PATUNG ORANG SALEH DISEMBAH DI QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Al-Qur’an sebutkan.
1)
Asal-usul penyembahan berhala.
2)
Bermula menghormati orang saleh.
3)
Dibuatkan patung dan gambar
4)
Menjadi kultus individu.
5)
Akhirnya disembah .
6)
Jadi sesembahan selain Allah.
Al-Quran surah Nūh (surah ke-71) ayat 23.
وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ
وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Dan mereka berkata:
"Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan
jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula
suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr".
Catatan.
1)
Nama-nama ini adalah orang saleh dari
kaum Nabi Nuh.
2)
Setelah mereka wafat.
3)
Kaumnya membuat patung.
4)
Untuk mengenang dan jadi teladan.
5)
Waktu terus berlalu.
6)
Setan membisikkan.
7)
Agar patung itu dimintai syafaat.
8)
Akhirnya disembah.
9)
Oleh generasi berikutnya.
Tafsir Tabari dan Ibnu AKasir.
Ibnu ‘Abbas meriwayatkan.
1)
Mereka nama orang saleh kaum Nabi Nuh.
2)
Setelah mereka wafat.
3)
Orang membuat patung di tempat duduk
mereka.
4)
Awalnya hanya untuk mengenang.
5)
Tapi generasi berganti.
6)
Patung itu akhirnya disembah.
Kesimpulan:
1)
Al-Qur’an tunjukkan.
2)
Bahwa patung orang saleh.
3)
Bisa jadi awal syirik.
4)
Jika berlebihan.
5)
Islam melarang kultus berlebihan pada
manusia.
6)
Meskipun ia sangat saleh.
Tafsir Klasik
Tafsir Ṭabarī (w. 310 H)
1)
Nama-nama orang saleh zaman Nabi Nuh.
2)
Kaum Nuh membuat patung mereka.
3)
Untuk mengenang ketakwaan dan amal
salehnya.
4)
Pada mulanya hanya sekadar kenangan.
5)
Bukan ibadah.
6)
Setelah generasi pertama wafat.
7)
Setan membisikkan pada generasi
berikutnya.
8)
Bahwa patung bisa memberi syafaat.
9)
Akhirnya disembah.
Tafsir Ibnu Kasīr (w. 774 H)
Riwayat Ibnu ‘Abbās.
1)
Mereka nama orang saleh kaum Nuh.
2)
Setelah wafat, orang membuat patung.
3)
Agar ingat ibadah mereka.
4)
Tapi setelah beberapa lama.
5)
Patung itu disembah.
6)
Ini awal mula syirik di bumi.
7)
Kultus berlebihan pada orang saleh.
8)
Bisa berubah jadi syirik.
Tafsir Qurṭubī (w. 671 H)
1)
Patung manusia yang diagungkan.
2)
Pintu menuju syirik.
3)
Islam melarang kultus kuburan, patung,
atau simbol orang saleh.
Tafsir Modern
Sayid Qutub.
1)
Syirik lahir dari kultus pribadi.
2)
Warga hilang sadar tauhid.
3)
Sering mencari simbol fisik.
4)
Menyalurkan kebutuhan spiritual.
5)
Akhirnya menyembah makhluk.
6)
Pelajaran: hati manusia harus selalu
diarahkan langsung kepada Allah.
7)
Tanpa perantara.
Muhammad ‘Abduh & Rasyid Ridha
(Tafsir al-Manār, abad 20)
1)
Fenomena psikologi social.
2)
Manusia cenderung agungkan tokoh yang
dikagumi.
3)
Awalnya positif
4)
Untuk jadi teladan.
5)
Lalu jadi ritual kultus.
6)
Akhirnya terjadi syirik.
7)
Waspada bahaya tradisi.
8)
Yang diwariskan tanpa kritis.
M. Quraish Shihab
(Tafsir al-Mishbah, Indonesia, abad
21)
1)
Nama-nama itu tokoh teladan.
2)
Kemudian dipatungkan.
3)
Akhirnya disembah.
4)
Peringatan agar umat Islam tidak
berlebihan.
5)
Dalam memuliakan manusia.
6)
Termasuk ulama dan wali.
7)
Proporsional dalam mencintai orang
saleh.
8)
Tak menyaingi cinta kepada Allah.
Ringkasnya:
1)
Tafsir klasik.
Tekankan sisi sejarah:
Orang saleh → patung → syirik.
2)
Tafsir modern.
Tekankan sisi sosiologis &
psikologis:
Manusia cenderung kultus figur.
Jadi penyimpangan akidah.
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.


.bmp)


.bmp)
0 comments:
Post a Comment