APLIKASI
MYPERTAMINA PAKSA RAKYAT BELI PERTAMAX
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Beli
Pertalite dengan Aplikasi.
Cara 'Paksa' Rakyat Konsumsi Pertamax.
Pengamat
menilai.
Pengetatan
penjualan pertalite.
Dengan
wajib daftar lewat aplikasi.
Yaitu
cara Pertamina.
Mendorong
konsumen pindah ke pertamax.
Pemerintah
dan PT Pertamina (Persero).
Terus
berupaya memastikan.
Subsidi
energy.
Terutama
bahan bakar minyak (BBM).
Pertalite
dan solar.
Tepat
sasaran.
Tepat sasaran.
Artinya
penikmat subsidi BBM.
Memang
rakyat tidak mampu.
Karena
masyarakat kelas menengah dan atas.
Ikut
konsumsi BBM subsidi.
Pertamina memperketat penjualan BBM subsidi.
Yaitu
wajib registrasi di website
https://subsiditepat.mypertamina.id/
Atau
aplikasi MyPertamina.
Sebelum
membeli.
Pertamina berharap.
Penyaluran
BBM subsidi.
Makin
tepat sasaran.
Direktur
Center of Economics and Law Studies (Celios).
Bhima Yudhistira.
Mengkritik
kebijakan pemerintah dan Pertamina.
Dia menilai.
Hal ini
cara halus.
Atau tidak
langsung.
Untuk
memaksa masyarakat pakai pertamax.
"Menurut saya.
Hal ini
tidak tepat.
Dan banyak
yang keberatan.
Karena
seperti dipaksa beli pertamax.
Terutama
kelas menengah yang rentan," ujarnya.
Pemerintah ingin subsidi BBM.
Hanya
dinikmati masyarakat miskin.
Tanpa
memikirkan kelas menengah.
Padahal
ada 115 juta orang.
Kelas
menengah.
Yang
sangat rentan di Indonesia.
Kelas menengah rentan.
Perlu
mendapat subsidi.
Bukan
dipaksa beli pertamax.
Apalagi
disparitas harga BBM subsidi dan non subsidi.
Begitu
jauh.
Yang
akan membuat pengeluaran makin besar.
"Contohnya Pertamax dan Pertalite.
Selisih
Rp4.000 lebih per liter.
Mestinya.
Saat
selisih harganya tidak jauh.
Baru
diatur.
Pendapatan
masyarakat.
Untuk
membeli BBM bisa naik.
Maka
mengurangi belanja produksi lainnya.
Dia khawatir.
Durable
goods dan Fast Moving Consumer Goods.
Akan
terkuras," jelasnya.
Membuat pertumbuhan ekonomi.
Yang
berjalan.
Kembali
tertahan.
Dia berharap
kebijakan ini dipertimbangkan.
"Jangan pelit subsidi.
Karena
pemulihan ekonomi butuh suport pemerintah.
Dan APBN
masih surplus," kata Bhima.
Sebelum mulai kebijakan ini.
Data
penerima subsidi BBM diperbaiki.
Penyaluran
subsidi tepat sasaran.
Paling
efektif.
Jika
datanya akurat.
Jika penerima subsidi belum siap.
Maka
MyPertamina masih ada celah.
Untuk
menjual BBM subsidi.
Kepada
yang tidak berhak.
Misalnya:
1.
Pinjam
NIK.
2.
Kendaraan
plat nomor berbeda.
Verifikasi
di lapangan tidak mudah.
Karena
petugas melayani pembeli.
Dan melakukan
pendataan," imbuhnya.
Pengamat Minyak dan Gas (Migas).
Komaidi Notonegoro berkata.
Bahwa
untuk jangka pendek.
Langkah
Pertamina paling rasional.
Tapi
bukan paling tepat.
Skema paling pas.
Untuk
menyalurkan tepat sasaran.
Yaitu
subsidi langsung.
Penerapan BBM subsidi di lapangan.
Tak mudah
diterapkan.
Karena
menimbulkan:
Antrean
panjang.
Terutama
jika pembeli tak paham HP.
Bahkan
tak punya HP.
Orang tidak punya HP.
Tambah
beban pengeluaran.
Padahal,
mereka kelompok miskin.
Yang
sangat butuh bantuan.
Pembatasan berpotensi.
Menimbulkan
masalah turunan di lapangan.
Karena
pembatasan pernah dilakukan.
Tapi
tidak berhasil.
Juga bisa timbul konflik di SPBU.
Antara
petugas dan calon pembeli.
Karena
tak semua masyarakat.
Mau diberi
pengertian.
Bahwa
dia bukan sasaran penerima BBM subsidi.
Karena definisi mampu dan tak mampu.
Sulit
dibedakan.
(Sumber
CNN)
0 comments:
Post a Comment