Saturday, April 4, 2020

4052. MELAWAN KEMISKINAN


MELAWAN KEMISKINAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


1.    Kata “miskin” menurut KBBI V bisa diartikan “tidak berharta”, dan “serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah)”.
2.    Kemiskinan adalah “hal miskin”, dan “keadaan miskin”.
3.    Salah satu bentuk penganiayaan manusia terhadap dirinya sendiri akan melahirkan kemiskinan, karena pandangannya yang keliru tentang konsep kemiskinan.
4.    Al-Quran meluruskan persepsi yang keliru tentang kemiskinan.
5.    Sebagian orang berpendapat “kemiskinan” adalah “sarana penyucian diri”.
6.    Pendapat ini masih dianut sebagian masyarakat hingga kini.
7.    Sebagian orang sengaja membuat dirinya menderita miskin dan kekurangan untuk kesempurnaan batin.
8.    Ayat Al-Quran banyak memuji kecukupan, dan menganjurkan memperoleh kelebihan.
9.    “Jika telah selesai salat (Jumat), maka bertebaranlah di bumi dan carilah “fadhl” (kelebihan) dari Allah.
10. Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat 10.

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
     
         Apabila telah ditunaikan salat (Jumat), maka bertebaran kamu di muka bumi; dan cari karunia Allah dan ingat Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
11. Al-Quran surah Ad-Dhuha (surah ke-93) ayat 8 menyatakan Nabi diberikan kecukupan.

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ
   
       Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
12. Jika kecukupan atau kekayaan tidak terpuji, maka tidak  akan ditampilkan dalam Al-Quran surah Ad-Dhuha (surah ke-93) ayat 8 dalam konteks pemaparan anugerah dari Allah.
13. Berupaya memperoleh karunia rezeki hasil perniagaan dibenarkan oleh Allah, meskipun pada musim ibadah haji.
14. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 198.

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ ۚ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ

        Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.
15. Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 32 mengecam orang mengharamkan perhiasan dunia yang diciptakan Allah bagi umat manusia.

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

         Katakan, “Siapa yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-Nya dan (siapa pula yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakan, “Semuanya itu (disediakan) bagi orang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikian Kami menjelaskan ayat-ayat bagi orang yang mengetahui”.
16. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 268 Allah menjanjikan ampunan dan anugerah berlebih.

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

          Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruhmu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
17. Dalam literatur keagamaan ditemukan ungkapan,”Hampir saja kefakiran itu menjadikan kekufuran”.
كادَ الفَقْرُ أنْ يَكُوْنَ كُفْرًا
      Hampir saja kefakiran (kemiskinan) itu menjadikan kekufuran.
18. Rasulllah sering berdoa,”Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran, dan kefakiran”.
19. Rasulullah berdoa,“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan dan kehinaan, dan Aku berlindung pula dari menganiaya dan dianiaya”.

20. Ajaran Islam tidak menjadikan banyaknya “harta” sebagai tolok ukur “kekayaan”.

21. Kekayaan sebenarnya adalah kekayaan hati dan kepuasannya.

22. Bagaikan sebuah busur lingkaran betapa pun kecilnya, maka besar sudut pusatnya adalah 360 derajat.

23. Betapapun besarnya busur lingkaran, jika tidak bulat, maka sudut pusatnya pasti  kurang dari 360 derajat.

24. Agama Islam mengajarkan sikap “qana'ah”(merasa cukup).

25. Kanaah (qonaah) bukan berarti “nerimo” (menerima apa adanya, tanpa ikhtiar).

26. Orang dapat menyandang sikap “qana'ah” setelah melalui beberapa tahap.

1)    Menginginkan mempunyai sesuatu.
2)    Berikhtiar sehingga berhasil memilikinya.
3)    Mampu menggunakan yang diinginkannya itu.
4)    Mengabaikan yang diinginkan itu secara suka rela.
5)    Menyerahkannya kepada orang lain.
6)    Merasa puas dengan apa yang dimiliki sebelumnya.

27.  Qana’ah adalah sikap ikhlas menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari perasaan tidak puas dan perasaan kurang.
28. Orang memiliki sifat “qana’ah” berpendirian yang diperolehnya atau yang pada pada dirinya adalah kehendak Allah yang terbaik untuk dirinya.
29. Orang Muslim memiliki sifat “qana’ah” akan selalu berlapang dada, berhati tenteram, ikhlas, rela, merasa kaya dan berkecukupan, serta tidak serakah.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.      

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment