Monday, January 23, 2023

16359. NABI BERGAUL YAHUDI KRISTEN MADINAH BUKAN HINDU BUDDHA

 


NABI BERGAUL YAHUDI KRISTEN MADINAH BUKAN HINDU BUDDHA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

Konteks di Madinah.

Umat lslam.

Interaksi kaum Yahudi dan Kristen.

 

Wajar Al-Quran.

Bahas Yahudi dan Kristen.

Buka Hindu dan Buddha.


 Peristiwa 11 September 2001.

Membawa “blessing in disguise”.

Atau berkah tersembunyi.

 

Umat lslam sadar.

Bahwa Islam fobia.

 

Yaitu takut pada lslam.

Tanpa alasan jelas.

 

Harus dikoreksi.

Salah satu caranya.

 

Bergaul dengan umat agama lain.

Disebut interfaith.

Atau bergaul lintas agama.

 

Interfaith bagian dakwah.

Bagi mayoritas non-Muslim.

 

Sebab mereka:

1)        Salah paham.

2)        Takut.

3)        Benci.

 

Imam Shamsi Ali.

Menyebutnya  “pembersihan lahan”.

 

Manfaat interfaith.

Atau dialog lintas agama.

 

1)        Bukti nyata

lslam rahmat bagi seluruh alam.

Bukan menutup diri.

 

2)        Umat Islam inklusif.

Bisa bergaul semua umat.

 

3)        Hapus kesan umat lslam tak bersahabat.

 

4)        Umat lain lihat kondisi nyata.

Perbedaan umat lslam dan ajaran lslam.

 

5)        Hapus berita negatif soal lslam.

 

6)        Umat lslam terbuka wawasan.

Tak menutup diri.

Tak seperti katak dalam tempurung.

 

7)        Dunia makin global.

Maka umat harus bergaul lintas bangsa, suku, dan agama.

 

8)        Al-Quran banyak bahas agama lain.

 

Misalnya.

Yahudi dan Kristen.

Kitab Taurat dan Injil.

 

Tantangannya.

Al-Quran dan hadis Nabi.

 

Cukup kritis pada Yahudi dan Kristen.

 

Al-Quran tekankan konteks.

Umat lslam pertama di Madinah.

 

Interaksi umat Yahudi dan Kristen.

Tak interkasi Hindu dan Buddha.

 

 

Cara hadapi sikap konteks Al-Quran.

 

1.        Al-Quran kritik tindakan orang.

Bukan agamanya.

 

Misalnya.

Bani Israel keras hati.

 

Dan menolak rasul mereka sendiri.

Bukan karena Yahudi-nya.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 120.

 

ÙˆَÙ„َÙ†ْ تَرْضَÙ‰ٰ عَÙ†ْÙƒَ الْÙŠَÙ‡ُودُ ÙˆَÙ„َا النَّصَارَÙ‰ٰ Ø­َتَّÙ‰ٰ تَتَّبِعَ Ù…ِÙ„َّتَÙ‡ُÙ…ْ ۗ Ù‚ُÙ„ْ Ø¥ِÙ†َّ Ù‡ُدَÙ‰ اللَّÙ‡ِ Ù‡ُÙˆَ الْÙ‡ُدَÙ‰ٰ ۗ ÙˆَÙ„َئِÙ†ِ اتَّبَعْتَ Ø£َÙ‡ْÙˆَاءَÙ‡ُÙ…ْ بَعْدَ الَّØ°ِÙŠ جَاءَÙƒَ Ù…ِÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ ۙ Ù…َا Ù„َÙƒَ Ù…ِÙ†َ اللَّÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَÙ„ِÙŠٍّ ÙˆَÙ„َا Ù†َصِيرٍ

 

Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakan: "Sesungguhnya petunjuk Allah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

 

Ayat Al-Quran di atas.

Bisa dimaknai tantangan.

Bagi umat lslam

 

Dan peringatan.

Agar tak jatuh.

Dalam lubang sama.

 

Allah berfirman: 

 

“Dan orang Yahudi dan Nasrani.

Tak rida kepadamu.

 

Hingga kamu ikut millat (jalan hidup) mereka.” 

(Al-Baqarah:120)

 

Dalam pahami ayat.

Jangan didului opini .

Penuh bias dan prasangka.

 

Terkadang ayat Al-Qur’an.

Merespon peristiwa tertentu.

 Makna khusus fenomena.

 

 Bukan putusan mutlak .

Bahwa  Yahudi dan Kristen.

Pasti demikian.

 

Ada opini berbahaya.

Dan menyesatkan.

 

Bisa salah paham.

Dan terjadi gesekan social.

 

Kita tak ingin dicap ‘teroris’.

Saat ada segelintir orang.

Melakukan teror.

 

Maka orang lain.

Punya hak sama.

 

Jika ada 1 orang jahat.

Maka tak dicap semua jahat.

 

Rumusnya.

 

Perlakukan orang lain.

Seperti kita ingin diperlakukan.

 

Berbuat baik pada orang lain.

Agar orang lain.

Berbuat baik pada kita.

 

Jangan pukul orang lan.

Sebab kita juga .

Tak ingin dipukul.

 

 

Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 82.

 

۞ Ù„َتَجِدَÙ†َّ Ø£َØ´َدَّ النَّاسِ عَدَاوَØ©ً Ù„ِÙ„َّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا الْÙŠَÙ‡ُودَ ÙˆَالَّØ°ِينَ Ø£َØ´ْرَÙƒُوا ۖ ÙˆَÙ„َتَجِدَÙ†َّ Ø£َÙ‚ْرَبَÙ‡ُÙ…ْ Ù…َÙˆَدَّØ©ً Ù„ِÙ„َّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا الَّØ°ِينَ Ù‚َالُوا Ø¥ِÙ†َّا Ù†َصَارَÙ‰ٰ ۚ Ø°َٰÙ„ِÙƒَ بِØ£َÙ†َّ Ù…ِÙ†ْÙ‡ُÙ…ْ Ù‚ِسِّيسِينَ ÙˆَرُÙ‡ْبَانًا ÙˆَØ£َÙ†َّÙ‡ُÙ…ْ Ù„َا ÙŠَسْتَÙƒْبِرُونَ

 

Sesungguhnya kamu temui orang paling keras permusuhannya terhadap orang  beriman ialah orang Yahudi dan orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu temui paling dekat persahabatannya dengan orang beriman ialah orang yang berkata: "Sesungguhnya kami orang Nasrani". Yang demikian karena di antara mereka (orang Nasrani) ada pendeta dan rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.

 

 

Al-Quran mengatakan: 

 

“Engkau dapati orang paling benci kepada-mu adalah Yahudi dan musyrik.

 

Dan engkau dapati orang mengasihi adalah orang yang mengaku Nasrani.

(Al-Majdah: 82).

 

Ayat ini kontekstual.

Realitas sering berbeda.

 

Ayat ini pasti benar.

Tapi pada konteks tertentu.

 

 

Shamsi Ali.

Bertemu Syeikh Mustafa Ceric.

 

Mufti Bosnia.

Sangat alim dan karismatik.

 

Kami bertanya ayat di atas.

 

“Menurut Syekh.

Apakah ayat ini relevan.

 

Dengan umat Islam Bosnia.

Yang dibantai oleh umat Kristiani?”

 

Jawaban beliau cerdik dan jelas:

 

 “Ayat Al-Quran pasti benar.

Dan tidak diragukan.

 

Karena Kalam Allah.

Tak ada keraguan di dalamnya.

 

Tapi ayat itu.

Konteksnya bukan untuk kami.

Di Bosnia.

 

Bagi kami.

Justru sebaliknya.

Paling benci pada kami.

 

Umat Kristen.

Bukan Yahudi dan musyrik.”

 

Beliau memberi contoh lain.

Kebencian dan kekerasan.

 

Pada umat lslam.

Di berbagai belahan dunia.

 

1.        Di Palestina.

Umat Yahudi sebagai pelaku.

 

2.        Di Kashmir.

Umat Hindu sebagai pelaku.

 

3.        Di Myanmar.

Umat Buddha sebagai pelaku.

 

Bahwa Al-Qur’an dan hadis Nabi.

Jangan dipahami literal.

Tapi perlu merujuk konteksnya.

 

Pelajaran bisa diambil.

Umat lslam.

 

Harus  kurangi permusuhan.

Dan kebencian.

Pada umat lain.

 

Hal itu.

Salah satu makna penting interfaith.

 

Atau dialog lintas agama.

Perlu terus dilakukan.

 

 

(Sumber lmam Shamsi Ali)

0 comments:

Post a Comment