DATA
NEGARA BOCOR AWAS KARTU KREDIT PALSU
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Pakar
teknologi dan informasi
Universitas
Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Solichul
Huda ingatkan.
Pemerintah
antisipasi.
Penyalahgunaan
data.
PDNS 2 yang diretas.
"Serangan
'ransomware'.
Begitu
masuk jalankan aplikasi kecil.
Mengubah
kode database.
Sehingga
tak bisa dibuka.
Kata orang
umum.
Disebut
'ngunci'.
Dalam
IT istilahnya dienkripsi.
Selasa (9/7/2024).
Tim "hacker" sudah serahkan.
Kunci
enkripsi PDNS yang diretas.
Sudah
bisa dibuka lagi.
Tapi soalnya.
Peretasan
diiringi unduh data.
"Yang
namanya 'hacker'.
Diia
berhasil masuk.
Pasti
'download' semua data.
Data aslinya
masih di PDNS.
Tapi sudah
disalin.
Berarti
sudah dicuri.
Data penduduk.
Rawan
disalahgunakan.
Dan bisa
dijual.
Untuk
kepentingan tertentu.
Akibatnya
bisa fatal.
Misalnya.
1)
Buat
kartu kredit identitas palsu.
2)
Palsu
data untuk teroris.
3)
Dan kejahatan
lain.
Data penduduk
berisi:
1)
Fc KTP.
2)
Foto
terakhir.
3)
Sidik
jari.
4)
Dan lainnya.
Huda sarankan.
Pemerintah
lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Buat "surat
kehilangan".
Bahwa data PDNS 2.
1)
Telah
dicuri.
2)
Dianggap
hilang.
Dia minta
warga tenang.
Dan
tidak perlu khawatir.
Soal keamanan
uang nasabah di bank.
Khususnya
dalam negeri.
"Sejauh
saya tahu.
Bank tak
koneksi Pusat Data Nasional (PDN).
Saya
khawatir data bank di luar negeri," katanya.
Huda
juga menilai.
Rakyat
rawan jadi korban.
Tak akses
teknologi perbankan.
Seperti
M-banking atau SMS banking.
Karena
mereka tak tahu.
Jika datanya
dipakai orang lain," katanya.
(Sumber
suara)
0 comments:
Post a Comment