ANIES BASWEDAN SEMUA
TOKOH AGAMA SAYA TEMUI DAN HORMATI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Gubernur Jakarta.
Anies Baswedan menjelaskan.
Bahwa semua tokoh
agama ditemui.
Dan dihormati.
Tak membedakan.
Semua diperlakukan
sama.
Tergantung orang lain.
Untuk melihatnya.
Mana yang dibesar-besarkan.
Dan mana yang dikecilkan.
Pamit ke Jokowi.
Anies Baswedan.
Tunjukkan sikap
negarawan.
Jakarta jadi saksi.
Politik gagasan.
Yang disemai Anies Baswedan.
Membuat Jakarta:
1)
Damai.
2)
Toleran.
3)
Mempersatukan.
Datang tampak muka.
Dan pulang tampak punggung.
Artinya.
Datang dan pergi
memberi tahu.
Yaitu sikap etik.
Jadi ciri orang
punya integritas.
Yaitu sikap hormat.
Dan bertanggung jawab.
Tentu ini jadi
karakter.
Manusia Indonesia Pancasilais.
Tidak sekadar mengatakan
“Saya Pancasila,
Saya Indonesia”.
Tapi perilakunya.
Menyimpang dari
nilai Pancasila.
Sikap etik seseorang.
Ditunjukkan tokoh
dan pemimpin.
Hal itu cermin negarawanan.
Cermin sikap seperti
ini.
Sudah lama hilang.
Dari pentas politik
kita.
Terjadi sebaliknya.
Saling tikam dan
saling menjatuhkan.
Seolah jadi tradisi
politik Tanah Air.
Paling berbahaya.
Jika ada anggapan.
Sudah wajar.
Untuk meraih kekuasaan.
Boleh menikam.
Dan menjatuhkan
lawan politik.
Sehingga sistem
demokrasi.
Sebagai cermin warga
modern.
Hanya jadi aksesoris.
Dalam sikap politik.
Tanpa etika.
Politik terlihat
jahat dan kotor.
Muncul terminologi .
Bahwa politik itu
kotor.
Muncul salah paham.
Bahwa orang bersih,
beretika, dan bermutu.
Harus menjauh dari
politik.
Mazhab menghalalkan
segala cara.
Bagi sebagian besar politisi.
Membuat hilang harga
diri dan rasa malu.
Dampaknya.
Produk keputusan.
Bukan membuat rakyat
sejahatera.
Tapi untuk grupnya
sendiri.
Rakyat tambah
sengsara.
Untungnya kita masih
punya harapan.
Bahwa masih ada
orang baik.
Dalam politik.
Yang memberi
kesegaran.
Hadirnya Anies
Baswedan.
Dengan:
1)
Politik gagasan.
2)
Politik nilai kemanusiaan.
3)
Politik memberi harapan.
4)
Politik memberi ruang.
Saling menerima dan memberi.
Kepada kawan dan lawan.
5)
Politik yang mempersatukan.
Hal itu.
Oase yang selama ini
dinantikan.
Jakarta jadi saksi.
Bahwa politik
gagasan.
Yang disemai Anies Baswedan.
Membuat Jakarta
sebagai kota:
1)
Damai.
2)
Toleran.
3)
Mempersatukan.
4)
Memberi ruang pada semua kelompok.
Untuk mendapat layanan pemerintah.
Anies Baswedan.
Pernyataan tak begitu
penting.
Selama memimpin
Jakarta.
Tapi Anies Baswedan.
Memberi kenyataan.
Karena dengan
kenyataan.
Manusia bisa:
1)
Melihat.
2)
Merasakan.
Tak ada lagi akal,
pikiran, dan hati.
Yang mampu bohong
melihat kenyataan.
Menghadirkan
kenyataan.
Bagi Anies Baswedan.
Yaitu tugas
konstitusi.
Yang harus
diwujudkan.
Mampu menghadirkan
kenyataan.
Membahagiakan semua
warga.
Yaitu sikap negarawanan.
Tugas selesai dijalankan.
Meninggalkan kesan 85 persen.
Rakyat Jakarta puas.
Terhadap kepemimpinan Anies.
Dan lebih bahagia.
Bagi oase politik Indonesia.
Anies Baswedan.
Tak tinggal glanggang colong playu.
Setelah tugas di
Jakarta.
Anies lapor pada
Jokowi.
Karena Jokowi adalah
Presiden.
Anies Baswedan.
Bersikap terbuka.
Mampu menekan ruang
perbedaan.
Yang selama ini ditampilkan
Istana.
Hal ini.
Bukti Anies Baswedan.
Sosok negarawan.
Indonesia ke depan.
Dengan segala
dinamika.
Dan tantangannya.
Butuh pemimpin negarawan.
Bukan pemimpin Cuma pandai
retorika,
“Saya Indonesia,
saya Pancasila”.
Semoga pada tahun 2024.
Kita mendapat
negarawan.
Untuk memimpin
Indonesia.
(sumber Isa Ansori)
0 comments:
Post a Comment