Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Saturday, May 6, 2017

64. MUKJIZAT NABI MUHAMMAD

MUKJIZAT NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Mukjizat merupakan kejadian atau peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampun akal manusia. Dalam Islam, mukjizat terjadi hanya karena izin Allah.
      Mukjizat Nabi Muhammad berupa kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad. Untuk membuktikan kerasulannya. Nabi Muhammad bersabda, “Semua nabi diberi sejumlah mukjizat. Agar manusia beriman kepadanya. Mukjizat yang saya terima berupa wahyu. Allah mewahyukannya kepadaku. Saya berharap akan menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.”
MUKJIZAT MASA KELAHIRAN
      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir di Mekah. Bertepatan dengan 20 April 571 Masehi (?). Mengapa disebut tahun Gajah? Pada tahun itu, Raja Abrahah, Gubernur Yaman mengirim pasukan untuk menghancurkan Kakbah.
       Raja Abrahah menunggang seekor gajah putih besar. Si “kepala suku gajah” dibuntuti 13 ekor gajah lainnya. Bersama 60.000 prajurit. Berangkat dari Yaman menuju Mekah.
      Pasukan Abrahah memasuki kota Mekah. Gajah terbesar, si “kepala suku gajah” berhenti. Tidak mau melanjutkan perjalanan. Gajah yang lain ikut berhenti. Gajah “induk” diputar  ke arah lain, dia mau berangkat. Diarahkan ke Mekah, dia “mogok”. Tidak mau berjalan.  Demikian terjadi, berulang-ulang. 
      Muncul ribuan burung Ababil. Menjatuhkan ribuan kerikil amat panas. Setiap burung membawa tiga butir kerikil. Dua butir dicengkeram kaki, satu butir di mulutnya. Pasukan Abrahah berhamburan. Pasukan yang tertimpa kerikil, tubuhnya hancur. Sendi tulangnya “mereteli”. Mereka mati laksana daun dimakan ulat. Raja Abrahah kembali ke Yaman. Dia meninggal mengenaskan. Sendi tulangnya terlepas, dadanya terbelah.
      Aminah binti Wahab, ibu Nabi. Selama mengandung janin Nabi tidak pernah merasakan lelah. Tidak mengalami kesulitan apa pun. Melahirkan amat lancar.
      Raja Kisra di Persia bermimpi menakutkan. Terjadi gempa di sekitar istana. Empat belas menaranya tiba-tiba runtuh. Dinding istananya retak-retak. Air sungai yang dikultuskan di dekat istana Persia mendadak mengering.
      Api yang disembah kaum Majusi mendadak padam. Padahal, api tersebut menyala sepanjang masa. Tidak pernah padam.
      Terjadi gempa yang merobohkan tempat ibadah di kerajaan Romawi. Semua danau dan sawah tiba-tiba mengering.
     Terlihat cahaya sampai negeri Syam. Berasal dari ibu Nabi, Aminah. Nabi Muhammad terlahir sudah berkhitan. Tali pusarnya sudah putus.
     Abdul Muththalib bercerita,“Saat Muhammad lahir. Berhala di sekitar Kakbah jatuh bersujud.” Dia mendengar dinding Kakbah berbicara, "Nabi yang dipilih telah lahir. Akan  menghancurkan orang-orang kafir. Membersihkan berhala. Memerintahkan menyembah kepada Tuhan Yang Merajai Seluruh Alam."
      Masyarakat Yahudi di Madinah, menyaksikan munculnya bintang “Ahmad” di langit. Sebagai tanda telah lahir seorang rasul baru. Kaum Yahudi datang ke Madinah. Karena menurut Taurat, kitab mereka. Rasul terakhir akan muncul di Madinah.
      Kaum Yahudi amat “mengenali” Nabi Muhammad. Bagaikan orang tua yang  mengenali anaknya sendiri. Mengapa? Mereka tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai rasul. Karena Nabi Muhammad bukan berasal dari bangsa Yahudi.
MUKJIZAT MASA ANAK-ANAK
     Halimah, berasal dari suku Sakdiyah, dan keluarganya memperoleh “berkah”. Sejak mengasuh dan menyusui Nabi Muhammad.  Ternaknya menjadi gemuk, air susunya melimpah. Hewan ternaknya cepat berkembang biak. Hidupnya menjadi “makmur”.
      Pada usia 5 bulan, Nabi sudah pandai berjalan. Nabi berusia 9 bulan sudah mampu berbicara. Umur 2 tahun sudah dilepas. Bermain bersama anak Halimah lainnya. Turut  menggembala kambing.
      Nabi berumur 4 tahun. Dadanya dibedah oleh malaikat. Halimah merasa ketakutan. Nabi dikembalikan ke orang tuanya.
MUKJIZAT MASA REMAJA
      Nabi berumur 12 tahun. Mengikuti Abu Thalib berdagang ke negeri Syam. Dalam perjalanan berjumpa pendeta Bahira. Dia mengetahui tanda kenabian. berupa gumpalan mendung yang selalu menaungi. Juga, menyaksikan tanda kenabian di kulit punggung Nabi.
      Biasanya, Nabi Muhammad menggembala ternak. Terutama kambing dan domba. Milik sendiri, keluarga Abu Thalib maupun titipan penduduk Mekah.  Di padang pasir yang luas. Bersama teman sebayanya.
      Nabi ingin menonton “pertunjukan” zaman jahiliah. Dalam perjalanan ke perkampungan, beliau tertidur sampai pagi hari. Hal demikian, selalu terjadi. Selama hidupnya, Nabi tidak pernah menyaksikan “hiburan” zaman jahiliah.
MUKJIZAT MASA KENABIAN
      Turun surah Allahab. Surah ke-111. Yang berisi kepastian Abu Lahab dan istrinya. Akan dicemplungkan ke neraka Jahanam. Umi Jamil, istri Abu Lahab murka. Dia membawa batu besar. Nabi Muhammad dan Abu Bakar duduk di dekat Kakbah.
       Umi Jamil berdiri di dekat Nabi Muhammad. “Wahai, Abu Bakar. Di manakah Muhammad. Aku mendengar, dia menyindirku. Jika aku melihatnya. Akan kutimpukkan batu ini ke mulutnya,” teriak Umi Jamil.
      Umi Jamil membalikkan badannya. Kembali pulang. Abu Bakar berkata, “Wahai Nabi. Bukankah dia melihat engkau, dan engkau juga melihatnya.” Nabi Menjawab,” Dia tidak melihatku. Allah menutupi pandangannya.”
      Abu Jahal amat membenci Nabi. Dia sering mengganggu umat Islam. Nabi salat di dekat Kakbah. Abu Jahal berteriak marah. “Wahai Muhammad. Bukankah aku sudah melarangmu! Akan kuinjak lehermu.”
      Abu Jahal mendekati Nabi. Mendadak dia mundur, berteriak ketakutan. Orang-orang bertanya,”Wahai Abu Jahal. Apakah yang terjadi? Abu Jahal menjawab, “Antara Muhammad dan aku. Ada pembatas api yang menyambar.” Nabi menjelaskan, “Jika dia mendekatiku, maka malaikat akan membakarnya.”        
      Utbah bin Abu Lahab merobek baju Nabi. Meludah ke muka Nabi. Tetapi, tidak mengenai wajah Nabi. Nabi berdoa,”Ya Allah, buatlah dia dilahap binatang buas ciptaan-Mu.” Doa Nabi terkabul. Utbah bin Abu Lahab pergi ke Syam. Bersama rombongan Quraisy. Dalam perjalanan dia diterkam singa.
      Abu Jahal berkata, “Wahai Quraisy, aku akan menimpukkan batu besar. Mengenai  kepala Muhammad. Ketika dia sedang salat. Kemudian lindungi aku. Agar Bani Hasyim tidak bisa membalas.”
      Nabi sedang sujud. Abu Jahal membawa batu besar. Dia mendekati Nabi. Mendadak Abu Jahal mundur dan berteriak. Wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar. Batu yang dibawanya terlempar. Orang-orang bertanya, “Apakah yang terjadi. Wahai Abu Jahal?” “Tiba-tiba muncul onta besar, siap mencaplokku,” jawab Abu Jahal. Peristiwa ini, menyebabkan Hamzah bin Abdul Muththalib, paman Nabi, masuk Islam.
       Nabi berdoa,”Ya Allah, kokohlah Islam dengan salah satu orang yang paling Engkau sukai. Umar bin Kaththab atau Abu Jahal bin Hisyam.” Doa Nabi dikabulkan. Umar bin Kaththab masuk Islam. Tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muththalib masuk Islam.
       Kaum Quraisy memboikot Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Tidak boleh berbicara, berjual beli, berteman, berkumpul, memasuki rumah, dan menikah. Boikot berlaku sampai Nabi Muhammad diserahkan untuk dibunuh.
      Piagam boikot digantungkan di tembok dalam Kakbah. Tidak terkena panas maupun hujan.  Boikot berjalan tiga tahun. Abu Thalib berkata, “Muhammad, kemenakanku mengatakan piagam boikot telah dimakan rayap.”
      “Mari kita buktikan. Jika memang kemenakanku berbohong, kami akan membiarkan urusan kalian dengannya. Jika dia benar, kalian harus membatalkan embargo,” ujar Abu Thâlib. Ternyata benar. Piagam boikot dimakan rayap. Yang masih utuh tulisan “Bismika-Allah”. Yang bermakna “Dengan nama-Mu Ya, Allah”.  Akhirnya, boikot dibatalkan.
      Segumpal mendung selalu menanungi Nabi. waktu pulang dati Thaif. Para jin ikut mendengarkan bacaan alquaran. Ketika berada di Wadi Nakhlah. Daerah sumber air di luar mekah.
      Peristiwa Isra Mikraj. Nabi dalam perjalanan amat jauh. Dari Mekah ke Palestina. Terus naik ke tujuh langit, ke Sidratul Muntaha. Kembali lagi ke Mekah. Hanya semalam saja. Bahkan hanya beberapa jam saja. 
     Pasukan pembunuh Nabi tertidur. Nabi menaburkan pasir ke arah mereka. Nabi lolos dari kepungan regu pembunuh kaum Quraisy. Yang mengepung rumah Nabi.
      Nabi dilindungi sarang laba-laba dan burung merpati. Ketika besembunyi di gua Tsur di atas gunung Jabal Tsur. Waktu akan hijrah dari Mekah ke Madinah.
      Suraqah dan kudanya terjungkal. Sebanyak tiga kali. Ketika akan memanah Nabi.  Dalam perjalanan hijrah. Suraqah minta maaf. Nabi memaafkan.
      Malaikat ikut terlibat dalam Perang Badar. Nabi berdoa,”Ya Allah, jika pasukan ini hancur. Tentu Engkau tidak akan disembah lagi. Kecuali memang Engkau menghendaki tidak disembah lagi, selamanya.”
      Seorang pasukan muslim akan menyerang musyrikin di depannya.  Tiba-tiba terdengar suara lecutan cambuk di atasnya. Musuh sudah bergelimpangan. Seorang Ansar melaporkan kepada Nabi. “Benar, itulah pertolongan dari langit,” kata Nabi.
      Potongan akar berubah menjadi pedang. Pedang milik Ukkasyah bin Mihsan patah dalam Perang Badar. Dia menghadap Nabi. Nabi memberinya sepotong kayu akar pohon. Kayu tersebut berubah menjadi sebatang pedang panjang yang mengkilat dan tajam.
      Nabi “menghilang” dalam Perang Uhud. Nafik bin Jubeir berkata, “Banyak anak panah melesat dalam Perang Uhud. Berseliweran dari segala arah. Semuanya menuju ke arah Nabi. Tetapi, tidak ada yang mengenai sasaran.
      Abdullah bin Syihab berteriak,”Tunjukkan padaku, di mana Muhammad. Aku akan membunuhnya.” Padahal, Nabi berada di dekatnya. Tetapi, dia tidak melihatnya.
     Nabi mengetahui akan dijatuhi batu penggilingan. Nabi dan para sahabat berkunjung ke kaum Yahudi Bani Nadhir. Nabi dan para sahabat diminta duduk. Di dekat tembok rumah penduduk. 
      Beberapa orang Bani Nadhir berniat membunuh Nabi. Menjatuhkan batu penggilingan dari atas tembok. Nabi diberitahu malaikat Jibril. Nabi bergegas bangkit. Nabi dan sahabat selamat.
      Makanan untuk lima orang, cukup dimakan seribu orang. Perang Khandaq. Pasukan muslim menggali parit. Tiga hari tidak ada makanan. Jabir bin Abdullah meyiapkan masakan untuk Nabi dan beberapa sahabatnya. Nabi mengundang seribu orang. Bergiliran makan. Semuanya kenyang. Makanan masih bersisa.
     Nabi menghancurkan batu besar. Waktu menggali parit. Menemukan bongkahan batu besar. Tidak ada yang mampu memecahkan. Nabi memukul batu dengan pacul tiga kali. Batu besar hancur berkeping-keping.
     Setangkup kurma, cukup dimakan ratusan orang. Nukman bin Basyir membawa setangkup kurma. Untuk ayah dan pamannya yang menggali parit. Nabi memintanya. Meletakkan kurma di atas selembar kain. Semua orang mengambil dan memakannya. Kurma masih bersisa.
     Nabi mengetahui paha domba disusupi racun. Seorang wanita mengirimkan panggang paha domba  kepada Nabi. Nabi memakannya, lalu memuntahkannya. Nabi bersabda, “Tulang ini mengabarkan, dagingnya disusupi racun.” Nabi selamat. Alhamdulillah.
Daftar Pustaka
1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.

63. KHUTBAH ISLAM SAUDARA

Khotbah Jumat, 5-5-2017
“Semua Orang Mukmin Bersaudara”
Khutbah-1
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْر
أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى      مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ
وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون

Para jamaah yang berbahagia,
      Marilah kita selalu meningkatkan takwa kepada Allah swt. Menjalankan semua perintah-Nya. Menjauhi segala larangan-Nya.
Para jamaah yang berbahagia,  Umat Islam sangat beruntung memiliki Alquran yang hebat luar biasa. Alquran kitab yang sempurna dalam segala segi.
1. Diturunkan melalui malaikat yang paling mulia, yaitu Malaikat  Jibril as.
2. Kepada nabi dan rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad saw.
3. Di lokasi yang paling mulia, yaitu Mekah dan Madinah.
4. Awal turunnya  pada bulan yang paling mulia, yaitu bulan Ramadan
5. Menggunakan bahasa yang paling mulia, yaitu bahasa Arab.
Para jamaah yang berbahagia,
      Alquran adalah mukjizat yang hebat. Kita harus selalu berusaha memahami dan mengamalkan semua isinya. Sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Salah satu ajaran Alquran yang utama adalah semua orang mukmin adalah bersaudara.

“Hai manusia. Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya, orang yang paling mulia sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat (49:13)

”Hai orang-orang yang beriman. Janganlah suatu kelompok menghina kelompok yang lain. Bisa jadi mereka yang dihina lebih baik daripada yang menghina. Jangan pula para wanita menghina wanita yang lain. Bisa jadi wanita yang dihina itu lebih baik daripada  wanita yang menghina. Jangan kamu mencela dirimu sendiri. Jangan kamu saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah beriman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. QS Al-Hujurat (49:11)
Para jamaah yang berbahagia,

      ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikan antara kedua saudaramu (yang berselisih). Bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat “ QS Al-Hujurat (49:10)
      Nabi bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling menyayangi, mencintai, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan merasakan sakit dan demam” (Hadis Sahih Muslim No.4685)     
      Nabi bersabda, “Sesungguhnya hubungan antara seorang mukmin dengan mukmin lainnya, bagaikan bangunan yang saling memperkuat.” (Sahih Bukhari Nomor 481, dan Sahih Muslim Nomor 2585 ).)
Para jamaah yang berbahagia,
      Dalam peristiwa hijrah, Nabi berhasil menyatukan persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar. Kaum Muhajirin adalah para pendatang berasal dari Mekah, sedangkan kaum Ansar adalah  penduduk asli Madinah.
Meskipun kaum Muhajirin meninggalkan rumah dan harta benda mereka di Mekah. Tetapi kaum Ansar menganggap mereka sebagai saudara mereka sendiri. Sehingga, setiap orang Ansar memiliki saudara kaum Muhajirin. Bahkan, kaum Ansar mengajak saudaranya dari Muhajirin ke rumahnya. Kemudian mereka menawarkan berbagi harta benda yang dimilikinya. Persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar yang terjalin pada saat itu adalah peristiwa yang luar biasa hebat, yang sampai sekarang sangat sulit dicari tandingannya.
Allah SWT berfirman :
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin). Mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).” Q.S. Al-Hasyr (59: 9)
Para jamaah yang berbahagia,    
      Yahya Ar-Razi berkata, “Hendaknya setiap orang mukmin minimal memperoleh 3 hal dari sesama mukmin:
a. jika kalian tidak bisa memberi manfaat atau keuntungan. Jangan membuat kesulitan atau kerugian,
b. jika kalian tidak mampu membuatnya gembira, maka jangan membuatnya bersedih,
c.  jika kalian tidak mau memujinya, maka jangan mencelanya.
Nabi bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya sesama muslim lebih dari 3 hari. Ketika mereka berjumpa, yang satu memalingkan muka dan yang lain juga  berpaling. Yang terbaik di antara mereka adalah orang yang memulai mengucapkan salam lebih dulu.”(Sahih Al-Bukhari, 6077 dan Sahih Muslim, 2560)
Para jamaah yang berbahagia,
      Nabi bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 perkara: (1) jika bertemu, ucapkan salam; (2) jika mengundang, penuhilah;(3) jika meminta nasihat, berilah nasihat; (4) jika bersin, ucapkanlah hamdalah dan doakan; (5) jika sakit, jenguklah; dan (6) jika meninggal, antarkan jenazahnya.” (HR Muslim).
      Nabi bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim yang lain. Mereka tidak saling menzalimi dan saling membiarkan. Siapa yang menghilangkan suatu kesulitan seorang Muslim, maka Allah akan menghilangkan kesulitannya di hari kiamat. Siapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah pasti akan menutupi aibnya pada hari kiamat nanti.” (Muttafaq a’laih).
Para jamaah yang berbahagia,
      Seharusnya semua orang yang beriman kepada Allah adalah bersaudara. Jangan sampai terjadi sesama muslim tidak rukun bahkan saling membenci. Yang lebih aneh lagi, dengan orang yang beragama selain Islam bisa hidup rukun, tetapi dengan sesama orang Islam saling membenci.
Para jamaah yang berbahagia,
      Semua orang yang sudah berikrar “Dua Kalimat Syahadat”.  “Asyhadu anla ilahaillaLLah. Waasyhadu anna Muhammdar rasulullah”. Sudah menyatakan, “Saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah. Saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah.” Maka semuanya bersaudara. Saudara seiman, saudara sekeyakinan. Saudara seakidah. Maka kita harus rukun dan saling menyayangi.
      Jika terdapat beberapa perbedaan dalam hal yang bukan prinsip atau bukan hal pokok, harus tetap saling menghormati. Sesama muslim jangan saling merendahkan, menghina, apalagi mencari-cari kesalahan.
      Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap manusia pasti memiliki kelebihan juga kekurangan. Kelemahan dan kekurangan saudara kita adalah ladang amal bagi yang lain untuk saling mengingatkan dan memaafkan.
      Janganlah kita termasuk orang yang gampang diadu domba oleh pihak yang tidak senang dengan kerukunan umat Islam.
Para jamaah yang berbahagia,
      Semoga kita termasuk orang yang selalu menghormati dan menyayangi saudara-saudara kita sesama Muslim. Semua hal tersebut kita lakukan untuk mendapatkan keridaan dan pengampunan dari Allah. Sehingga kita bisa memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Amin Ya Rabbal Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
ِ-------duduk-----

Thursday, May 4, 2017

62. Dakwah Hamka

#Tulisan bagus dari Buya Hamka#
Dengan halus, santun, dan cerdasnya, *Buya Hamka* menasehati kita semua tentang Dakwah....

▫Dakwah itu *membina*, bukan menghina.

▫Dakwah itu *mendidik*, bukan 'membidik'

▫Dakwah itu *mengobati* bukan melukai.

▫Dakwah itu *mengukuhkan* bukan meruntuhkan.

▫Dakwah itu *saling menguatkan*, bukan saling melemahkan.

▫Dakwah itu *mengajak*, bukan mengejek.

▫Dakwah itu *menyejukkan*, bukan memojokkan.

▫Dakwah itu *mengajar*, bukan menghajar.

▫Dakwah itu saling *belajar*, bukan saling bertengkar.

▫Dakwah itu *menasehati* bukan mencaci maki.

▫Dakwah itu *merangkul* bukan memukul.

▫Dakwah itu ngajak *bersabar*, bukan ngajak mencakar.

▫Dakwah itu *argumentative*, bukan provokatif.

▫Dakwah itu *bergerak cepat*, bukan sibuk berdebat.

▫Dakwah itu *realistis* bukan fantastis.

▫Dakwah itu *mencerdaskan* bukan membodohkan.

▫Dakwah itu *menawarkan solusi* bukan mengumbar janji.

▫Dakwah itu *berlomba dalam kebaikan* bukan berlomba saling menjatuhkan.

▫Dakwah itu *menghadapi masyarakat* bukan membelakangi masyarakat.

▫Dakwah itu *memperbarui masyarakat*, bukan membuat masyarakat baru.

▫Dakwah itu *mengatasi keadaan* bukan meratapi kenyataan.

▫Dakwah itu *pandai memikat*, bukan mahir mengumpat.

▫Dakwah itu *menebar kebaikan* bukan mengorek kesalahan.

▫Dakwah itu *menutup aib dan memperbaikinya,* bukan mencari2 aib dan menyebarkannya.

▫Dakwah itu *menghargai perbedaan*, bukan memonopoli kebenaran.

▫Dakwah itu *mendukung semua program kebaikan* bukan memunculkan keraguan.

▫Dakwah itu memberi *senyum manis*, bukan menjatuhkan vonis.

▫Dakwah itu *berletih-letih menanggung problema umat*, bukan meletihkan umat.

▫Dakwah itu *menyatukan kekuatan*, bukan memecah belah barisan.

▫Dakwah itu *kompak dalam perbedaan*, bukan ribut mengklaim kebenaran.

▫Dakwah itu *siap menghadapi musuh* bukan selalu mencari musuh.

▫Dakwah itu *mencari teman*, bukan mencari lawan.

▫Dakwah itu *melawan kesesatan* bukan mengotak atik kebenaran.

▫Dakwah itu *asyik dalam kebersamaan* bukan bangga dengan kesendirian.

▫Dakwah itu *menampung semua lapisan*,bukan memecah belah persatuan.

▫Dakwah itu kita mengatakan: *"aku cinta kamu"*bukan "aku benci kamu"

▫Dakwah itu kita mengatakan: *"Mari bersama kami"* bukan "Kamu harus ikut kami".

▫Dakwah itu *"Beaya Sendiri"*bukan "Dibeayai/Disponsori"

▫Dakwah itu *"Habis berapa ?"* bukan "Dapat berapa ?"

▫Dakwah itu "Memanggil/   *Mendatangi* bukan "Dipanggil/Panggilan"

▫Dakwah itu *"Saling Islah"* bukan "Saling Salah"

▫Dakwah itu di masjid, di sekolah, di pasar, di kantor, di parlemen, di jalanan, hingga dimana saja, *bukan hanya di pengajian.*

▫Dakwah itu dengan *"Cara Nabi"* bukan dengan "Cara Sendiri"

*_Buya Hamka_*

Tuesday, May 2, 2017

61. RENOVASI KAKBAH

RENOVASI  KAKBAH ZAMAN JAHILIAH
(NABI MENCEGAH PERTUMPAHAN DARAH)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

        Nabi Muhammad berumur 35 tahun. Kaum Quraisy merenovasi Kakbah. Kakbah berupa susunan batu yang ditumpuk. Temboknya, lebih tinggi dibandingkan tubuh manusia. Dibangun sejak zaman Nabi Ismail. Kakbah tidak beratap. Pencuri sering mengambil barang berharga di dalamnya.
       Mekah dilanda banjir. Air meluap menutupi tembok Kakbah. Bangunan Kakbah semakin rapuh. Dindingnya banyak yang retak. Bangunan Kakbah rentan runtuh. Sewaktu-waktu bisa ambruk.
      Kaum Quraisy bingung. Bimbang mengambil keputusan. Mereka takut memperbaiki Kakbah. Mereka khawatir “kuwalat”.  Membiarkan Kakbah ambruk, juga merasa bersalah.
      Mereka  masih ingat peristiwa pasukan gajah Abrahah. Ketika Nabi lahir. Pasukan gajah dihancurkan burung Ababil. Kejadian itu membuat Kakbah semakin “berwibawa”.
      Beberapa peristiwa menambah ketakutan. Perahu orang Romawi terdampar di pantai Jeddah. Perahu pecah berkeping-keping. Orang Quraisy mengambil pecahan kayunya. Digunakan sebagai atap Kakbah. 
      Atap Kakbah siap dipasang. Muncul ular besar dari sumur dekat Kakbah. Orang-orang Quraisy ketakutan. Mendadak muncul burung besar. Membawa ular pergi menjauh.  Sungguh ajaib.
      Seseorang mengambil batu dari Kakbah. Mendadak batunya melompat kembali ke tempatnya semula. Amat mengherankan. Sekaligus menakutkan.
      Akhirnya, mereka sepakat merenovasi Kakbah. Menggunakan dana yang “bersih”. Memakai bahan bangunan dari sumber yang “halal”. Menolak uang pelacur. Menolak uang hasil riba. Tak menerima harta rampasan. Hanya menerima sumbangan yang “baik” saja.
      Mereka masih takut merobohkan bebatuan Kakbah. Walid bin Maghfirah mengawali merobohkan bangunan Kakbah. Ditunggu beberapa waktu. Tidak terjadi apa-apa. Akhirnya, mereka berani merobohkan bangunan Kakbah. Kaum Quraisy siap membangunnya kembali.
      Mereka membagi setiap sudut Kakbah. Dikerjakan suku tertentu. Setiap kabilah mengumpulkan batu “terpilih”. Sebagai “arsitek” seorang Romawi bernama Pachomius. Dikenal dengan nama “Baqum”.
      Pembangunan tembok Kakbah selesai. Tersisa bagian Hajar Aswad. Tinggal meletakkan “Batu Hitam” ke tempatnya. Terjadi perselisihan. Setiap kabilah merasa berhak mengembalikan Hajar Aswad. Mereka meneriakkan slogan “Hajar Aswad, harga  mati”.
      Mereka berebut meletakkan Batu Hitam.  Pertentangan berlangsung selama empat hari. Belum ada penyelesaian. Hampir terjadi pertumpahan darah. Pertempuran antarkabilah nyaris pecah.
      Abu Umayah bin Maghfirah, yang sudah lanjut usia. Mengusulkan penyelesaian. Dia menawarkan jalan keluar. Menyerahkan keputusan kepada orang yang pertama kali masuk ke Masjidilharam. Semua kabilah setuju.
     Ternyata, orang yang masuk pertama kali adalah Nabi Muhammad. Semua orang berteriak, “Kami senang, inilah orang yang dapat dipercaya.” Mereka menjuluki Nabi Muhammad Al-Amin. Orang yang tepercaya. Meskipun, saat itu Nabi Muhammad belum diangkat menjadi rasul. 
      Mereka menjelaskan masalahnya. Nabi membeberkan selembar kain. Meletakkan Hajar Aswad di tengah kain. Para kepala suku memegang ujung kain. Hajar Aswad diangkat bersama menuju tempatnya. Nabi menaruhnya di tempat semula.
      Semua kepala suku senang. Semua orang gembira. Masalahnya selesai dengan baik. Tidak terjadi peperangan antarsuku. Nabi berhasil mencegah pertumpahan darah. Alhamdulillah.
     Masyarakat Quraisy kehabisan biaya. Sumbangan dana yang “baik” sudah habis. Pembangunan Kakbah belum selesai. Tinggal di sisi utara. Bagian “Hijir Ismail”. Pintu jalan masuk ke Hijir Ismail dibuat lebih tinggi. Agar berbeda dengan ketinggian permukaan tanah. 
      Bangunan Kakbah selesai. Berbentuk “segi empat”. Tinggi bangunan sekitar 15 meter. Posisi Hajar Aswad sekitar 1,5 meter di atas pelataran. Pintu Kakbah  setinggi 2 meter dari permukaan tanah.  Di atas Kakbah, diberi atap yang disangga enam sendi. Renovasi kabah selesai. Nabi berhasil mencegah pertumpahan darah. Alhamdulillah.    
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

60.SURAT NABI KE ROMAWI

NABI MUHAMMAD MENGIRIM SURAT KEPADA KAISAR ROMAWI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Tahun ke-6 Hijriah. Nabi berusia 59 tahun.  Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja. Raja Najasyi di Habasyah. Raja Muqauqis di Mesir. Raja  Kisra di Persia. Raja Qaishar di Romawi. Mengajak mereka masuk Islam.
      Nabi membuat stempel. Memakai cincin perak. Tulisan stempel berbahasa Arab. Dibaca dari kanan ke kiri. Mulai dari bawah ke atas. Bertulisan, ”Muhammad Rasul Allah”. Disusun dalam tiga baris. Baris terbawah, “Muhammad”. Baris tengah, “Rasul”. Baris teratas, “Allah“.
      Nabi mengirim surat kepada para pemimpin yang lain. Al-Mundzir bin Sawa, pemimpin Bahrain.  Haudzah bin Ali Hanafy, pemimpin Yamamah.  Al-Haris bin Abu Syamr, pemimpin Damaskus. Jaifar, raja Oman. Mengajak mereka memeluk agama Islam.
      Nabi Muhammad mengirim surat kepada Raja Heraklius di Romawi. Wilayah yang amat jauh dari Arab Saudi. Lebih dari 2000 km di barat laut Arab Saudi.
      Bismillahir-rahmanir-rahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah. Kepada Heraklius pemimpin Romawi. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Masuklah Islam. Niscaya Allah akan melimpahkan pahala kepada Tuan Raja dua kali lipat. Namun, jika Tuan Raja berpaling, maka Tuan Raja akan menanggung  dosa rakyat Asiriyin.
      Nabi Muhammad mengutip Alquran surah Ali Imran. Surat ke-3 ayat 64. Katakanlah, “Wahai ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian. Bahwa tidak kita sembah kecuali Allah. Tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun. Tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka,"Saksikan, kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah,"
      Surat Nabi diantarkan Dihyah bin Khalifah. Kafilah pedagang Quraisy Mekah berada di Syam. Abu Sufyan, pemimpin kafilah. Menceritakan kisahnya bertemu Raja Heraklius.  Abu Sufyan dan rombongan mendatangi Raja Heraklius di Palestina.
      Abu Sufyan diundang rapat. Dalam pertemuan pejabat Romawi. Raja Heraklius menggunakan penerjemaah bahasa. Raja Heraklius bertanya, “Siapakah di antara kalian, saudara dekat dengan orang yang mengaku nabi?” Abu Sufyan menjawab, “Saya, Tuan Raja”. Mendekatlah kemari,” perintah Raja Heraklius. 
      Raja Heraklius bertanya, “Bagaimana garis keturunannya di tengah kalian?” “Dia orang terpandang di antara kami,” jawab Abu Sufyan. Raja Heraklius melanjutkan, “ Apakah pernah ada orang yang berkata seperti itu sebelumnya?” “Tidak ada,” jawab Abu Sufyan.
      Raja Heraklius bertanya, “Apakah bapak-bapaknya dahulu, ada yang menjadi raja?” Tidak ada.”Jawab Abu Sufyan. “Apakah para pengikutnya, orang yang terhormat atau orang yang lemah?” lanjut Raja. Abu Sufyan menjawab, “Para pengikutnya, orang-orang yang lemah.”
      Raja Heraklius bertanya, ”Apakah jumlah pengikutnya, makin hari makin berkurang atau bertambah?” “Pengikutnya semakin bertambah,” jawab Abu Sufyan. “Apakah pengikutnya, ada yang keluar karena benci, setelah masuk agama itu?” tanya Raja. “Tidak ada,” jawab Abu Sufyan.
      “Apakah dia seorang pembohong?” tanya Raja.  Abu Sufyan menjawab, “Tidak” Raja bertanya, “Apakah dia pernah berkhianat?” “Tidak pernah,” jawab Abu Sufyan. Raja Heraklius bertanya lagi,”Apakah kalian pernah memeranginya.”  “Ya,” jawab Abu Sufyan.
      Raja bertanya, “Bagamana cara kalian memeranginya?” Abu Sufyan menjawab, “Peperangan kami dengan dia bergantian. Kadang kala dia menang, kadang kala kami menang.”
     Raja melanjutkan,“Apa yang dia perintahkan kepada kalian?” Abu Sufyan menjawab, “Dia berkata, sembahlah Allah semata. Jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya. Dia menyuruh kami salat, sedekah, menjaga keselamatan diri. Menjalin hubungan persaudaraan.“ 
    Raja Heraklius berkata, “Jika yang kamu katakanan itu benar. Maka dia akan menguasai tempat kakiku berpijak saat ini.  Jauh sebelumnya, aku sudah menduga dia akan muncul. Tetapi, aku  tidak menyangka dia berasal dari kalian. Seandainya, aku bebas bertemu dengannya. Aku memilih bertemu dengannya. Andaikan aku berada di dekatnya. Aku akan membasuh kedua kakinya.”
      Raja Heraklius meminta surat Nabi. Raja membacanya. Setelah itu, terdengar suara gaduh. Rombongan Abu Sufyan dibawa keluar dari ruang pertemuan.
     Abu Sufyan berkata, “Sejak saat itu, aku yakin Nabi Muhammad akan menang”.  Akhirnya, Abu Sufyan memeluk agama Islam. Alhamdulillah
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Monday, May 1, 2017

60.SURAT NABI KE ROMAWI

NABI MUHAMMAD MENGIRIM SURAT KEPADA KAISAR ROMAWI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Tahun ke-6 Hijriah. Nabi berusia 59 tahun.  Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja. Raja Najasyi di Habasyah. Raja Muqauqis di Mesir. Raja  Kisra di Persia. Raja Qaishar di Romawi. Mengajak mereka masuk Islam.
      Nabi membuat stempel. Memakai cincin perak. Tulisan stempel berbahasa Arab. Dibaca dari kanan ke kiri. Mulai dari bawah ke atas. Bertulisan, ”Muhammad Rasul Allah”. Disusun dalam tiga baris. Baris terbawah, “Muhammad”. Baris tengah, “Rasul”. Baris teratas, “Allah“.
      Nabi mengirim surat kepada para pemimpin yang lain. Al-Mundzir bin Sawa, pemimpin Bahrain.  Haudzah bin Ali Hanafy, pemimpin Yamamah.  Al-Haris bin Abu Syamr, pemimpin Damaskus. Jaifar, raja Oman. Mengajak mereka memeluk agama Islam.
      Nabi Muhammad mengirim surat kepada Raja Heraklius di Romawi. Wilayah yang amat jauh dari Arab Saudi. Lebih dari 2000 km di barat laut Arab Saudi.
      Bismillahir-rahmanir-rahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang. Dari Muhammad bin Abdullah. Kepada Heraklius pemimpin Romawi. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Masuklah Islam. Niscaya Allah akan melimpahkan pahala kepada Tuan Raja dua kali lipat. Namun, jika Tuan Raja berpaling, maka Tuan Raja akan menanggung  dosa rakyat Asiriyin.
      Nabi Muhammad mengutip Alquran surah Ali Imran. Surat ke-3 ayat 64. Katakanlah, “Wahai ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian. Bahwa tidak kita sembah kecuali Allah. Tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun. Tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka,"Saksikan, kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah,"
      Surat Nabi diantarkan Dihyah bin Khalifah. Kafilah pedagang Quraisy Mekah berada di Syam. Abu Sufyan, pemimpin kafilah. Menceritakan kisahnya bertemu Raja Heraklius.  Abu Sufyan dan rombongan mendatangi Raja Heraklius di Palestina.
      Abu Sufyan diundang rapat. Dalam pertemuan pejabat Romawi. Raja Heraklius menggunakan penerjemaah bahasa. Raja Heraklius bertanya, “Siapakah di antara kalian, saudara dekat dengan orang yang mengaku nabi?” Abu Sufyan menjawab, “Saya, Tuan Raja”. Mendekatlah kemari,” perintah Raja Heraklius. 
      Raja Heraklius bertanya, “Bagaimana garis keturunannya di tengah kalian?” “Dia orang terpandang di antara kami,” jawab Abu Sufyan. Raja Heraklius melanjutkan, “ Apakah pernah ada orang yang berkata seperti itu sebelumnya?” “Tidak ada,” jawab Abu Sufyan.
      Raja Heraklius bertanya, “Apakah bapak-bapaknya dahulu, ada yang menjadi raja?” Tidak ada.”Jawab Abu Sufyan. “Apakah para pengikutnya, orang yang terhormat atau orang yang lemah?” lanjut Raja. Abu Sufyan menjawab, “Para pengikutnya, orang-orang yang lemah.”
      Raja Heraklius bertanya, ”Apakah jumlah pengikutnya, makin hari makin berkurang atau bertambah?” “Pengikutnya semakin bertambah,” jawab Abu Sufyan. “Apakah pengikutnya, ada yang keluar karena benci, setelah masuk agama itu?” tanya Raja. “Tidak ada,” jawab Abu Sufyan.
      “Apakah dia seorang pembohong?” tanya Raja.  Abu Sufyan menjawab, “Tidak” Raja bertanya, “Apakah dia pernah berkhianat?” “Tidak pernah,” jawab Abu Sufyan. Raja Heraklius bertanya lagi,”Apakah kalian pernah memeranginya.”  “Ya,” jawab Abu Sufyan.
      Raja bertanya, “Bagamana cara kalian memeranginya?” Abu Sufyan menjawab, “Peperangan kami dengan dia bergantian. Kadang kala dia menang, kadang kala kami menang.”
     Raja melanjutkan,“Apa yang dia perintahkan kepada kalian?” Abu Sufyan menjawab, “Dia berkata, sembahlah Allah semata. Jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya. Dia menyuruh kami salat, sedekah, menjaga keselamatan diri. Menjalin hubungan persaudaraan.“ 
    Raja Heraklius berkata, “Jika yang kamu katakanan itu benar. Maka dia akan menguasai tempat kakiku berpijak saat ini.  Jauh sebelumnya, aku sudah menduga dia akan muncul. Tetapi, aku  tidak menyangka dia berasal dari kalian. Seandainya, aku bebas bertemu dengannya. Aku memilih bertemu dengannya. Andaikan aku berada di dekatnya. Aku akan membasuh kedua kakinya.”
      Raja Herkalius meminta surat Nabi. Raja membacanya. Setelah itu, terdengar suara gaduh. Rombongan Abu Sufyan dibawa keluar dari ruang pertemuan.
     Abu Sufyan berkata, “Sejak saat itu, aku yakin Nabi Muhammad akan menang”.  Akhirnya, Abu Sufyan memeluk agama Islam. Alhamdulillah
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

59. NABI MUHAMMAD MENGIRIM SURAT KEPADA RAJA PERSIA

SURAT NABI MUHAMMAD KEPADA RAJA PERSIA
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Tahun ke-6 Hijriah. Nabi berusia 59 tahun.  Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja. Raja Najasyi di Habasyah. Raja Muqauqis di Mesir. Raja  Kisra di Persia. Raja Qaishar di Romawi. Mengajak mereka masuk Islam.
      Nabi membuat stempel. Memakai cincin perak. Tulisan stempel berbahasa Arab. Dibaca dari kiri ke kanan. Mulai dari bawah ke atas. Bertulisan, ”Muhammad Rasul Allah”. Disusun dalam tiga baris. Baris terbawah, “ Muhammad”. Baris tengah, “ Rasul”. Baris teratas, “Allah“.
      Nabi mengirim surat kepada para pemimpin yang lain. Al-Mundzir bin Sawa, pemimpin Bahrain.  Haudzah bin Ali Hanafy, pemimpin Yamamah.  Al-Haris bin Abu Syamr, pemimpin Damaskus. Jaifar, raja Oman. Mengajak mereka memeluk agama Islam.
      Surat Nabi Muhammad kepada Raja Kisra di Persia. Wilayah yang Jauh dari Arab Saudi. Lebih dari 1000 km di timur laut Arab Saudi.
      Bismillahir-rahmanir-rahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang. Dari Muhammad rasul Allah kepada Kisra, pemimpin Persia. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
      Bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku menyeru Tuan Raja Persia dengan seruan Islam. Sesungguhnya, aku adalah utusan Allah kepada seluruh manusia. Memberikan peringatan kepada orang yang hidup. Membenarkan perkataan orang kafir. Masuklah Islam. Niscaya Tuan Raja Persia akan selamat. Namun, jika Tuan Raja Persia menolak. Maka dosa orang Majusi terletak pada pundak Tuan Raja Persia.
       Petugas yang mengirimkan surat Abdullah bin Hudzafah. Raja Kisra di Persia menerima surat Nabi. Raja Kisra langsung merobek-robek surat Nabi. Surat Nabi disobek berkeping-keping. Raja Kisra berkata, “Seorang budak yang hina, pernah menuliskan namanya. Sebelum aku berkuasa.”
      Nabi Muhammad mengetahui berita. Suratnya dirobek-robek Raja Kisra.  Nabi bersabda, “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya,” Doa Nabi dikabulkan.  Nantinya, kerajaan Persia dikalahkan kerajaan Romawi. Kerajaan Persia hancur karena perang saudara. Zaman khalifah Umar bin Khattab.  Persia dikuasai pasukan Islam.
      Raja Kisra di Persia. Mengirimkan surat ke Yaman. Kepada Gubernur Badzan. Gubernurnya di Yaman. Wilayah di selatan Arab Saudi.
      Raja Kisra di Persia memerintahkan Gubernur Yaman. Mengirimkan beberapa orang untuk menangkap Nabi Muhammad di Madinah. Terus dibawa ke Persia. Mengapa? Kerajaan Persia amat besar. Sedangkan Nabi Muhammad dianggapnya tidak ada apa-apanya. Raja Persia hanya mengirimkan beberapa orang untuk menangkap Nabi Muhammad.
      Utusan Gubernur Yaman tiba di Madinah. Menemui Nabi Muhammad. Menyerahkan surat ancaman. Raja Kisra di Persia memerintahkan agar Nabi ditangkap. Dibawa ke Persia. 
     Nabi Muhammad bersabda kepada utusan gubernur Yaman, “Raja Kisra di Persia telah dibunuh puteranya sendiri.”  Para utusan menjawab, ”Apakah benar berita itu?” Nabi menjawab, “Benar, sampaikan berita itu kepada gubernurmu. Sampaikan juga bahwa agama Islam akan menyebar seperti yang dicapai Raja Kisra di Persia.”
      Nabi melanjutkan, “Jika Gubernur Yaman masuk Islam. Dia akan tetap menjadi gubenur di wilyahnya.” Para utusan kembali ke Yaman. Menghadap Gubernur Badzan. Tak lama kemudian, datang berita Raja Kisra di Persia dibunuh Syiruyah, puteranya sendiri. Gubernur Yaman dan seluruh rakyatnya masuk Islam. Alhamdulillah.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

58. ISTRI ANAK MENANTU CUCU NABI MUHAMMAD

ISTRI, ANAK, MENANTU, DAN CUCU NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan dengan 20 April 571 Masehi (?). Abdullah bin Abdul Muththalib, ayah Nabi meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Abdullah wafat umur 25 tahun. Aminah binti Wahab, ibu Nabi berasal dari Madinah.  Abdullah dan Aminah bersambung dari Bani Abdi Manaf.
      Abdul Muththalib bin Hasyim, kepala suku Quraisy. Abdul Muththalib dan Fatimah binti Amr. Kakek dan nenek Nabi memiliki 16 anak. Yaitu 6 perempuan dan 10 laki-laki. Yang lelaki: Abu Thalib, Haris, Zubeir, Hamzah, Abbas, Abu Lahab, Al-Gaidaq, Al-Muqawin, Saffar, dan Abdullah. Yang perempuan: Umi Hakim, Barrah, Atikah, Safiyah, Arwa, dan Umaimah.
      Nabi, sejak bayi sampai 2 tahun. Tinggal di pedalaman. Hidup dalam lingkungan suku Sakdiyah. Diasuh dan disusui Halimah. Berasal dari suku Sakdiyah. Sekitar 80 km dari Mekah. Nabi berumur 2 tahun, dikembalikan ke ibunya. Halimah mengasuh lagi umur Nabi 2 sampai 4 tahun. Nabi berusia 4 tahun dadanya “dioperasi” malaikat. 
       Nabi berumur 4 sampai 6 tahun. Tinggal di rumah ibu kandungnya. Aminah wafat,  Nabi berumur 6 tahun. Dalam perjalanan dari Madinah ke Mekah. Setelah mengunjungi makam Abdullah. Ayah kandung Nabi. 
      Nabi berusia 6 sampai 8 tahun. Diasuh Abdul Muththalib, kakek Nabi. sebagai kepala suku yang menguasai sumber air zam-zam. Abdul Muththalib wafat, Nabi berumur 8 tahun. 
      Abu Thalib, kepala suku. Bertindak sebagai “orang tua angkat” Nabi. Umur 8 sampai 50 tahun.  Abu Thalib, paman Nabi. Mengajari menggembala domba dan perdagangan. Belajar bela diri dan berperang. Mencari “SIM” kendaraan padang pasir. Mengendalikan kuda dan unta. Juga, keterampilan lainnya.
      Nabi berumur 12 tahun. “Melancong” ke luar negeri.  Ikut berdagang ke negeri  Syam. Di sebelah utara Arab Saudi. Dalam perjalanan berjumpa pendeta Bahira. Dia mengetahui tanda kenabian. Meminta agar Nabi kembali ke Mekah.
      Nabi berusia 15 tahun. Membantu pamannya dalam perang antarsuku.  Nabi berumur 35 tahun meletakkan Hajar Aswad. Mendamaikan ancaman pertumpahan darah antarsuku.  Nabi berumur 37 sampai 40 tahun sering menyendiri ke gua Hira.
     Nabi berumur 40 tahun. Wahyu pertama turun. Nabi mulai berdakwah secara tertutup. Untuk lingkungan keluarganya sendiri. Nabi berumur  43 tahun berdakwah secara terbuka. Kaum Quraisy mulai melawan Nabi secara terbuka.
      Nabi berumur 46 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib dan Umar bin Khattab masuk Islam. Nabi berumur 47 tahun. Terjadi pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib. Nabi berumur 50 tahun Abu Thalib dan Khadijah wafat.
      Nabi berusia 51 tahun terjadi Isra Mikraj. Nabi berumur 53 tahun hijrah dari Mekah ke Madinah. Nabi berusia 55 tahun terjadi Perang Badar. Peristiwa Perang Uhud, Nabi berumur 56 tahun. Nabi berusia 61 tahun menguasai Mekah.  Tanpa pertumpahan darah,       
      Senin, 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah. Nabi Muhammad wafat. Bertepatan dengan 8 Juni 633 Masehi. Dalam usia 63 tahun lebih 3 hari, dalam kalender Kamariah. Menurut kalender Syamsiah, usia Nabi 61 tahun lebih 84 hari.
ISTRI NABI MUHAMMAD
      Nabi Muhammad, 25 tahun, menikah dengan Khadijah bin Khuwailid, 40 tahun. Seorang janda cantik dan kaya. Khadijah pernah menikah dua kali. Pertama dengan Abu Halah, yang kedua dengan Atiq. Keduanya sudah almarhum.
      Selama 25 tahun berumah tangga dengan Khadijah. Istri Nabi hanya Khadijah saja. Nabi dan Khadijah memperoleh 6 keturunan.
      Nabi berumur 50 tahun. Khadijah dan Abu Thalib, wafat. Nabi, 51 tahun, menikah dengan Saudah binti Zumah. Saudah, janda dari As-Sakran bin Amr.  As-Sakran sudah meninggal.
      Nabi, 52 tahun, menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar, 9 tahun. Seorang gadis, putri Abu Bakar. Sahabat Nabi yang utama. Pada zaman itu. Cara menghormati sahabat. Dengan menikahkan puterinya dengan sahabatnya.
       Nabi, 56 tahun, menikah dengan Hafsah binti Umar. Seorang janda, puteri Umar bin Khattab. Hafsah, mantan istri Khunais bin Huzadah.  Khunais bin Huzadah sudah meninggal.
      Nabi, 57 tahun, menikah dengan Zainab binti Khuzaimah. Mantan istri Abdullah bin Jahsy. Yang mati sahid dalam Perang Uhud. Zainab meninggal 3 bulan setelah menikah dengan Nabi.
      Nabi, 57 tahun, menikah dengan Umi Salamah binti Umayyah. Mantan istri Abu salamah, yang sudah meninggal. Umayyah ialah kepala suku Quraisy. Akhirnya, banyak suku Umi Salamah masuk Islam. Salah satunya, Khalid bin Walid.
      Nabi, 59 tahun, menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Mantan istri Zaid bin Harisah. Anak angkat Nabi. 
      Nabi, 59 tahun, menikah dengan Juwariyah binti Al-Haris. Seorang wanita tawanan perang. Akhirnya, suku keluarga Juwariyah tidak memusuhi Nabi.
      Nabi, 60 tahun, menikah dengan Umi Habibah binti Abu Sufyan. Mantan istri Ubaidillah bin Jahs.  Ubaidillah hijrah ke Habasyah. Dia murtad, masuk Kristen. Meninggal di Habasyah. Abu Sufyan, pemimpin kaum Quraisy.
       Nabi, 60 tahun, menikah dengan Safiyah binti Huyai. Seorang janda anak kepala suku keturunan Yahudi. Tawanan dalam Perang Khaibar. Akhirnya, suku keluarga Safiyah tidak memusuhi Nabi.
      Nabi, 60 tahun, menikah dengan Maimunah binti Al-Haris.  Janda saudara Lubabah binti Al-Haris.
       Nabi, 61 tahun, menikah dengan Maria Qibti. Tawanan perang dari Mesir. Menadapatkan keturunan Ibrahim. Meninggal waktu kecil.
      Nabi, 61 tahun, menikah dengan Raihanah binti Zaid.  Tawanan Perang Quraizhah.
      Nabi wafat umur 63 tahun. Sembilan istrinya masih hidup. Dua istri Nabi wafat lebih dahulu. Yaitu  Khadijah bin Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah.
ANAK KANDUNG NABI MUHAMMAD
    Keturunan Nabi dengan Khadijah 6 orang. Perempuan 4 orang, dan 2 laki-laki. Qosim, Zainab, Ruqoiyah, Umi Kulsum, Fatimah, dan Abdullah.    
    Nabi dengan Maria Qibti mendapatkan seorang anak. Bernama Ibrahim. Ibrahim wafat masih kecil. Bertepatan dengan gerhana bulan.
    Nabi dengan istri yang lain tidak mempunyai anak. Semua anak laki-laki wafat masih kecil. Fatimah yang menyaksikan Nabi wafat. Anak Nabi yang lain sudah meninggal dunia.
ANAK ANGKAT NABI MUHAMMAD
      Zaid bin Harisah. Berasal dari kabilah Kalb. Di sebelah utara jazirah Arab. Sukunya kalah perang. Dia dijadikan  budak. Dibeli keponakan Khadijah. Diberikan kepada Nabi. Diakui sebagai anak angkat. Menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Kemudian bercerai.
     Zaid bin Harisah, salah satu pemeluk pertama Islam. Pelayan setia Nabi. menjadi sahabat Nabi. Menikah dengan Ummi Ayman. Mengikuti hijrah ke Madinah. Terlibat dalam setiap pertempuran membela Islam. Sebagai panglima Perang Muktah. Dia mati syahid.
ANAK TIRI NABI MUHAMMAD
      Halah bin Abu Halah, Hindun bin Abu Halah, dan Zainab binti Abu Halah. Keturunan Khadijah dengan Abu Halah.
      Abdullah bin Atiq, Jariyah bin Atiq, dan Hindun binti Atiq. Keturunan Khadijah dengan Atiq.
MENANTU NABI MUHAMMAD
      Abi Al-Ash bin Rubai menikah dengan Zainab. Zainab, puteri Nabi dengan Khadijah.  Memperoleh 2 anak.
      Utbah bin Abu Lahab menikah dengan Ruqaiyah. Ruqaiyah, puteri Nabi dengan Khadijah. Tidak punya anak. Ketika Nabi diangkat menjadi rasul. Abu Lahab murka. Anaknya dipaksa bercerai.
      Usman bin affan menikah dengan Ruqaiyah. Punya 1 anak, wafat masih kecil. Ruqaiyah, puteri Nabi dengan Khadijah.
      Utaibah bin Abu Lahab menikah dengan Umi Kulsum. Umi Kulsum, puteri Nabi dengan Khadijah. Tidak punya anak. Ketika Nabi diangkat menjadi rasul. Abu Lahab murka. Anaknya dipaksa bercerai.
       Usman bin Affan menikah dengan Umi Kulsum. Umi Kulsum, puteri Nabi dengan Khadijah. Tak punya anak.
      Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah. Mempunyai 4 anak. Hasan, Husein, Zainab dan Umi Kulsum. Fatimah, puteri Nabi dengan Khadijah.
CUCU NABI MUHAMMAD
       Ali bin Abi Al-Ash. Umamah binti Abi Al Ash. Keturunan Zainab dengan Abi Al-Ash. Zainab, puteri Nabi dengan Khadijah.
      Abdullah bin Usman. Keturunan Ruqaiyah dengan Usman bin Affan. Ruqaiyah, keturunan Nabi dengan Khadijah.
     Hasan bin Ali. Husein bin Ali. Umi Kulsum binti Ali. Zainab binti Ali.  Keturunan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Fatimah, keturunan Nabi dengan Khadijah.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Sunday, April 30, 2017

58. ISTRI ANAK MENANTU CUCU NABI

ISTRI, ANAK, MENANTU, DAN CUCU NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
      Senin, 12 Rabiulawal tahun Gajah. Nabi Muhammad lahir. Bertepatan dengan 20 April 571 Masehi (?). Abdullah bin Abdul Muththalib, ayah Nabi meninggal 6 bulan sebelum Nabi lahir. Abdullah wafat umur 25 tahun. Aminah binti Wahab, ibu Nabi berasal dari Madinah. 
      Abdul Muththalib bin Hasyim, kepala suku Quraisy. Abdul Muththalib dan Fatimah binti Amr. Kakek dan nenek Nabi memiliki 16 anak. Yaitu 6 perempuan dan 10 laki-laki. Yang lelaki: Haris, Zubeir, Hamzah, Abbas, Haris, Abu Lahab, Al-Gaidaq, Al-Muqawin, Saffar, dan Abdullah. Yang perempuan: Umi Hakim, Barrah, Atikah, Safiyah, Arwa, dan Umaimah.
      Nabi, sejak bayi sampai 2 tahun. Tinggal di pedalaman. Hidup dalam lingkungan suku Sakdiyah. Diasuh dan disusui Halimah. Yang berasal dari suku Sakdiyah. Sekitar 80 km dari Mekah. Nabi berumur 2 tahun, dikembalikan ke ibunya. Halimah mengasuh lagi umur Nabi 2 sampai 4 tahun. Nabi berusia 4 tahun dadanya “dioperasi” malaikat. 
       Nabi berumur 4 sampai 6 tahun. Tinggal di rumah ibu kandungnya. Aminah wafat,  Nabi berumur 6 tahun. Dalam perjalanan dari Madinah ke Mekah. Setelah mengunjungi makam Abdullah. Ayah kandung Nabi. 
      Nabi berusia 6 sampai 8 tahun. Diasuh Abdul Muththalib, kakek Nabi. sebagai kepala suku yang menguasai sumber air zam-zam. Abdul Muththalib wafat, Nabi berumur 8 tahun. 
      Abu Thalib, kepala suku. Bertindak sebagai “orang tua angkat” Nabi. Umur 8 sampai 50 tahun.  Abu Thalib, paman Nabi. Mengajari menggembala domba dan perdagangan. Belajar bela diri dan berperang. Mencari “SIM” kendaraan padang pasir. Mengendalikan kuda dan unta. Juga, keterampilan lainnya.
      Nabi berumur 12 tahun. “Melancong” ke luar negeri.  Ikut berdagang ke negeri  Syam. Di sebelah utara Arab Saudi. Dalam perjalanan berjumpa pendeta Bahira. Dia mengetahui tanda kenabian. Meminta agar Nabi kembali ke Mekah.
      Nabi berusia 15 tahun. Membantu pamannya dalam perang antarsuku.  Nabi berumur 35 tahun meletakkan Hajar Aswad. Mendamaikan ancaman pertumpahan darah antarsuku.  Nabi berumur 37 sampai 40 tahun sering menyendiri ke gua Hira.
     Nabi berumur 40 tahun. Wahyu pertama turun. Nabi mulai berdakwah secara tertutup. Untuk lingkungan keluarganya sendiri. Nabi berumur  43 tahun berdakwah secara terbuka.
      Nabi berumur 46 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib dan Umar bin Khattab masuk Islam. Nabi berumur 47 tahun. Terjadi pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Abdul Muththalib. Nabi berumur 50 thu Abu Thalib dan Khadijah wafat.
      Nabi berusia 51 terjadi Isra Mikraj. Nabi berumur 53 hijrah. Dari Mekah ke Madinah. Nabi berusia 55 tahun terjadi Perang Badar. Peristiwa Perang Uhud, Nabi berumur 56 tahun. Nabi berusia 61 tahun penaklukan Mekah.  Tanpa pertumpahan darah,       
      . Senin, 12 Rabiulawal tahun 11 Hijriah. Nabi Muhammad wafat. Bertepatan dengan 8 Juni 633 Masehi. Dalam usia 63 tahun lebih 3 hari, dalam kalender Kamariah. Menurut kalender Syamsiah, usia Nabi 61 tahun lebih 84 hari.
ISTERI NABI MUHAMMAD
      Nabi Muhammad, 25 tahun, menikah dengan Khadijah bin Khuwailid, 40 tahun. Seorang janda cantik dan kaya. Khadijah pernah menikah dua kali. Pertama dengan Abu Halah, yang kedua dengan Atiq. Keduanya sudah almarhum.
      Selama 25 tahun berumah tangga dengan Khadijah. Istri Nabi hanya Khadijah saja. Nabi dan Khadijah memperoleh 6 keturunan.
      Nabi berumur 50 tahun. Khadijah dan Abu Thalib, wafat. Nabi, 51 tahun, menikah dengan Saudah binti Zumah. Saudah, janda dari As-Sakran bin Amr.  As-Sakran sudah meninggal.
      Nabi, 52 tahun, menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar, 9 tahun. Seorang gadis, putri Abu Bakar. Sahabat Nabi yang utama. Pada zaman itu. Cara menghormati sahabat. Dengan menikahkan puterinya dengan sahabatnya.
       Nabi, 56 tahun, menikah dengan Hafsah binti Umar. Seorang janda, puteri Umar bin Khattab. Hafsah, janda dari Khunais bin Huzadah.  Khunais bin Huzadah sudah meninggal.
      Nabi, 57 tahun, menikah dengan Zainab binti Khuzaimah. Mantan istri Abdullah bin Jahsy. Yang mati sahid dalam Perang Uhud. Zainab meninggal 3 bulan setelah menikah dengan Nabi.
      Nabi, 57 tahun, juga menikah dengan Umi Salamah binti Umayyah. Mantan istri Abu salamah, yang sudah meninggal. Umayyah ialah kepala suku Quraisy. Akhirnya, banyak suku Umi Salamah masuk Islam. Misalnya, Khalid bin Walid.
      Nabi, 59 tahun, menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Mantan istri Zaid bin Harisah. Anak angkat Nabi. 
      Nabi, 59 tahun, juga menikah dengan Juwariyah binti Al-Haris. Seorang wanita tawanan perang. Akhirnya, suku keluarga Juwariyah tidak memusuhi Nabi.
      Nabi, 60 tahun, menikah dengan Umi Habibah binti Abu Sufyan. Mantan istri Ubaidillah bin Jahs.  Ubaidillah hijrah ke Habasyah. Dia murtad, masuk Kristen. Meninggal di Habasyah. Abu Sufyan, pemimpin kaum Quraisy.
       Nabi, 60 tahun, menikah dengan Safiyah binti Huyai. Seorang janda anak kepala suku keturunan Yahudi. Tawanan dalam Perang Khaibar. Akhirnya, suku keluarga Safiyah tidak memusuhi Nabi.
      Nabi, 60 tahun, menikah dengan Maimunah binti Al-Haris.  Janda saudara Lubabah binti Al-Haris.
       Nabi, 61 tahun, menikah dengan Maria Qibti. Tawanan perang dari Mesir. Menadapatkan keturunan Ibrahim. Meninggal waktu kecil.
      Nabi, 61 tahun, menikah dengan Raihanah binti Zaid.  Tawanan Perang Quraizhah.
      Umur 63 tahun Nabi wafat. Sembilan istrinya masih hidup. Dua istri Nabi wafat lebih dahulu. Yaitu  Khadijah bin Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah.
ANAK KANDUNG NABI MUHAMMAD
  Keturunan Nabi dengan Khadijah 6 orang. Yaitu 4 perempuan, dan 2 laki-laki. Qosim, Zainab, Ruqoiyah, Umi Kulsum, Fatimah, dan Abdullah.    
    Nabi dengan Maria Qibti mendapatkan seorang anak. Bernama Ibrahim. Ibrahim wafat masih kecil. Bertepatan dengan gerhana bulan.
    Nabi dengan istri yang lain tidak mempunyai anak. Semua anak laki-laki wafat masih kecil. Yang perempuan hanya Fatimah yang menyaksikan Nabi wafat.
ANAK ANGKAT NABI MUHAMMAD
      Zaid bin Harisah. Berasal dari kabilah Kalb. Di sebelah utara jazirah Arab. Sukunya kalah perang. Dia dijadikan  budak. Dibeli keponakan Khadijah. Diberikan kepada Nabi. Diakui sebagai anak angkat. Menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Kemudian bercerai.
     Zaid bin Harisah, salah satu pemeluk pertama Islam. Pelayan setia Nabi. menjadi sahabat Nabi. Menikah dengan Ummi Ayman. Mengikuti hijrah ke Madinah. Terlibat dalam setiap pertempuran membela Islam. Sebagai panglima Perang Muktah. Dia mati syahid.
ANAK TIRI NABI MUHAMMAD
      Halah bin Abu Halah, Hindun bin Abu Halah, dan Zainab binti Abu Halah. Keturunan Khadijah dengan Abu Halah.
      Abdullah bin Atiq, Jariyah bin Atiq, dan Hindun binti Atiq. Keturunan Khadijah dengan Atiq.
MENANTU NABI MUHAMMAD
      Abi Al-Ash bin Rubai menikah dengan Zainab. Zainab, puteri Nabi dengan Khadijah.  Memperoleh 2 anak.
      Utbah bin Abu Lahab menikah dengan Ruqaiyah. Ruqaiyah, puteri Nabi dengan Khadijah. Tidak punya anak.
      Usman bin affan menikah dengan Ruqaiyah. Punya 1 anak, wafat masih kecil. Ruqaiyah, puteri Nabi dengan Khadijah.
      Utaibah bin Abu Lahab menikah dengan Umi Kulsum. Umi Kulsum, puteri Nabi dengan Khadijah. Tidak punya anak.
       Usman bin Affan menikah dengan Umi Kulsum. Umi Kulsum, puteri Nabi dengan Khadijah. Tak punya anak.
      Ali bin abi Thalib menikah dengan Fatimah. Mempunyai 4 anak. Hasan, Husein, Zainab dan Umi Kulsum. Fatimah, puteri Nabi dengan Khadijah.
CUCU NABI MUHAMMAD
       Ali bin Abi Al-Ash. Umamah binti Abi Al Ash. Keturunan Zainab dengan Abi Al-Ash. Zainab, puteri Nabi dengan Khadijah.
      Abdullah bin Usman. Keturunan Ruqaiyah dengan Usman bin Affan. Ruqaiyah, keturunan Nabi dengan Khadijah.
     Hasan bin Ali. Husein bin Ali. Umi Kulsum binti Ali. Zainab binti Ali.  Keturunan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Umi Kulsum, keturunan Nabi dengan Khadijah.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Tuesday, April 25, 2017

56. MASJID QIBLATAIN

MASJID QIBLATAIN
(BUKTI NABI TIDAK MENYEMBAH KAKBAH)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

          Kerajaan Arab Saudi. Kingdom of Saudi Arabia. Negara Arab di Asia Barat. Riyadh sebagai ibu kota negara. Koordinat geografi 24 39 Lintang Utara dan 46 46 Bujur Timur. Tempat pusat pemerintahan. Luas  wilayah  Arab Saudi 2.150.000 km persegi. Negara terluas ke-5 di Asia. Terbesar ke-2 di dunia Arab, setelah Aljazair.     
      Perbatasan Arab Saudi.  Yordania dan Irak di utara. Kuwait di timur laut.  Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab di timur.  Oman di tenggara.  Yaman di selatan.  Laut Merah di sebelah barat.
      Arab Saudi dipisahkan Teluk Aqabah dengan Israel dan Mesir. Memiliki dua pesisir penting. Laut Merah dan Teluk Persia. Sebagian besar wilayah Arab Saudi merupakan gurun pasir.
      Kerajaan Arab Saudi didirikan Ibnu Saud tahun 1932. Arab Saudi negara monarki absolut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja. Berpedoman syariat Islam. Menggunakan hukum agama Islam. Berdasarkan Alquran dan hadis. Dalam menetapkan peraturan hidup manusia. Juga, hubungan antarmanusia dan alam sekitar. 
     Tahun 2017.  Raja Salman. Raja Arab Saudi, Sang “Penjaga Dua Tanah Suci”.  Mekah dan Madinah.  Dua lokasi paling mulia agama Islam. Mengunjungi Indonesia. Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.  Sebagai tamu resmi negara. Menemui Presiden Indonesia dan tokoh lainnya. Juga, berkunjung ke Bali. Membawa rombongan sekitar 1.500 orang.
      Penduduk Arab Saudi sekitar 35 juta orang.  Bahasa Arab bahasa resmi negara. Moto negara “ Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah”.  Memiliki perguruan tinggi terkenal. Universitas Raja Abdul Aziz di Jeddah, dan Universitas Umm Qura di Mekah. 
      Madinah memiliki banyak masjid bernilai sejarah. Masjid Nabawi. Masjis Quba, dan Masjid Qiblatain. Syeh Shafiyurrahman, penulis buku Sirah Nabawi. Menjelaskan sejarah Masjid Qiblatain.
      Masjid Qiblatain. Bermakna Masjid Dua Kiblat. Dahulu masjid ini dikenal dengan Masjid  Bani Salamah. Dibangun di atas tanah Bani Salamah.
      Pada permulaan Islam. Umat Islam salat menghadap ke arah utara. Berkiblat ke arah Masjidilaksa, Palestina. Bukan ke arah Masjilharam, Mekah. Kaum Yahudi mengolok-olok kaum  muslim. Nabi Muhammad membawa agama baru. Tetapi, kiblatnya sama dengan kiblat mereka. Ke arah rumah suci di Yerusalem.
       Selama di Mekah, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa,  Palestina. Umat Islam salat menghadap kiblat ke arah Masjidilaksa, di Palestina selama 17 bulan. Masjidilaksa disebut juga Baitulmakdis.
      Di Mekah, Nabi senang memilih posisi salat di selatan Kakbah. Sehingga, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, di Palestina. Sekaligus menghadap ke arah Kakbah, di Masjidilharam. .
      Selama di Madinah. Nabi tidak bisa menghadap kiblat “doubel” seperti di Mekah. Tidak dapat lagi menghadap “dua kiblat” sekaligus. Madinah berada di utara Mekah. Nabi hanya salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Sedangkan Mekah berada di selatan Madinah.
      Senin, bulan Rajab tahun ke-2 Hijriah. Nabi salat Zuhur berjemaah. Bersama para sahabat. Di Masjid Bani Salamah. Sekarang disebut Masjid Qiblatain. Menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Nabi mengimami salat berjemaah. Salat Zuhur mencapai dua rakaat. Turun wahyu dari Allah.
      Alquran surah Albaqarah. Bermakna Sapi Betina. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh, Kami sering melihat wajahmu (Muhammad) menengadah ke langit.       Sungguh, Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Hadapkan wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana saja kamu berada. Hadapkan  mukamu ke arahnya. Sesungguhnya, orang Yahudi dan Nasrani, yang diberi kitab Taurat dan Injil memang memahami. Bahwa menghadap ke arah ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
         Salat Zuhur dilanjutkan. Berganti arah kiblat. Berganti  menghadap ke arah selatan. Menghadap ke arah Masjidilharam, Mekah. Berputar arah 180 derajat. Sejak saat itu, Masjid Bani Salamah disebut Masjid Qiblatain. Masjid dua kiblat.
        Pergantian arah kiblat. Menunjukkan sebuah bukti. Membuktikan Nabi Muhammad tidak menyembah Kakbah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah.  Mengapa? Sebagian orang berpendapat. Nabi Muhammad melarang menyembah berhala. Islam melarang pemujaan terhadap berhala. Tetapi, umat Islam sendiri menunduk di hadapan Kakbah. Menyembah batu yang bernama Kakbah. Beribadah menyembah berhala. Bagaimana penjelasannya?.
       Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Berasal dari India. Mari kita simak penjelasannya. Dia membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah.
      Pertama, Kakbah adalah arah atau kiblat umat Islam menghadapkan wajahnya. Ketika melaksanakan salat. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Meskipun, wajahnya menghadap Kakbah. Mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah. Sesuai surah Albaqarah, surah ke-2,  ayah 144. 
        Kedua, Islam percaya pengembangan kesatuan. Jika tidak ada kiblat yang menyatukan arah. Umat Islam akan melakukan salat ke arah yang disukai. Sebagian umat Islam salat menghadapkan wajahnya ke arah utara. Sebagian lagi menghadap ke arah yang lain. Agar semua umat Islam bersatu. Diperintahkan semua wajahnya menghadap ke arah satu kiblat. Yaitu ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah.
       Semua umat Islam bersatu. Salat menghadap  Tuhan Yang Maha Esa. Menghadapkan wajahnya ke satu arah. Menghadap ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah. Umat Islam yang berada di sebelah barat Kakbah, salat menghadap ke arah timur. Kaum muslim yang berada di sebelah timur Kakbah, salat menghadap ke arah barat. Begitu seterusnya. Umat islam hanya menghadap ke arah satu kiblat.
      Ketiga, Kakbah terletak di pusat peta dunia. Umat Muslim adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dunia. Meletakkan selatan di atas peta dan utara di bawah peta. Kakbah berada di tengah. Berada di pusat dunia.
      Ahli dari Barat menggambar peta. Meletakkan utara di atas peta. Selatan di bawah peta. Meskipun demikian, Kakbah tetap terletak di tengah. Berada di pusat peta dunia.
      Kempat, tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan hanya ada satu Tuhan. Umat muslim datang ke Masjidilharam, Mekah. Mereka melakukan tawaf mengelilingi Kabah. Hal ini menyimbulkan keimanan dan penyembahan pada satu Tuhan. Sebagaimana setiap lingkaran hanya memiliki satu titik pusat. Menandakan hanya ada satu Tuhan. Cuma Allah Yang Mahakuasa. Satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
      Kelima, hadis Umar bin Khattab. Terkait dengan batu hitam Hajar Aswad. Umar bin Khaththab berkata, “Aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Seandainya aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan mencium mu.”
      Keenam, orang Islam  berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang Islam berdiri di atas Kabah. Mengumandangkan azan. Seruan  seruan untuk salat. Umat Islam berdiri di atas Kakbah membuktikan mereka tidak menyembah Kakbah.
      Jadi, Masjid Qiblatain membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Monday, April 24, 2017

56. MASJID QIBLATAIN

MASJID QIBLATAIN
(BUKTI NABI TIDAK MENYEMBAH KAKBAH)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Description: D:\2. data Yusronhd\4. data foto yusron\foto jas yus\13445642_1390331417648815_6951956183603755336_n.jpg

          Kerajaan Arab Saudi. Kingdom of Saudi Arabia. Negara Arab di Asia Barat. Riyadh sebagai ibu kota negara. Koordinat geografi 24 39 Lintang Utara dan 46 46 Bujur Timur. Tempat pusat pemerintahan. Luas  wilayah  Arab Saudi 2.150.000 km persegi. Negara terluas ke-5 di Asia. Terbesar ke-2 di dunia Arab, setelah Aljazair.     
      Perbatasan Arab Saudi.  Yordania dan Irak di utara. Kuwait di timur laut.  Qatar, Bahrain, dan Uni Emirat Arab di timur.  Oman di tenggara.  Yaman di selatan.  Laut Merah di sebelah barat.
      Arab Saudi dipisahkan Teluk Aqabah dengan Israel dan Mesir. Memiliki dua pesisir penting. Laut Merah dan Teluk Persia. Sebagian besar wilayah Arab Saudi merupakan gurun pasir.
      Kerajaan Arab Saudi didirikan Ibnu Saud tahun 1932. Arab Saudi negara monarki absolut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan seorang raja. Berpedoman syariat Islam. Menggunakan hukum agama Islam. Berdasarkan Alquran dan hadis. Dalam menetapkan peraturan hidup manusia. Juga, hubungan antarmanusia dan alam sekitar. 
     Tahun 2017.  Raja Salman. Raja Arab Saudi, Sang “Penjaga Dua Tanah Suci”.  Mekah dan Madinah.  Dua lokasi paling mulia agama Islam. Mengunjungi Indonesia. Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.  Sebagai tamu resmi negara. Menemui Presiden Indonesia dan tokoh lainnya. Juga, berkunjung ke Bali. Membawa rombongan sekitar 1.500 orang.
      Penduduk Arab Saudi sekitar 35 juta orang.  Bahasa Arab bahasa resmi negara. Moto negara “ Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah”.  Memiliki perguruan tinggi terkenal. Universitas Raja Abdul Aziz di Jeddah, dan Universitas Umm Qura di Mekah. 
      Madinah memiliki banyak masjid bernilai sejarah. Masjid Nabawi. Masjis Quba, dan Masjid Qiblatain. Syeh Shafiyurrahman, penulis buku Sirah Nabawi. Menjelaskan sejarah Masjid Qiblatain.
      Masjid Qiblatain. Bermakna Masjid Dua Kiblat. Dahulu masjid ini dikenal dengan Masjid  Bani Salamah. Dibangun di atas tanah Bani Salamah.
      Pada permulaan Islam. Umat Islam salat menghadap ke arah utara. Berkiblat ke arah Masjidilaksa, Palestina. Bukan ke arah Masjilharam, Mekah. Kaum Yahudi mengolok-olok kaum  muslim. Nabi Muhammad membawa agama baru. Tetapi, kiblatnya sama dengan kiblat mereka. Ke arah rumah suci di Yerusalem.
       Selama di Mekah, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa,  Palestina. Umat Islam salat menghadap kiblat ke arah Masjidilaksa, di Palestina selama 17 bulan. Masjidilaksa disebut juga Baitulmakdis.
      Di Mekah, Nabi senang memilih posisi salat di selatan Kakbah. Sehingga, Nabi salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, di Palestina. Sekaligus menghadap ke arah Kakbah, di Masjidilharam. .
      Selama di Madinah. Nabi tidak bisa menghadap kiblat “doubel” seperti di Mekah. Tidak dapat lagi menghadap “dua kiblat” sekaligus. Madinah berada di utara Mekah. Nabi hanya salat menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Sedangkan Mekah berada di selatan Madinah.
      Senin, bulan Rajab tahun ke-2 Hijriah. Nabi salat Zuhur berjemaah. Bersama para sahabat. Di Masjid Bani Salamah. Sekarang disebut Masjid Qiblatain. Menghadap ke arah utara. Ke arah Masjidilaksa, Palestina. Nabi mengimami salat berjemaah. Salat Zuhur mencapai dua rakaat. Turun wahyu dari Allah.
      Alquran surah Albaqarah. Bermakna Sapi Betina. Surah ke-2 ayat 144. “Sungguh, Kami sering melihat wajahmu (Muhammad) menengadah ke langit.       Sungguh, Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Hadapkan wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana saja kamu berada. Hadapkan  mukamu ke arahnya. Sesungguhnya, orang Yahudi dan Nasrani, yang diberi kitab Taurat dan Injil memang memahami. Bahwa menghadap ke arah ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
         Salat Zuhur dilanjutkan. Berganti arah kiblat. Berganti  menghadap ke arah selatan. Menghadap ke arah Masjidilharam, Mekah. Berputar arah 180 derajat. Sejak saat itu, Masjid Bani Salamah disebut Masjid Qiblatain. Masjid dua kiblat.
        Pergantian arah kiblat. Menunjukkan sebuah bukti. Membuktikan Nabi Muhammad tidak menyembah Kakbah. Umat Islam tidak menyembah Kakbah.  Mengapa? Sebagian orang berpendapat. Nabi Muhammad melarang menyembah berhala. Islam melarang pemujaan terhadap berhala. Tetapi, umat Islam sendiri menunduk di hadapan Kakbah. Menyembah batu yang bernama Kakbah. Beribadah menyembah berhala. Bagaimana penjelasannya?.
       Dr. Zakir Naik, ahli perbandingan agama. Berasal dari India. Mari kita simak penjelasannya. Dia membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah.
      Pertama, Kakbah adalah arah atau kiblat umat Islam menghadapkan wajahnya. Ketika melaksanakan salat. Umat Islam tidak menyembah Kakbah. Meskipun, wajahnya menghadap Kakbah. Mereka tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah. Sesuai surah Albaqarah, surah ke-2,  ayah 144.  
        Kedua, Islam percaya pengembangan kesatuan. Jika tidak ada kiblat yang menyatukan arah. Umat Islam akan melakukan salat ke arah yang disukai. Sebagian umat Islam salat menghadapkan wajahnya ke arah utara. Sebagian lagi menghadap ke arah yang lain. Agar semua umat Islam bersatu. Diperintahkan semua wajahnya menghadap ke arah satu kiblat. Yaitu ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah.
       Semua umat Islam bersatu. Salat menghadap  Tuhan Yang Maha Esa. Menghadapkan wajahnya ke satu arah. Menghadap ke arah Kakbah di Masjidilharam, Mekah. Umat Islam yang berada di sebelah barat Kakbah, salat menghadap ke arah timur. Kaum muslim yang berada di sebelah timur Kakbah, salat menghadap ke arah barat. Begitu seterusnya. Umat islam hanya menghadap ke arah satu kiblat.
      Ketiga, Kakbah terletak di pusat peta dunia. Umat Muslim adalah orang pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dunia. Meletakkan selatan di atas peta dan utara di bawah peta. Kakbah berada di tengah. Berada di pusat dunia.
      Ahli dari Barat menggambar peta. Meletakkan utara di atas peta. Selatan di bawah peta. Meskipun demikian, Kakbah tetap terletak di tengah. Berada di pusat peta dunia.
      Kempat, tawaf mengelilingi Kakbah mengindikasikan hanya ada satu Tuhan. Umat muslim datang ke Masjidilharam, Mekah. Mereka melakukan tawaf mengelilingi Kabah. Hal ini menyimbulkan keimanan dan penyembahan pada satu Tuhan. Sebagaimana setiap lingkaran hanya memiliki satu titik pusat. Menandakan hanya ada satu Tuhan. Cuma Allah Yang Mahakuasa. Satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
      Kelima, hadis Umar bin Khattab. Terkait dengan batu hitam Hajar Aswad. Umar bin Khaththab berkata, “Aku tahu bahwa kau adalah sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Seandainya aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan mencium mu.”
      Keenam, orang Islam  berdiri di atas Kakbah mengumandangkan azan. Pada zaman Nabi, orang Islam berdiri di atas Kabah. Mengumandangkan azan. Seruan  seruan untuk salat. Umat Islam berdiri di atas Kakbah membuktikan mereka tidak menyembah Kakbah.
      Jadi, Masjid Qiblatain membuktikan umat Islam tidak menyembah Kakbah. Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004





Sunday, April 23, 2017

55. KISAH AISYAH

KISAH AISYAH DITUDUH SELINGKUH
(NABI MENGHADAPI ORANG MUNAFIK)
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Keuntungan mempelajari “Sirah Nabawi”. Manfaat mempelajari riwayat hidup Nabi.   Memahami pribadi Nabi Muhammad. Dalam segala sisi kehidupan. Mengenal fisik dan perilaku Nabi. Pedoman menjalani kehidupan sehari-hari. Hidup berkeluarga dan bermasyarakat. Menyebarkan agama Islam. Menghadapi peperangan dan menyelesaikan permasalahan. 
      Mengetahui para sahabat Nabi. Sahabat ialah orang yang pernah melihat Nabi. Berinteraksi dengan Nabi. Membela dan melindungi Nabi.  Meninggal dalam kondisi Islam.
      Mengetahui “asbabunnuzul”. Penyebab turunnya Alquran. “Asbabunnuzul”  merupakan peristiwa, perkataan, atau perbuatan yang terjadi pada masa tertentu. Melatarbelakangi atau menjadi penyebab turunnya ayat Alquran.
      Mengetahui “asbabulwurud”. Penyebab munculnya hadis.  Hadis merupakan perkataan, perbuatan, atau ketetapan Nabi Muhammad. Diriwiyatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menetapkan hukum.
      Mengenal orang kafir. Kafir ialah orang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Setiap orang mukmin harus mempercayai semua rasul Allah. Orang mukmin ialah orang yang mengikrarkan “Dua Kalimat Syahadat”. Saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah. Saya bersaksi Nabi Muhammad utusan Allah.
      Orang Islam yang tidak meyakini Isa, anak Maryam, sebagai rasul Allah, maka dia kafir. Siapa pun yang tidak meyakini Muhammad sebagai utusan Allah, maka dia kafir. Perbedaan orang mukmin dengan orang kafir amat jelas.
      Mengenal orang munafik. Yaitu orang yang bermuka dua. Orang yang bepura-pura beriman kepada Islam. Tetapi, sebenarnya dalam hatinya tidak.
      Syaikh Shafiyyurahman, penulis buku “Sirah Nabawi” menjelaskan kisah Aisyah, istri Nabi, yang dituduh selingkuh. Apabila Nabi Muhammad keluar daerah. Menempuh suatu perjalanan. Dalam peperangan atau kegiatan lain. Beliau selalu mengajak salah satu istrinya. Mendampinginya selama perjalanan.
      Nabi bersiap berangkat perang. Aisyah mendapatkan giliran mendampingi. Aisyah ikut berangkat bersama rombongan. Selama perjalanan, Aisyah duduk di dalam keranda. Tempat berlindung selama perjalanan. Dinaikkan di atas seekor unta. 
      Peperangan selesai. Nabi memberikan tanda rombongan akan kembali ke Madinah. Aisyah pergi agak jauh dari rombongan. Untuk melepaskan hajat. Setelah selesai, Aisyah kembali. Mendekati onta tunggangannya. Ternyata, kalungnya hilang.  Aisyah kembali ke tempat buang hajat. Mencari kalung yang terlepas.
      Aisyah kembali ke rombongan. Pasukan sudah meninggalkan lokasi. Kerandanya sudah dinaikkan di atas onta. Pengawal menduga Aisyah sudah berada di dalamnya. Aisyah ketinggalan rombongan. Tubuh Aisyah sangat ringan. Para pengawal tidak mengetahui kerandanya kosong.
      Aisyah bertahan di tempat perhentian semula. Dengan harapan pasukan akan kembali menjemputnya. Shafwan bin Muaththal, anggota pasukan “pembersih”. Bertugas menyisir pasukan. Bertanggung jawab membawa benda apa  pun yang tertinggal.
      Dia  mengenali Aisyah, istri Nabi. Di padang pasir sendirian, “innalillahi, “kata Shafwan. Dia merendahkan ontanya. Aisyah naik di atasnya. Shafwan menuntun ontanya. Mereka tidak berbicara apa pun. Shafwan mengejar rombongan. Rombongan berteduh di tengah hari yang terik. Shafwan dan Aisyah menyusul datang.
      Abdullah bin Ubay, tokoh munafik Madinah. Mendapatkan kesempatan emas. Dia menyebarkan isu. Aisyah, istri Nabi, selingkuh dengan Shafwan. Kaum muslim gempar. Nabi Muhammad mengadapi masalah yang pelik. Selama sebulan wahyu tidak turun. Nabi belum mengambil keputusan apa pun.
      Siapakah Abdullah bin Ubay? Dia kepala suku Khazraj. Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Abdullah bin Ubay akan dinobatkan menjadi “Raja Madinah”. Menjadi orang nomor satu di Madinah. Nabi datang di Madinah. Abdullah bin Ubay kalah pamor. Dia batal menjadi “Raja Madinah”.
      Sejak saat itu. Abdullah bin Ubay menjadi tokoh munafik. Dia tidak berani melawan Nabi. Tetapi selalu bekerja sama dengan musuh Nabi. Menjadi musuh dalam selimut. Dia menjadi tokoh munafik.
       Penduduk asli Madinah ialah suku Aus dan suku Khazraj. Saad bin Muadz, kepala suku Aus. Abdullah bin Ubay, kepala suku Khazraj. Suku Aus dan suku Khazraj nantinya menjadi kaum Ansar. Pendatang dari Mekah disebut kaum Muhajirin.
      Di Madinah juga bermukim kelompok Yahudi. Bani Nadhir, Bani Qaynuqa, dan Bani Quraizhah. Sejarah masuknya orang Yahudi di Madinah. Kaisar Romawi mengusir kaum Yahudi. Mereka menuju  Madinah. Menurut Taurat, kitab yang mereka percayai. Akan datang seorang rasul di daerah perkebunan kurma.
      Kaum Yahudi merasa lebih cerdas dari penduduk Arab asli. Mereka menguasai ekonomi. Kelompok Yahudi terdiri atas tiga suku utama. Suku Nadhir, suku Qaynuqa, dan suku Quraizhah.
     Penduduk asli Madinah. Terdiri atas dua kabilah bersaudara. Yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Bani Khazraj bersahabat dengan suku Qaynuqa. Bani Aus berteman dengan suku Quraizhah. Kelompok Yahudi sering mengadu domba Bani Aus dengan Bani Khazraj.
      Kaum Yahudi selalu menyampaikan kepada Bani Aus dan Bani Khazraj. Rasul  baru akan muncul di Madinah. Mereka akan mengakui rasul baru. Menjadi pengikut rasul baru. Berperang melawan suku Aus dan suku Khazraj.
      Rasul yang ditunggu benar-benar datang. Namun, kelompok Yahudi mengingkarinya. Mereka tidak mengakuinya. Tidak seperti yang digembar-gemborkan dahulu.  Mengapa? Hanya satu sebabnya. Rasul baru bukan berasal dari bangsa Yahudi.
       Aisyah memasuki rumah. Nabi duduk sendirian. Aisyah belum mengetahui kabar yang beredar. Aisyah dituduh selingkuh. Aisyah merasa gundah. Sikap Nabi berubah terhadapnya. Aisyah hendak bicara, Nabi malah berpaling.
      Aisyah sakit sebulan. Minta izin kepada Nabi untuk pulang ke rumah orang tuanya. Aisyah mengetahui berita yang tersiar. Aisyah mengurung diri. Di rumah orang tuanya.
      Nabi berkunjung ke rumah mertuanya. Disambut baik oleh keluarga Abu Bakar.  Aisyah masih bersedih. Nabi bersabda, “Wahai Aisyah, berita itu rupanya telah sampai kepadamu. Jika engkau masih suci, niscaya Allah akan membersihanmu. Tetapi, apabila engkau telah berbuat dosa. Bertobatlah dengan penuh penyesalan. Niscaya Allah akan mengampuni dosamu.”
        Aisyah menjawab sambil menangis, “Demi Allah, aku tahu engkau telah mendengar kabar ini. Ternyata engkau mempercayainya. Seandainya aku katakan bahwa aku tetap suci, niscaya  Allah mengetahui kesucianku. Tentunya engkau tak akan mempercayaiku.”
      Aisyah melanjutkan, “Tetapi, jika aku mengakuinya, sedangkan Allah mengetahui bahwa aku tetap suci, maka engkau akan mempercayai perkataanku. Aku hanya dapat mengatakan apa yang disampaikan Nabi Yusuf, ‘Bersabar itu lebih baik’.”
      Beberapa saat kemudian. Wahyu turun kepada Nabi. Aisyah dinyatakan tidak bersalah. Umar bin Khattab berkata, “Wahai Nabi, wahyu sudah datang. Izinkan saya menebas leher Abdullah bin Ubay. Dia menyebarkan berita bohong.” Nabi menjawab, ”Wahai Umar, janganlah kamu membunuh orang munafik itu. Nanti akan beredar kabar Muhammad membunuh sahabatnya.“
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.