Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Perang
Teluk telah usai.
Suka
atau tidak, sadar atau belum, yang rugi dalam perang ini adalah umat Islam
sendiri.
Paling
sedikit rugi dalam segi material.
Para
pemenang mulai menghitung dan membagikan keuntungan.
Dan yang
kalah menghitung jumlah biaya yang harus mereka bayar.
Menurut Nabi Muhammad jihad akbar adalah
perang yang jika dimenangkan bisa mencegah timbulnya perang semacam Perang
Teluk.
Dengan kata lain, jihad akbar adalah
perang yang jika dimenangkan dapat mengendalikan nafsu untuk memperoleh materi
tanpa menghabisi lawan atau menghancurkan diri sendiri.
Binatang melata pun tidak rela
melepaskan kendali nafsunya, jika pelepasanitu membahayakan hidupnya.
Singa akan rela mati daripada makan
bangkai, demi memelihara kehormatan singa.
Wajar jika Al-Quran mengecam manusia
yang lepas kendali bagaikan binatang bahkan lebih sesat.
Al-Quran
surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 44.
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ
أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ
بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
Atau
apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka
itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya (dari binatang ternak itu).
Jihad akbar disulut apinya pada bulan
puasa Ramadan, di sanalah setiap Muslim dituntut untuk berperang menaklukkan
nafsunya yang menggebu-gebu.
Tetapi harus disadari perang ini,
seperti halnya semua perang dalam Islam, tidak bertujuan menghabisi potensi
lawan, apalagi memusnahkannya.
Tujuan perang melawan hawa nafsu adalah sekadar
mengendalikannya.
Karena betapa pun jeleknya sesuatu,
pasti ada sisi positif dalam dirinya yang bisa dimanfaatkan.
Karena itu, titik temu harus dicari dan
dalam perang apa pun.
Gencatan senjata harus diusahakan sampai
akhirnya muncul perdamaian yang tercapai karena
kesepakatan semua pihak.
Dalam jihad akbar, perdamaian itu terjadi
dalam diri manusia.
Jika hal ini telah dicapai oleh semua pihak, maka mustahil
semacam Perang Teluk akan berkobar.
Ajaran Islam bertujuan mempertemukan
kehendak jasmani dan rohani.
Hal itu dilakukan melalui jihad akbar
melawan nafsu.
Tetapi jangan membiarkan perang berlanjut
sehingga memusnahkan salah satu pihak.
Karena pihak mana pun yang punah,
akibatnya adalah kebinasaan pada gilirannya akan menimpa pemenang.
Untuk mencapai gencatan senjata dan
perdamaian semua pihak memang sulit.
Dan itulah usaha manusia yang palingberat.
Bagaikan mempertemukan oksigen dan
hidrogen sehingga menghasilkan air.
Mempertemukan keinginan antara sifat binatang
dan kecenderungan sifat malaikat agar lahir sifat manusia, semua butuh perjuangan.
Jihad akbar butuh kekuatan akal pikiran
dan kesadaran.
Upaya
itu yang kita lakukan dengan berpuasa Ramadan.
Sejak
dini kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai amal kebaikan.
Karena
kita ingin menang dengan mulia, tanpa menghabisi atau memunahkan.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment