Thursday, June 2, 2022

13390. PANTAI CIPTAAN ALLAH TAPI MASUK HARUS BAYAR

 

 


 

PANTAI DAN AIR TERJUN CIPTAAN ALLAH TAPI MASUK BAYAR

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Saya bingung.

 

Di Indonesia.

Masuk pantai.

Harus  bayar.

 

Lihat air terjun.

Harus  bayar.

 

Lihat danau.

Harus bayar.

 

Sampai saya bertanya.

Apakah pantai.

Yang membikin nenek kamu?

 

Apakah air terjun.

Yang membuat kakek kamu?

 

Apakah danau.

Yang menciptakan bapak ibu kamu?

 

Jawabnya,

“Bukan.”

 

Dan argumennya.

Demi kebersihan.

Demi keamanan.

 

Karena dikelola oleh penduduk.

Dijaga oleh adat.

 

Dan alasan lainnya.

 

Apakah benar.

Yang menikmati karcis dan tiket.

Memangnya semua penduduk setempat.

 

Apakah hasilnya.

Dibagi rata untuk semua penduduk?.

 

Tapi ternyata.

Sampah berserakan.

 

Toilet tak bersih.

Dan lainnya.

 

Ambyar.

 

Tapi di luar negeri.

Misalnya Amerika, Eropa.

Dan negara maju lainnya.

 

Di negara maju.

Jika ingin ke pantai.

 

Gratis.

Alias Tak bayar.

 

Kamu mau ke air terjun Niagara Falls misalnya.

Gratis.

 

Kamu ingin mau datang kapan pun.

Bebas.

Gratis.

 

Kamu tahu Niagara Falls?

 

Tapi harus membayar.

Jika pengunjung ingin makan dan minum.

 

Mau naik ferry.

Dan pakai fasilitas lainnyaa.

 

Mereka baru membayar.

Pihak restoran.

 

Pemilik ferry.

Dan  fasilitas lainnya.

Terkena pajak.

Hasil pajak ini.

Dipakai untuk mengelola.

 

Kebersihan.

Keamanan.

Dan lainnya.

 

Begitu logikanya!

 

Yang dijual itu layanan penunjang.

Makin bagus layanan penunjang.

Maka makin cuan.

 

Tapi wisata alamnya.

Hal itu ciptaan Allah.

Maka harus gratis.

 

Jangan terbalik.

 

Ada sepotong tempat viral.

Kamu bergegas bikin pagar.

 

Bikin loket.

Bikin karcis.

Mulai mencari duit.

 

Allah menciptakan gratis.

Untuk umat manusia.

 

Tapi kamu malah memungut uangnya.

Jika seperti ini.

 

Maka tempat itu tak pernah maju.

 

Negara lain.

Pengunjung satu lokasi.

Bisa 1-2 juta turis asing.

 

Karena diurus dengan baik.

Tapi di Indonesia ini.

 

Seluruh Indonesia.

Turis asingnya cuma segitu.

Kalah dibanding Paris dan Singapura.

Dan tempat lainnya.

 

 

Cobalah bercermin.

Semoga generasi berikutnya.

Yang sudah terbiasa ke LN.

 

Bisa belajar.

Dan saat mereka jadi penguasa.

 

Semua logika kacau ini.

Bisa diperbaiki.

 

(Sumber Tere Liye)

0 comments:

Post a Comment