LUKMAN 29 BENTUK BUMI BULAT TAK DATAR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 5.
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى
النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ
الْغَفَّارُ
Dia Allah menciptakan
langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dia Yang Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun.
Catatan.
1)
"…
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ
…".
2)
Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam …".
Tafsir:
1)
Kata “yukawwiru” = menggulung.
Seperti menggulung sorban di kepala.
2)
Isyarat bahwa malam dan siang
mengitari bumi yang bulat, bukan datar.
3)
Tafsir Ibnu Kasir:
Siang dan malam saling menutupi, bergantian terus.
4)
Tafsir modern:
Pergantian siang dan malam.
Hanya mungkin terjadi.
Jika bumi berotasi dan berbentuk
bulat.
Al-Quran surah An-Nazi‘at (surah ke-79) ayat 30.
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا
Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya.
Tafsir.
1.
Kata “dahāhā”
Berasal dari kata “dahw”.
Artinya:
1)
Menghamparkan.
2)
Meluaskan.
3)
Membuat berbentuk bulat telur.
4)
Dahw al-duḥyā = sarang burung unta
yang oval).
Tafisir klasik.
1)
Menghamparkan yaitu Allah menjadikan
bumi layak dihuni.
Tafsir kontemporer.
1)
Bumi layak dihuni.
2)
Bentuk bumi bulat agak pepat (oblate
spheroid)
3)
Sesuai makna “dahahā”.
Al-Quran surah Ar-Rahman (surah ke-55) ayat 33.
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ
أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا
بِسُلْطَانٍ
Hai bangsa jin dan
manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
lintasi, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Tafsir:
1)
Kata “aqṭār” (penjuru).
Berbentuk jamak.
Bukti bumi punya batas dari segala sisi.
2)
Para mufassir modern.
Selaras bumi berbentuk bulat.
Punya “cakrawala” dari segala arah.
Al-Quran surah Luqman (surah ke-31) ayat 29.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ
فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَىٰ أَجَلٍ
مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Tidakkah kamu
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan
masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tafsir:
1)
“Memasukkan malam ke dalam siang”.
2)
Pergantian gradual.
3)
Tak langsung sekaligus.
4)
Sesuai rotasi bumi yang bulat.
5)
Cahaya siang dan kegelapan malam bergradasi.
Kesimpulan.
1)
Bumi berbentuk bulat.
Isyarat dari kata “yukawwiru” (Az-Zumar 5) dan dahahā (An-Nazi‘at 30).
2)
Pergantian siang dan malam bertahap.
Hanya mungkin pada bumi bulat yang berotasi.
3)
Orbit benda langit.
Matahari dan bulan tunduk pada hukum kosmik (Yasin 40).
4)
Al-Qur’an tak pernah sebut bumi datar.
5)
Tapi sering pakai kata hamparan (mahduhā,
suthihat, farashnāhā).
6)
Dalam arti layak dihuni.
7)
Bukan bentuk fisik.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
%20-%20Copy.bmp)
%20-%20Copy.bmp)
%20-%20Copy.bmp)
%20-%20Copy.bmp)
0 comments:
Post a Comment