Saturday, January 7, 2023

16140. PEMIMPIN NEGARA BELA BANGSA TANPA PENCITRAAN

 

PEMIMPIN NEGARA HARUS BELA BANGSA TANPA PENCITRAAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Pemimpin berjiwa negarawan.

Tiru para negarawan sesungguhnya.

 

Membela kepentingan bangsa dan negara.

Di atas segalanya.

 

Secara murni.

Tanpa pencitraan.

 

Pemimpin.

Yaitu “khadim al-ummat”.

Atau pelayan rakyat.

 

Pemimpin berfungsi:

1)                Pengatur.

2)                Penentu arah.

 

3)                Mempengaruhi.

4)                Jadi penunjuk.

 

5)                Pengayom.

6)                Pemberi contoh yang baik.

 Pemimpin sebenarnya.

1)        Bukan penguasa.

2)        Meski punya kekuasaan.

 

Kekuasaan.

Hanya bagian fungsi kepemimpinan.

 

Ibarat tubuh manusia.

Pemimpin adalah kepala.

 

Pemimpin sangat penting perannya.

Sebagai penentu wajah rakyat.

Atau model bangsa.

Jika pemimpin tak berfungsi.

Maka seperti ayam kehilangan induk.

 

Kata pepatah.

Ikan busuk dimulai dari kepala.

 

Maju atau runtuhnya.

Suatu bangsa.

Mulai dari pemimpinnya.

 

 

Kader Persyarikatan Perlu Membaca Buku “Muhammadiyah: Wawasan dan Komitmen”

Para pemimpin Indonesia.

Dari pusat sampai daerah.

 

Punya posisi penting.

Dalam hidup berbangsa.

Dan bernegara.

 

Juga pemimpin informal.

Dan pemimpin agama.

 

Dalam sidang BPUPKI.

Bung Karno berkata,

 

“Kita akan mendirikan suatu Negara.

Buat kita semua.

Bukan buat 1 orang.

Bukan buat 1 golongan.

Tapi buat semua”.

 

Bung Hatta mengritik keras.

Kepentinga hajat hidup.

 

Banyak orang.

Dikuasai sedikit orang.

 

 Dia minta agar negara.

Tegakkan keadilan dan kemakmuran.

Untuk semua orang.

 

Pahlawan sejati.

Yaitu para negarawan.

 

Pemimpin sejati.

Punya visi luas dan mendalam.

 

Mereka gemar membaca.

Dan berilmu  luas.

 

Bukan  pemimpin instan.

 

Pemimpin bangsa.

Harus utamakan kepentingan bangsa dan negara.

Hindari segala bentuk penyimpangan  jabatan.

 

Jika ditemukan.

Kelompok kuasai Indonesia.

 

Maka tugas petinggi negara.

Harus luruskan dengan kekuasaan.

 

 

Jika benar cinta rakyat dan negara.

Maka utamakan hajat hidup rakyat.

 

Sebagai agenda utama.

 

Jangan kalah kepentingan asing.

Atau pihak lainnya.

Yang merugikan rakyat dan negara.

 

Martabat pemimpin.

Bukan soal digdaya kekuasaan.

Tapi kekuatan rohani dan moral .

 

Dalam ambil keputusan politik.

Jadi patokan kepentingan rakyat.

 

Bukan pihak lain.

 

Hal itu.

Legacy (warisan) terbaik.

 

 

 

(Sumber Suara Muhammadiyah)

 

 

0 comments:

Post a Comment