KEASLIAN AL-QURAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Kepala SMP Negeri 1 Balongbendo, Sidoarjo
Beberapa orang bertanya,”Apakah buktinya Al-Quran benar-benar asli wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad? Tolong tunjukkan bukti Al-Quran memang benar autentik berasal dari Allah? Profesor Quraish Shihab menjelaskan beberapa bukti keaslian Al-Quran.
Al-Quran mengenalkan diri dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satunya Al-Quran merupakan kitab yang keasliannya dijamin Allah dan kitab yang selalu dijaga.
Al-Quran surah Al-Hijr. Surah ke-15 ayat 9. “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.”
Setiap umat Islam amat yakin Al-Quran yang dibaca dan didengarnya saat ini, tidak berbeda sedikit pun dengan yang pernah dibaca Nabi Muhammad dan para sahabat pada zaman dahulu.
Tetapi, bisakah keyakinan itu didukung bukti yang lain? Dapatkah bukti tersebut meyakinkan manusia yang tidak percaya Al-Quran? Jawabnya,” Ya benar, Al-Quran dapat membuktikan keaslian dirinya.”
Para ulama berkata,”Para orientalis dari zaman ke zaman selalu berusaha mencari kelemahan Al-Quran, tetapi mereka tidak mendapatkan celah untuk meragukan keautentikannya.” Hal ini, disebabkan data sejarah yang membuktikannya.
Pertama, Bukti dari Al-Quran Sendiri. Para ulama menyatakan sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak turunnya sampai masa kini. Al-Quran dibaca dan dihafalkan umat Islam sejak zaman dahulu sampai sekarang, sehingga pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan keasliannya.
Rasyad Khalifah, juga mengemukakan dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti sekaligus jaminan akan keautentikannya.
Huruf-huruf hijaiah yang terdapat pada awal beberapa surah Al-Quran merupakan jaminan keutuhan dan keaslian Al-Quran. Tidak bertambah dan tidak berkurang satu huruf pun. Semuanya habis dibagi 19, sesuai dengan jumlah huruf pada “Bismillahirrahmanirrahim.”
Dalam “Basmalah” terdapat 19 huruf dalam bahasa Arab, yaitu: bak, sin, mim, alif, lam, lam, hak , alif, lam, rak, hak, mim, nun, alif, lam, rak, hak, yak, mim.
Sistem Desimal merupakan sistem bilangan yang dipakai hampir di seluruh dunia sekarang ini. Sistem Desimal menggunakan 10 angka, yaitu: 0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Selebihnya adalah perpaduan angka tersebut.
Angka 19 istimewa, karena 1 terkecil dan 9 terbesar. Juga, 19 merupakan bilangan Prima. Yaitu bilangan yang hanya habis dibagi 1 dan dirinya sendiri.
Huruf “Qaf” yang merupakan awal dari surah Qaf atau ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 x 19.
Huruf “Kaf, hak, yak, ain, sad”, dalam surah Maryam atau surah ke-19, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 x 19.
Huruf “Nun” yang memulai surah Al-Qalam atau surah ke-68, ditemukan sebanyak 133 atau 7 x 19.
Huruf “Yak” dan “Sin” pada surah Yasin atau surah ke-36, masing-masing ditemukan sebanyak 285 atau 15 x 19.
Huruf “Tha’” dan “Ha’” pada surah Taha atau surah ke-20, masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 18 x 19.
Huruf “Ha’” dan “Mim” terdapat huruf “ha’” dan “mim” sejumlah 2.166, merupakan perkalian dari 114 x 19.
Jumlah surah dalam Al-Quran sebanyak 114 surah atau 6 x 19.
Angka 19 di atas, ditemukan dalam surah Al-Muddatstsir atau surah ke-74 ayat 30, yang turun berisi ancaman terhadap orang yang meragukan kebenaran Al-Quran.
“Kemudian dia berkata, “Al-Quran hanya sihir yang dipelajari dari orang terdahulu, hanya perkataan manusia”. Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Saqar. Tahukah kamu apa neraka Saqar itu? Saqar tak meninggalkan dan tak membiarkan. Neraka Saqar pembakar kulit manusia. Di atasnya terdapat 19 malaikat penjaga.”
Masyarakat Arab yang hidup pada masa turunnya Al-Quran tidak pandai membaca dan menulis. Tetapi, hafalan mereka luar biasa.
Masyarakat Arab pada masa turunnya Al-Quran amat sederhana dan bersahaja. Sehingga mereka memiliki waktu luang yang cukup, yang menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
Masyarakat Arab sangat gandrung kesusastraan. Mereka melakukan perlombaan dalam bidang satra pada waktu tertentu.
Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat mengagumkan. Banyak tokoh musyrik secara sembunyi mendengarkan ayat Al-Quran yang dibaca oleh umat Islam.
Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa yang mereka alami, dan menjawab pertanyaan mereka.
Ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih mempermudah pencernaan makna dan proses penghafalannya.
Dalam Al-Quran dan hadis Nabi, ditemukan petunjuk yang mendorong para sahabat agar selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita, apalagi terhadap firman Allah dan sabda Nabi.
Semua faktor di atas menjadi penunjang terjaga dan mendorong dihafalkannya ayat-ayat AlQuran. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menjelaskan terdapat ratusan sahabat Nabi yang menghafalkan Al-Quran.
Dalam Perang Yamamah, yang terjadi beberapa saat setelah Nabi wafat. Telah gugur sekitar 70 orang penghafal Al-Quran.
Walaupun Nabi dan para sahabat menghafal ayat Al-Quran, untuk menjamin terpeliharanya wahyu Allah, Nabi tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga disertai dengan tulisan.
Sejarah menginformasikan setiap ada ayat yang turun, Nabi memanggil para sahabat yang pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru saja diterima, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya.
Ayat Al-Quran mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit dan tulang binatang. Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat Al-Quran secara pribadi,
Kepingan tulisan naskah Al-Quran dihimpun dalam sebuah “buku” pada zaman pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
Semua hal tersebut membuktikan keaslian Al-Quran. Kitab suci Al-Quran yang dibaca dan didengarkan saat ini adalah asli dan autentik. Tidak berbeda sedikit pun dengan yang pernah dibaca Nabi Muhammad dan para sahabat pada zaman dahulu.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
Sunday, July 16, 2017
Home »
» 137. ASLI
137. ASLI
Related Posts:
2799. WANITA DALAM SIALM WANITA DALAM ISLAM Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M. &nbs… Read More
2799. WANITA DALAM SILAM WANITA DALAM ISLAM Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M. &nbs… Read More
2799. WANITA DALAM ISLAM WANITA DALAM ISLAM Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M. &nbs… Read More
2799. WANITA DALAM ISLAM WANITA DALAM ISLAM Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M. &nbs… Read More
2800. ISRA MIKRAJ (1) ISRA’ MIKRAJ (1) (Seri ke-1) Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M. … Read More
0 comments:
Post a Comment