JILBAB ULAMA KONTEMPORER
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Ulama kontemporer adalah ulama zaman
sekarang.
2. Pendapat ulama kontemporer tentang jilbab
wanita muslimah.
3. Al-Quran surah Al-Ahzab, surah ke-33 ayat
59.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai
Nabi katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin,”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang
demikian agar mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
4. Sebagian ulama berpendapat setiap masyarakat
pada setiap zaman mempunyai adat kebiasaan yang beraneka macam dan sering berlainan.
5. Adat kebiasaan yang berbeda, tidak boleh
dipaksakan berlaku untuk kaum yang lain.
6. Sebagian ulama berpendapat kalimat
perintah,”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”, tujuannya
adalah agar wanita Muslimah mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.
7. Sebagian ulama berpendapat ajaran ini
mempertimbangkan adat kebiasaan bangsa Arab pada zaman itu.
8. Sehingga perintah ini tidak berlaku untuk
bangsa lain yang masyarakatnya tidak memakai jilbab.
9. Sebagian ulama berpendapat masyarakat
yang kaum wanitanya tidak biasa memakai jilbab tidak terkena aturan ini.
10. Karena tujuan larangan adalah agar wanita
Muslimah dapat dikenal sehingga mereka tidak diganggu.
11. Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33)
ayat 59 menggunakan redaksi perintah.
12. Tetapi tidak semua perintah yang
tercantum dalam Al-Quran adalah perintah wajib.
13. Misalnya perintah untuk mencatat perihal
utang piutang bukan perintah wajib.
14. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 282.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ
بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا
عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ
وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ
الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ
يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ
مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ
مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ
إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا
تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ
أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا
ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا
يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antaramu menuliskannya dengan benar. Dan janganl penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah dia
menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan jangan dia
mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan,
maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikan dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tidak ada dua orang
lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.
Jangan saksi-saksi enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
jangan kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. Yang demikian lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah
muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antaramu, maka tidak ada dosa bagimu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikan apabila kamu berjual beli; dan jangan penulis dan saksi saling mempersulit.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
15. Banyak hadis Nabi yang memerintahkan agar
wanita Muslimah memakai jilbab.
16. Tetapi terdapat hadis Nabi berupa
perintah, yang maksudnya bukan perintah yang “seharusnya”, tetapi perintah
“sebaiknya”.
17. Wanita Muslimah yang menutup seluruh
tubuhnya, selain wajah dan telapak tangan adalah melaksanakan perintah sesuai
dengan bunyi teks Al-Quran.
18. Tetapi tidak elok, jika kita menganggap
wanita Muslimah yang tidak memakai kerudung jilbab telah secara pasti melanggar
perintah agama Islam.
19. Kesimpulannya, setiap umat Islam wajib berusaha menjalankan semua
perintah Allah dan Rasul-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya sesuai kemampuannya.
20. Sedangkan kekurangannya, sebagai manusia biasa,
mari bermohon ampunan kepada Allah.
21. Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Daftar Pustaka
1.
Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment