tempo.
Pekan lalu.
Firli Bahuri.
Ketua KPK.
Tampak bernafsu.
Membuat Anies
Baswedan.
Jadi tersangka.
Dalam kasus Formula
E.
Yang tidak ditemukan
unsur pidana.
Paloh seolah isyarat.
Bahwa nasib Anies.
Bentuk tanggung
jawab.
Yang diambil NasDem.
Paloh melakukan
gerakan.
Yang mencengangkan.
Meskipun beda
pandangan politik.
Hal biasa dalam
demokrasi.
Tetap saja punya
risiko.
Dan itu tidak
main-main.
Gerakan Paloh.
Bisa dimaknai head
to head.
Berhadapan dengan
istana.
Paloh siap memutus
gerbong.
NasDem dalam barisan
Presiden Jokowi.
Pilihan NasDem.
Yang berbeda dengan istana.
Pasti muncul risiko.
Tidak saja buat Paloh.
Tapi juga bagi NasDem.
Pada hitungan hari.
Bisa muncul reshuffle menteri.
Yang berasal dari NasDem.
Bahkan tidak cuma menteri.
Bisa menyasar Kepala Daerah.
Yang diusung NasDem.
Akan “diganggu”.
Dengan kasus hukum.
Semua risiko yang akan dihadapi Paloh dan NasDem, pastilah sudah
ada dipikirkannya.
Di NasDem Tower.
Pinangan pada Anies
Baswedan.
Sebagai capres
NasDem.
Penuh narasi kebangsaan.
Yaitu ingin negeri
yang lebih baik lagi.
“Kenapa (memilih) Anies Baswedan?
Yang dijawab Paloh sendiri, “Why not the best?”
“Kami memikirkan
masa depan bangsa.
Insya Allah jika
Anies terpilih jadi Presiden.
Pimpinlah bangsa ini.
Jadi bangsa bermartabat.
Yang mampu membentuk
karakter bangsa.”
Kita butuh 2 hal penting,
yaitu:
1)
Membangun fisik.
2)
Membangun karakter bangsa.
Keduanya sangat
penting.
Anies siap menerima
tantangan itu.
“Ketika Bang Surya
dan NasDem.
Mengajak berdampingan.
Mengajak memperbaiki
yang kurang tuntas.
Maka kami terima.
Kami siap menjawab
tantangan.
Dengan rendah hati,”
kata Anies.
Paloh membangun
tradisi.
Tak menghadirkan
capres “dipaksa”.
Atau “terpaksa”.
Disandingkan dengan
cawapres.
Tradisi yang salah
ini.
Coba diluruskan Surya
Paloh.
Yaitu ingin presiden
leluasa.
Milih wakil presiden.
Bukan presiden yang
“dirantai”.
Hanya jadi petugas
partai.
Surya Paloh dan
Partai NasDem.
Ingin menghadirkan
presiden sebenarnya.
Bukan presiden
boneka.
Yang terus
dikendalikan pengusung.
Sikap Paloh ini
sikap negarawan.
Tidak banyak
pemimpin partai.
Yang mengendalikan
partai.
Model seperti ini.
Respek.
(Ady Amar)
0 comments:
Post a Comment