Tuesday, May 2, 2017

60.SURAT NABI KE ROMAWI

NABI MUHAMMAD MENGIRIM SURAT KEPADA KAISAR ROMAWI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo

      Tahun ke-6 Hijriah. Nabi berusia 59 tahun.  Nabi Muhammad mengirim surat kepada para raja. Raja Najasyi di Habasyah. Raja Muqauqis di Mesir. Raja  Kisra di Persia. Raja Qaishar di Romawi. Mengajak mereka masuk Islam.
      Nabi membuat stempel. Memakai cincin perak. Tulisan stempel berbahasa Arab. Dibaca dari kanan ke kiri. Mulai dari bawah ke atas. Bertulisan, ”Muhammad Rasul Allah”. Disusun dalam tiga baris. Baris terbawah, “Muhammad”. Baris tengah, “Rasul”. Baris teratas, “Allah“.
      Nabi mengirim surat kepada para pemimpin yang lain. Al-Mundzir bin Sawa, pemimpin Bahrain.  Haudzah bin Ali Hanafy, pemimpin Yamamah.  Al-Haris bin Abu Syamr, pemimpin Damaskus. Jaifar, raja Oman. Mengajak mereka memeluk agama Islam.
      Nabi Muhammad mengirim surat kepada Raja Heraklius di Romawi. Wilayah yang amat jauh dari Arab Saudi. Lebih dari 2000 km di barat laut Arab Saudi.
      Bismillahir-rahmanir-rahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dari Muhammad bin Abdullah. Kepada Heraklius pemimpin Romawi. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Masuklah Islam. Niscaya Allah akan melimpahkan pahala kepada Tuan Raja dua kali lipat. Namun, jika Tuan Raja berpaling, maka Tuan Raja akan menanggung  dosa rakyat Asiriyin.
      Nabi Muhammad mengutip Alquran surah Ali Imran. Surat ke-3 ayat 64. Katakanlah, “Wahai ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian. Bahwa tidak kita sembah kecuali Allah. Tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun. Tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka,"Saksikan, kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah,"
      Surat Nabi diantarkan Dihyah bin Khalifah. Kafilah pedagang Quraisy Mekah berada di Syam. Abu Sufyan, pemimpin kafilah. Menceritakan kisahnya bertemu Raja Heraklius.  Abu Sufyan dan rombongan mendatangi Raja Heraklius di Palestina.
      Abu Sufyan diundang rapat. Dalam pertemuan pejabat Romawi. Raja Heraklius menggunakan penerjemaah bahasa. Raja Heraklius bertanya, “Siapakah di antara kalian, saudara dekat dengan orang yang mengaku nabi?” Abu Sufyan menjawab, “Saya, Tuan Raja”. Mendekatlah kemari,” perintah Raja Heraklius. 
      Raja Heraklius bertanya, “Bagaimana garis keturunannya di tengah kalian?” “Dia orang terpandang di antara kami,” jawab Abu Sufyan. Raja Heraklius melanjutkan, “ Apakah pernah ada orang yang berkata seperti itu sebelumnya?” “Tidak ada,” jawab Abu Sufyan.
      Raja Heraklius bertanya, “Apakah bapak-bapaknya dahulu, ada yang menjadi raja?” Tidak ada.”Jawab Abu Sufyan. “Apakah para pengikutnya, orang yang terhormat atau orang yang lemah?” lanjut Raja. Abu Sufyan menjawab, “Para pengikutnya, orang-orang yang lemah.”
      Raja Heraklius bertanya, ”Apakah jumlah pengikutnya, makin hari makin berkurang atau bertambah?” “Pengikutnya semakin bertambah,” jawab Abu Sufyan. “Apakah pengikutnya, ada yang keluar karena benci, setelah masuk agama itu?” tanya Raja. “Tidak ada,” jawab Abu Sufyan.
      “Apakah dia seorang pembohong?” tanya Raja.  Abu Sufyan menjawab, “Tidak” Raja bertanya, “Apakah dia pernah berkhianat?” “Tidak pernah,” jawab Abu Sufyan. Raja Heraklius bertanya lagi,”Apakah kalian pernah memeranginya.”  “Ya,” jawab Abu Sufyan.
      Raja bertanya, “Bagamana cara kalian memeranginya?” Abu Sufyan menjawab, “Peperangan kami dengan dia bergantian. Kadang kala dia menang, kadang kala kami menang.”
     Raja melanjutkan,“Apa yang dia perintahkan kepada kalian?” Abu Sufyan menjawab, “Dia berkata, sembahlah Allah semata. Jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya. Dia menyuruh kami salat, sedekah, menjaga keselamatan diri. Menjalin hubungan persaudaraan.“ 
    Raja Heraklius berkata, “Jika yang kamu katakanan itu benar. Maka dia akan menguasai tempat kakiku berpijak saat ini.  Jauh sebelumnya, aku sudah menduga dia akan muncul. Tetapi, aku  tidak menyangka dia berasal dari kalian. Seandainya, aku bebas bertemu dengannya. Aku memilih bertemu dengannya. Andaikan aku berada di dekatnya. Aku akan membasuh kedua kakinya.”
      Raja Heraklius meminta surat Nabi. Raja membacanya. Setelah itu, terdengar suara gaduh. Rombongan Abu Sufyan dibawa keluar dari ruang pertemuan.
     Abu Sufyan berkata, “Sejak saat itu, aku yakin Nabi Muhammad akan menang”.  Akhirnya, Abu Sufyan memeluk agama Islam. Alhamdulillah
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

0 comments:

Post a Comment