Saturday, January 1, 2022

12177. PENYEBAB MANUSIA TAKUT MATI

 

 



PENYEBAB MANUSIA TAKUT MATI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Mati (menurut KBBI V).

Artinya sudah hilang nyawanya.

Atau tidak hidup lagi.

 

Kematian manusia adalah  “ketiadaan hidup”.

Atau antonim dari “hidup”.

 

Al-Quran menjelaskan manusia tidak hanya mati 1 kali.

Tapi mati 2 kali.

 

Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40) ayat 11.

                                 قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ

 

    Mereka menjawab,”Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami 2 kali dan telah menghidupkan kami 2 kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari siksa neraka)?”

 

Mati ke-1.

Dialami manusia sebelum lahir.

 

Atau ketika Allah belum menghembuskan roh kehidupan kepadanya.

 

Mati ke-2.

Saat meninggalkan dunia fana ini.

 

Hidup ke-1.

Saat manusia bisa bernapas di dunia ini.

 

Hidup ke-2.

Ketika berada di alam barzakh.

Atau kelak ketika dibangkitkan di akhirat.

 

 Al-Quran bicara tentang mati dalam banyak ayat.

 

Sekitar 300-an ayat.

Bicara tentang mati dan hidup.

Setelah mati ke-2.

 

Secara umum.

Pembicaraan tentang mati.

Hal tidak menyenangkan.

 

Karena manusia ingin hidup 1.000 tahun lagi.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 96.

                            وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

     

     Dan sungguh kamu akan mendapati mereka manusia paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dibanding orang musyrik, masing-masing ingin agar diberi umur 1.000 tahun, padahal umur panjang sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

 

 

Iblis berhasil merayu Nabi Adam dan Hawa.

Caranya lewat ingin hidup kekal selamanya.

 

Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 120.

                                    فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ

 

      Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”

 

Penyebab manusia takut mati, misalnya:

 

1.      Tidak tahu hal yang akan dihadapinya setelah mati.

2.      Menduga harta kekayaan dan segala yang dimiliki di dunia sekarang lebih baik dibanding yang akan diperoleh kelak setelah mati.

3.      Membayangkan betapa sulit dan pedih pengalaman mati dan sesudah mati.

4.      Khawatir memikirkan dan prihatin terhadap keluarga yang ditinggalkan.

5.      Tidak tahu makna hidup dan mati, sehingga merasa cemas dan takut menghadapi mati.

 

 

Pandangan optimis dan pesimis.

Terhadap mati dan hidup.

 

Manusia dengan nalar dan pengalamannya.

Tidak tahu hakikat kematian.

 

Mati dinilai masalah gaib paling besar dan aneh.

 

Meskipun hakikat kematian misteri.

Dan sesuatu yang tidak diketahui.

 

Tiap menyaksikan peristiwa kematian.

Yang merenggut nyawa makhluk hidup.

 

Manusia makin terdorong.

Ingin tahu hakikat kematian.

 

Setidaknya akan terlintas dalam benaknya.

Suatu ketika dirinya pasti mati.

 

Manusia sering menyaksikan datangnya kematian.

Ternyata tidak melihat umur dan tempat.

 

Mati tidak menangguhkan kehadirannya.

Sampai terpenuhi semua keinginan.

 

Kematian menimbulkan kecemasan banyak orang.

 

Terutama orang  yang menganggap hidup hanya 1 kali.

Yakni di dunia ini saja.

 

Ada orang menilai hidup ini siksaan.

 

Untuk menghindari siksaan.

Mereka melupakan mati.

Dan menghindari  cemas yang ditimbulkannya.

 

Dengan cara.

Melakukan apa saja secara bebas.

Tanpa aturan.

 

Mereka menilai mati akhir  segalanya.

 

 Akal dan perasaan manusia .

Umumnya enggan menjadikan hidup terbatas.

Dalam beberapa puluh tahun saja.

 

Meskipun manusia menyadari.

Dirinya harus mati.

 

Pada umumnya menilai manusia mati bukan punah.  

 

Manusia enggan menilai mati sebagai kepunahan.

 

Tercermin melalui berbagai cara menunjukkan eksistensinya.

 

Misalnya, menyiapkan kuburan.

 

Atau tempat itu rutin dikunjunginya.

 

Sebagai manifestasi keyakinan.

Bahwa manusia yang meninggalkan dunia.

Masih tetap hidup.

 

Meskipun jasadnya tidak ada.

 

Hubungan manusia hidup dengan orang mati.

Amat berakar pada jiwa manusia.

 

Hal ini tercermin sejak dulu.

 

Sebelum hadirnya agama besar.

Yang dianut umat manusia sekarang.

 

Masyarakat Mesir Kuno.

Yakin manusia abadi.

 

Mereka menciptakan teknik mengawetkan mayat.

Selama ratusan tahun.

 

Socrates menulis.

 

Ketika aku menemukan kehidupan dunia.

Kutemukan akhir kehidupan adalah kematian.

 

Ketika aku menemukan kematian.

Aku menemukan kehidupan abadi.

 

Kita harus prihatin dengan kehidupan dunia.

Dan bergembira dengan kematian.

 

Karena kita hidup untuk mati.

Dan mati untuk hidup.

 

Para pemikir modern berpendapat

Bahwa manusia abadi.

Dibuktikan dengan karya besar mereka.

 

Filosof Jerman Goethe berpendapat:

 

Kehidupan dunia arena bekerja keras.

 

Kematian pintu gerbang menuju kehidupan baru.

 

Guna merasakan ketenangan dan bebas dari segala macam beban. 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online.

 

0 comments:

Post a Comment