Sunday, September 1, 2019

3116. BILAL AZAN MENANGIS


BILAL AZAN MENANGIS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Nabi Muhammad betah di Madinah, karena persatuan kaum Muhajirin dan kaum Ansar tercapai.
2.    Kaum Muhajirin berdatangan dari Mekah ke Madinah dan Islam sudah mengakar di sekitar Madinah.
3.    Rukum Islam sudah ditegakkan, salat sudah dilaksanakan, zakat dan puasa telah diwajibkan. 
4.    Hukum Islam sudah diterapkan, perbedaan yang halal dengan haram sudah dijelaskan.
5.    Syariat Islam telah tegak di Madinah, Islam mendapatkan posisi terhormat di masyarakat.
6.    Kaum Ansar selalu menyiapkan segala keperluan kaum Muhajirin.
7.    Juga, kebutuhan umat Islam lainnya. 
8.    Rasulullah datang di Masjid Nabawi, ketika salat wajib telah tiba.
9.    Kaum muslim berkumpul untuk melaksanakan salat, tanpa seruan suara apa pun.
10. Awalnya, para sahabat menginginkan menggunakan terompet sebagai tanda masuk waktu salat menirukan cara orang Yahudi, tetapi, Nabi Muhammad tak menyukainya.
11. Nabi memerintahkan memakai lonceng untuk memanggil para Jemaah sebagai pertanda waktu salat.
12.  Abdullah bin Zaid berkata, “Wahai Rasulullah, saya tadi malam bermimpi bertemu dengan seorang berpakaian hijau yang membawa lonceng, saya bertanya, “Hai hamba Allah. Bolehkah loncengnya kubeli?”
13. Dia menjawab,”Akan digunakan untuk apa?” Saya menjawab, “Akan kugunakan memanggil orang untuk salat.”
14. Orang tersebut berkata, “Maukah kamu, aku tunjukkan yang lebih baik daripada lonceng?” “Apakah itu?” kata saya.
15. Orang itu berkata,” Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Asyhadu an la ilaha iIla Allah. Asyhadu an la ilaha iIla Allah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya alash-shalah. Hayya alas-shalah. Hayya alalfalah. Hayya alalfalah. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Laa ilaha illa Allah”.
16. Rasulullah bersabda, “Engkau benar, cepat temui Bilal. Ajarkan lafaz itu kepadanya,        karena suara Bilal lebih keras.”
17. Tatkala Bilal sedang mengumandangkan azan, Umar bin Khattab mendengarnya dan segera pergi menemui Rasulullah.
18. Umar bin Khattab berkata, “Wahai Rasullah. Demi Allah, aku juga melihat dalam mimpiku seperti yang disaksikan Abdullah bin Zaid."
19. Rasulullah bersabda, “Segala puji bagi Allah, atas semua ini.”
20. Bilal bin Rabah, muazin pertama pada zaman Nabi Muhammad.
21. Muazin ialah orang yang mengumandangkan azan.
22. Azan adalah seruan untuk mengajak orang melakukan salat berjamaah.
23. Bilal lahir sekitar 43 tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah.
24. Bilal keturunan Rabah dan Hamamah.  
25. Ibu Bilal, Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam.
26. Mereka tinggal di Mekah dan Bilal dibesarkan di Mekah sebagai budak milik keluarga Bani Abduddar.
27. Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum Quraisy.
28. Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul.
29. Bilal termasuk “As-sabiqunal Awaalun” (orang-orang yang terdahulu dan pertama kali memeluk Islam)
30. Bilal termasuk kelompok pertama yang memeluk Islam.
31. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya beberapa orang yang telah mendahuluinya, yaitu:
1)    Khadijah (istri Nabi).
2)    Zaid bin Haritsah (pelayan Nabi).
3)    Umu Ayman (pangasuh Nabi).
4)    Ali bin Abi Thalib (kemenakan Nabi).
5)    Abu Bakar (sahabat Nabi_.
32. Bilal merasakan penganiayaan lebih berat dibandingkan siapa pun.
33. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya, tetapi sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, dia tetap sabar menghadapinya.
34. Sungguh kesabaran yang amat luar biasa.
35.  Nabi Muhammad, Khadijah, Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib memiliki keluarga dan  suku yang membela mereka.
36. Kalangan budak tidak memiliki siapa pun.
37. Sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan.
38. Quraisy ingin menjadikan mereka sebagai “contoh buruk” dan sebagai siksaan “amat jelek” bagi setiap orang yang mengikuti Nabi Muhammad.
39. Umayah bin Khalaf dan para algojonya yang paling banyak menyiksa Bilal.  
40. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, ditindih batu di padang pasir yang terik.
41. Bilal hanya berkata, “Ahad, ahad, ahad.”
42. Abu Bakar membeli Bilal dari Umayah.
43. Umayah menaikkan harga berlipat ganda.
44. Dia mengira Abu Bakar tidak mau membayarnya, tetapi ternyata Abu Bakar setuju membelinya, meskipun dengan harga amat mahal.
45. Ketika Rasulullah menaklukkan kota Mekah, beliau berjalan di depan pasukan hijaunya bersama Bilal bin Rabah.
46. Saat masuk ke dalam Kakbah, Rasulullah hanya ditemani 3 orang. Yaitu:
1)    Usman bin Thalhah (pembawa kunci Kakbah).
2)    Usamah bin Zaid (putra Zaid bin Haritsah).
3)    Bilal bin Rabah.
47. Ketika salat Zuhur tiba, ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah, termasuk orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam, dengan suka hati maupun terpaksa.
48. Nabi Muhammad meminta Bilal bin Rabah agar naik ke atap Kakbah untuk mengumandangkan azan.
49. Bilal mengumandangkan azan di atas kakbah dengan suaranya yang merdu dan jelas.
50. Ribuan pasang mata memandang Bilal.
51. Ribuan telinga mendengarkan mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya.
52.  Bilal menjadi muazin tetap selama Nabi hidup.
53. Ketika Nabi wafat di Madinah dan waktu salat tiba, Bilal berdiri mengumandangkan azan.
54. Jazad Rasulullah masih terbungkus kain kafan, belum dikebumikan.
55. Bilal azan sampai, “Asyhadu anna muhammadan rasulullah.” (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), mendadak suara Bilal menghilang, Bilal tidak sanggup melanjutkan suaranya.
56. Kaum muslimin yang hadir ikut menangis.
57. Meledak suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharukan.
58. Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama 3 hari.
59. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.”
60. Bilal langsung menangis tersedu-sedu yng menyebabkan semua orang yang mendengarkan ikut menangis.  
61. Sejak saat itu, Bilal pergi ke luar Madinah, ikut berjihad ke negeri Syam.
62. Bilal hanya menjadi muazin pada zaman Rasulullah dan Bilal wafat di Damaskus.

Daftar Pustaka
1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment