Tuesday, December 1, 2020

6884. JIHAD MENGENDALIKAN NAFSU

 


JIHAD MENGENDALIKAN NAFSU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

Perang Teluk telah usai.

 

 

Suka atau tidak, sadar atau belum, yang rugi dalam perang ini adalah umat Islam sendiri.

 

 

Paling sedikit rugi dalam segi material.

 

 

Para pemenang mulai menghitung dan membagikan keuntungan.

 

 

 

Dan yang kalah menghitung jumlah biaya yang harus mereka bayar.

 

 

 

Menurut Nabi Muhammad jihad akbar adalah perang yang jika dimenangkan bisa mencegah timbulnya perang semacam Perang Teluk.

 

 

Dengan kata lain, jihad akbar adalah perang yang jika dimenangkan dapat mengendalikan nafsu untuk memperoleh materi tanpa menghabisi lawan atau menghancurkan diri sendiri.

 

 

 

Binatang melata pun tidak rela melepaskan kendali nafsunya, jika pelepasanitu membahayakan hidupnya.

Singa akan rela mati daripada makan bangkai, demi memelihara kehormatan singa.

 

 

 

Wajar jika Al-Quran mengecam manusia yang lepas kendali bagaikan binatang bahkan lebih sesat.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 44.

 

 

 

Ø£َÙ…ْ تَØ­ْسَبُ Ø£َÙ†َّ Ø£َÙƒْØ«َرَÙ‡ُÙ…ْ ÙŠَسْÙ…َعُونَ Ø£َÙˆْ ÙŠَعْÙ‚ِÙ„ُونَ ۚ Ø¥ِÙ†ْ Ù‡ُÙ…ْ Ø¥ِÙ„َّا ÙƒَالْØ£َÙ†ْعَامِ ۖ بَÙ„ْ Ù‡ُÙ…ْ Ø£َضَÙ„ُّ سَبِيلًا

 

 

 

Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).

 

 

Jihad akbar disulut apinya pada bulan puasa Ramadan, di sanalah setiap Muslim dituntut untuk berperang menaklukkan nafsunya yang menggebu-gebu.

 

 

 

Tetapi harus disadari perang ini, seperti halnya semua perang dalam Islam, tidak bertujuan menghabisi potensi lawan, apalagi memusnahkannya.

 

 

 

Tujuan perang melawan hawa nafsu adalah sekadar mengendalikannya.

 

 

Karena betapa pun jeleknya sesuatu, pasti ada sisi positif dalam dirinya yang bisa dimanfaatkan.

 

 

 

Karena itu, titik temu harus dicari dan dalam perang apa pun.

 

 

Gencatan senjata harus diusahakan sampai akhirnya muncul perdamaian yang tercapai karena  kesepakatan semua pihak.

 

 

Dalam jihad akbar, perdamaian itu terjadi dalam diri manusia.

 

 

Jika hal ini  telah dicapai oleh semua pihak, maka mustahil semacam Perang Teluk akan berkobar.

 

 

 

Ajaran Islam bertujuan mempertemukan kehendak jasmani dan rohani.

 

 

Hal itu dilakukan melalui jihad akbar melawan nafsu.

 

 

Tetapi jangan membiarkan perang berlanjut sehingga memusnahkan salah satu pihak.

 

 

Karena pihak mana pun yang punah, akibatnya adalah kebinasaan pada gilirannya akan menimpa pemenang.

 

 

Untuk mencapai gencatan senjata dan perdamaian semua pihak memang sulit.

 

 

Dan itulah usaha manusia yang palingberat.

 

 

Bagaikan mempertemukan oksigen dan hidrogen sehingga menghasilkan air.

 

 

Mempertemukan keinginan antara sifat binatang dan kecenderungan sifat malaikat agar lahir sifat manusia, semua butuh perjuangan.

 

 

Jihad akbar butuh kekuatan akal pikiran dan kesadaran.

 

 

Upaya itu yang kita lakukan dengan berpuasa Ramadan.

 

 

Sejak dini kita harus mempersiapkan diri dengan berbagai amal kebaikan.

 

 

Karena kita ingin menang dengan mulia, tanpa menghabisi atau memunahkan.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment