Tuesday, May 16, 2023

18882. HUMOR BANK ES-A-TE YANG TAK LUCU

 



HUMOR BANK ES-A-TE YANG TAK LUCU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Beberapa tahun lalu.

Sebanyak 44 orang kepala SMP Negeri Sidoarjo.

 

Dari sekolah masing-masing.

Berangkat ke ke Malang.

 

Sebagian besar pakai kendaraan sendiri.

Tapi beberapa orang.



Bergabung dengan temannya.

Termasuk saya.

 

Dengan satu tujuan.

Hotel Purnama, Batu, Malang.

Ikut acara Program MKKS Bermutu.

 

Saya ikut menumpang mobil teman.

Berangkat dari Bogi.

 

Pademo Negoro.

Sukodono.

 

Pak Rodhi.

Sebagai joki yang mengendalikan “kuda”.

Agar baik jalannya.

 

Duduk di sebelah kiri Pak Rodhi.

Yaitu Pak Azhari, si “ahli hisab”.

 

Tentu saja, sambil kebul-kebul.

Duduk santai sambil merokok.

 

Pak Azhari, si “kepala suku”.

Yang menentukan “abang ijonya” rombongan.

Kapan berangkat, jalur yang dilewati.


Di mana mampir, kapan berhenti.

Untuk makan dan “pipis”.

 

Di belakang Pak Rodhi.

Duduk Pak Hariono.

 

Si “raja lokal”.

Yang punya IP tinggi.

 

Makna IP di sini.

Bukan hanya Indeks Prestasi.

 

Waktu kuliah.

Juga bermakna “ilmu pendekatan”.

 

Terbukti, selama bertugas.

Sebagai kepala sekolah.

 

Selalu berada di lokasi.

Dekat tinggalnya.

 

Pak Ari, duduk di sebelah kiri Pak Hariono.

Pak Ari dijuluki “panglima pinggiran”.

 

 

Laksana sebuah peperangan.

Mulai dari pinggiran.

Kemudian kuasai pusat kota.

 

 Artinya.

Pak Ari merasa “senang” dan “nyaman”,

Bertugas di sekolah pinggiran.

 

Sedangkan saya.

Duduk di dekat pintu mobil.

 

Sebagai “kernet” .

Membuka dan menutup pintu mobil.

Agak mirip dengan Pak Ari.

 

Kami menunggang mobil Toyota Avanza.

Berwarna silver.

 

Toyota Avanza.

Jenis mobil yang “ditakuti” para sopir bus.

 

Mengapa?

Karena tidak bisa disalip.

 

Percuma mendului mobil Toyota Avanza.

 

Ketika berhasil mendului.

Satu mobil Avanza.

 

 Ternyata, di depan bus.

Masih ada mobil Avanza lagi.

 

Menyalip lagi.

Masih ada lagi.

 

Begitu seterusnya.

Saking banyaknya.

 

Selama perjalananan.

Kami membahas topik “ngalor ngidul”.

 

Bicara “nggedabrus”.

Dan “ngomong blek”.

 

Sambil mendengarkan radio SS.

Radio Suara Surabaya.

 

Saat itu.

Yoyong Burhanuddin.

 

Penyiar SS laporkan kejahatan.

Di suatu Bank Surabaya.

 

Si penjahat pakai isolasi “double tape”.

Menghambat jalan masuk.

 

Dan keluarnya kartu.

Di lubang Kartu ATM.

 

Dengan modus itu.

Penjahat melakukan niat jahatnya.

 

Saya awali bicara,

“Bank yang ditakuti pedagang.

 

Yaitu Bank Krut.

Karena pedagang “bangkrut”.

 

Artinya barang dagangannya habis.

Tapi uangnya juga ludes.

Tak ada sisanya.

 

 “Bank yang amat menjengkelkan.

Yaitu Bank ES-A-TE,” ujar Pak Azhari.

 

 “Bank apa itu?” tanya kami serentak.

 

“Bangsat!”, seru Pak Azhari.

Kami tertawa meledak berderai bersama.

 

Tapi Pak Ari diam saja.

Mengapa?

 

 “Gak lucu”, teriak Pak Ari.

Sambil tersenyum.

 

Kami tambah tertawa meledak.

 

Ya, sungguh lucu, wong humor kok tidak lucu.

Berarti kan lucu!

 

0 comments:

Post a Comment