MANUSIA NILAI LAHIRIAH TAPI BATIN
URUSAN ALLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Dalam Al-Qur’an.
Allah menjelaskan.
1)
Manusia hanya menilai lahiriah orang
lain.
Berupa: ucapan, perbuatan, akhlak dan amal nyata yang terlihat.
2)
Dalam batin (hati/niat) hanya Allah
yang tahu.
A.
Manusia hanya menilai kulit lahiriah saja.
Al-Qur’an beri pedoman.
Penilaian manusia hanya yang tampak.
Berupa : ucapan, perbuatan, dan akhlak.
Al-Quran Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ
نَادِمِينَ
Hai orang-orang beriman,
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksa dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa tahu
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu.
Catatan.
1)
Hati-hati menilai ucapan dan perbuatan
orang lain.
2)
Tak terburu-buru.
Al-Quran Al-Hujurat (surah ke-49) ayat 11-12.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ
يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ
خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا
بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ
يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
11. Hai orang-orang beriman,
jangan sekumpulan pria menghina kumpulan lain, boleh jadi yang dihina lebih
baik daripada mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan menghina kumpulan
lainnya, boleh jadi yang dihina lebih baik. Dan jangan suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran mengandung ejekan. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa tidak
bertobat, maka mereka itu orang zalim.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا
تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ
يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَحِيمٌ
12. Hai orang-orang beriman,
jauhi kebanyakan prasangka (curiga), karena sebagian dari prasangka itu dosa.
Dan jangan mencari keburukan orang dan jangan bergunjing satu sama lain. Adakah
seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Catatan.
1)
Dilarang menghina, mengolok-olok,
berprasangka buruk, dan menggunjing.
2)
Penilaian lahir harus adil.
3)
Tak merendahkan.
4)
Tapi berdasarkan bukti.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 283.
۞ وَإِنْ كُنْتُمْ
عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ ۖ فَإِنْ أَمِنَ
بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ
اللَّهَ رَبَّهُ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ
آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Jika kamu musafir (dan muamalah
tidak tunai) sedangkan kamu tidak menadapat seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Tapi jika sebagian kamu
percaya sebagian lain, maka hendaklah yang dipercayai menunaikan amanahnya (utangnya)
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan jangan kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Catatan.
1)
Dalam muamalah, penilaian lewat saksi jujur atas fakta lahir.
2)
Boleh menilai ucapan, perilaku,
akhlak, dan amal nyata.
3)
Secara lahiriah.
B.
Menilai Batin Orang Lain (Niat, Hati,
Iman)
Al-Qur’an tegaskan.
Bahwa batin manusia.
Hanya Allah yang tahu.
Al-Quran surah Al-Hujurat (surah ke-49)
ayat 14.
۞ قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا
أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Orang-orang Arab Badui berkata:
"Kami telah beriman". Katakan (Muhammad): "Kamu belum beriman,
tapi katakan 'kami telah tunduk', karena iman belum masuk dalam hatimu; dan
jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun
pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Catatan.
1)
Hati seseorang tidak bisa dipastikan
oleh manusia.
2)
Hanya Allah yang tahu kadar iman.
Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6)
ayat 59.
۞ وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا
تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ
وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah
kunci semua yang gaib; tidak ada yang tahu kecuali Dia sendiri, dan Dia tahu
apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun gugur melainkan
Dia tahu (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam gelap bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab nyata (Lauh
Mahfudz)"
Catatan.
1)
Isi hati, niat, dan rahasia batin.
2)
Bagian dari hal gaib.
Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3)
ayat 154.
ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَىٰ
طَائِفَةً مِنْكُمْ ۖ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ
بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ ۖ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ
الْأَمْرِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قُلْ إِنَّ الْأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ ۗ يُخْفُونَ فِي
أَنْفُسِهِمْ مَا لَا يُبْدُونَ لَكَ ۖ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ
الْأَمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَاهُنَا ۗ قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ
لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ
وَلِيَبْتَلِيَ اللَّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ
وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Kemudian setelah kamu
berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk meliputi
segolongan kamu, sedangkan segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka
sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan
jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur
tangan) dalam urusan ini?". Katakan: "Sesungguhnya urusan itu
seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa
yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi
kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak
akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakan: "Sekiranya kamu berada
di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu
keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian)
untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada
dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
Catatan.
1)
Allah tahu isi hatimu..
2)
Penilaian batin hanya milik Allah.
C.
Prinsip Seimbang dalam Menilai
1)
Secara Lahiriah.
Manusia menilai dari bukti nyata (perkataan, tindakan, akhlak).
2)
Secara Batin.
Hanya Allah yang tahu.
Tak boleh menghakimi isi hati orang lain.
Rasulullah bersabda:
"Aku hanya menghukumi sesuai yang tampak.
Adapun rahasia hati, Allah yang
menghisabnya."
(HR. Bukhari-Muslim).
Kesimpulan
1)
Secara Lahiriah.
Boleh dinilai dari ucapan, tindakan, dan akhlak
(QS. Al-Hujurat 49).
2)
Secara Batin:
Hanya Allah yang tahu.
Manusia tidak berhak menghakimi
(QS. Al-An’am 6:59).
3)
Sikap kita:
Menilai lahir dengan adil.
Serahkan urusan batin pada Allah.
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.


.bmp)
0 comments:
Post a Comment