Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, March 5, 2018

724. HIKMAH

HIKMAH ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hikmah dan manfaat zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “hikmah” menurut KBBI V dapat diartikan “kebijaksanaan dari Allah”, “sakti”, “kesaktian”, “arti atau makna yang dalam”, “makna yang terkandung di balik suatu perisyiwa”, atau “manfaat”.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Hikmah zakat adalah berikut ini.
      Pertama, sebagai tanda bersyukur dan terima kasih atas segala nikmat dari Allah yang diberikan kepada orang yang mengeluarkan zakat. Kedua, membantu orang  miskin yang kesusahan agar dapat mengerjakan kewajiban kepada Allah dan terhadap sesama makhluk.
       Ketiga, membersihkan dan menyucikan hati orang yang mengeluarkan zakat dari sifat kikir dan tercela, serta mendidik agar bersifat mulia dan membiasakan membayarkan amanat kepada yang berhak.
      Keempat, mencegah perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang  miskin yang kesusahan. Kelima, mendekatkan hubungan kasih sayang antara orang-orang kaya dengan orang-orang miskin.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 103.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

      “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
      Al-Quran surah Ali Imran, surah ke-3 ayat 180.

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

      “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

723. TERIMA

ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang-orang  yang berhak menerima  zakat menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 60.

۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

      “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
     Para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat terdapat delapan kelompok, yaitu: fakir, miskin, amil zakat, mualaf, budak, terlilit utang, sabilillah, dan musafir.
      “Fakir” adalah orang yang sangat berkekurangan atau orang yang terlalu miskin, sedangkan “miskin” adalah orang yang tidak berharta atau orang yang serba kekurangan atau orang yang berpengasilan rendah.
     “Amil zakat” adalah orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat, sedangkan “mualaf” adalah orang yang baru masuk Islam atau orang yang imannya belum kukuh karena masuk Islam.
      “Memerdekakan seorang budak” adalah seorang budak yang diizinkan bebas oleh tuannya jika mampu menebus kebebasan dirinya maka dia dibantu dengan hasil zakat.
      “Orang yang terlilit utang” adalah orang berutang tidak mampu membayar utangnya dapat dibantu dari uang hasil zakat, “sabilillah” adalah orang atau lembaga yang berjuang menegakkan agama Islam, dan “musafir” adalah orang yang dalam perjalanan bukan maksiat yang kehabisan bekal untuk pulang.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

Friday, March 2, 2018

722. TELAT

TELAT BAYAR ZAKAT FITRAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang orang yang telat membyarkan zakat fitrah  menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Zakat fitrah adalah zakat yang wajib diberikan oleh setiap orang Islam setahun sekali (pada Idul Fitri) berupa makanan pokok sehari-hari (beras, jagung, dan sebagainya).
      Setiap umat Islam yang masih hidup pada setiap hari Idul Fitri diwajibkan membayar zakat fitrah berupa makanan yang mengenyangkan sebanyak 3,1 liter, karena dalam hadis Bukhari menyebutkan bahwa membayar zakat fitrah adalah sehari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri.
      Ibnu Umar berkata bahwa Nabi Muhammad mewajiban setiap umat Islam mengeluarkan zakat fitrah sebanyak satu “sak” (3,1 liter) gandum atau kurma atas setiap orang Islam yang merdeka, hamba pria, wanita, dewasa, dan anak-anak.”
     Syarat orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah berikut ini.
     Ke-1, orang Islam wajib mengeluarkan zakat fitrah, orang yang tidak beragama Islam tidak wajib membayar zakat fitrah. Ke-2, bayi yang lahir pada akhir bulan Ramadan sebelum matahari terbenam wajib dibayarkan zakat fitrahnya.
      Ke-3, orang yang mempunyai kelebihan harta keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan orang yang berada dalam tangungannya wajib mengeluarkan zakat fitrahnya.
      Waktu membayarkan zakat fitrah adalah berikut ini.
      Ke-1, waktu yang dibolehkan membayar zakat adalah sejak awal bulan Ramadan sampai akhir bulan Ramadan. Ke-2, waktu wajib membayar zakat fitrah adalah setelah Magrib pada akhir bulan Ramadan sampai Subuh. Ke-3, waktu yang lebih baik adalah setelah salat Subuh sebelum pergi salat hari raya Idul Fitri.
      Ke-4, waktu yang makruh adalah membayar zakat fitrah setelah salat Idul Fitri sampai sebelum matahari terbenam. Ke-5, waktu haram adalah membayar zakat fitrah pada hari raya Idul Fitri setelah matahari terbenam.
      Mazhab Syafii melarang untuk mengganti zakat fitrah dengan uang sebesar zakat fitrah, karena yang diwajibkan dalam hadis Nabi adalah mengeluarkan zakat fitrah dengan makanan yang mengenyangkan.
      Mazhab Hanafi membolehkan mengganti zakat fitrah dengan uang seharga zakat fitrah, karena zakat fitrah adalah hak orang-orang miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan makanan atau dengan uang tidak ada bedanya.
      Jika seseorang telat membayar zakat fitrah padahal hartanya dan penerima zakatnya sudah ada, maka orang itu mempunyai utang dan wajib membayar zakat fitrahnya pada tahun mendatang.
       Ibnu Abbas berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda,” Zakat fitrah untuk membersihkan orang yang telah berpuasa Ramadan dan memberikan makanan kepada fakir miskin. Barangsiapa yang membayar zakat fitrah setelah salat Idul Fitri, zakat itu termasuk sedekah biasa.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online

722. TELAT

TELAT BAYAR ZAKAT FITRAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M


      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang zakat fitrah dengan uang menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
      Kata “zakat” menurut KBBI V dapat diartikan “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak”, atau “salah satu rukun Islam mengatur harta yang wajib dikeluarkan kepada mustahik (orang yang berhak)”.
      Zakat menurut istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang hukumnya “fardu ain” (kewajiban perorangan) bagi orang-orang yang telah memenuhi syaratnya.
      Kata “nisab” adalah jumlah harta benda minimal yang dikenakan zakat, sedangkan “haul” adalah jangka waktu satu tahun yang menjadi batas kewajiban membayar zakat bagi pemilikan harta kekayaan, seperti perniagaan, emas, ternak.
      Zakat fitrah adalah zakat yang wajib diberikan oleh setiap orang Islam setahun sekali (pada Idul Fitri) berupa makanan pokok sehari-hari (beras, jagung, dan sebagainya).
      Setiap umat Islam yang masih hidup pada setiap hari Idul Fitri diwajibkan membayar zakat fitrah berupa makanan yang mengenyangkan sebanyak 3,1 liter, karena dalam hadis Bukhari menyebutkan bahwa membayar zakat fitrah adalah sehari atau dua hari sebelum hari raya Idul Fitri.
      Ibnu Umar berkata bahwa Nabi Muhammad mewajiban setiap umat Islam mengeluarkan zakat fitrah sebanyak satu “sak” (3,1 liter) gandum atau kurma atas setiap orang Islam yang merdeka, hamba pria, wanita, dewasa, dan anak-anak.”
     Syarat orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah adalah berikut ini.
     Ke-1, orang Islam wajib mengeluarkan zakat fitrah, orang yang tidak beragama Islam tidak wajib membayar zakat fitrah. Ke-2, bayi yang lahir pada akhir bulan Ramadan sebelum matahari terbenam wajib dibayarkan zakat fitrahnya.
      Ke-3, orang yang mempunyai kelebihan harta keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan orang yang berada dalam tangungannya wajib mengeluarkan zakat fitrahnya.
      Waktu membayarkan zakat fitrah adalah berikut ini.
      Ke-1, waktu yang dibolehkan membayar zakat adalah sejak awal bulan Ramadan sampai akhir bulan Ramadan. Ke-2, waktu wajib membayar zakat fitrah adalah setelah Magrib pada akhir bulan Ramadan sampai Subuh. Ke-3, waktu yang lebih baik adalah setelah salat Subuh sebelum pergi salat hari raya Idul Fitri.
      Ke-4, waktu yang makruh adalah membayar zakat fitrah setelah salat Idul Fitri sampai sebelum matahari terbenam. Ke-5, waktu haram adalah membayar zakat fitrah pada hari raya Idul Fitri setelah matahari terbenam.
      Mazhab Syafii melarang untuk mengganti zakat fitrah dengan uang sebesar zakat fitrah, karena yang diwajibkan dalam hadis Nabi adalah mengeluarkan zakat fitrah dengan makanan yang mengenyangkan.
      Mazhab Hanafi membolehkan mengganti zakat fitrah dengan uang seharga zakat fitrah, karena zakat fitrah adalah hak orang-orang miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan makanan atau dengan uang tidak ada bedanya.
      Jika seseorang telat membayar zakat fitrah padahal hartanya dan penerima zakatnya sudah ada, maka orang itu mempunyai utang dan wajib membayar zakat fitrahnya pada tahun mendatang.
       Ibnu Abbas berkata bahwa Nabi Muhammad bersabda,” Zakat fitrah untuk membersihkan orang yang telah berpuasa Ramadan dan memberikan makanan kepada fakir miskin. Barangsiapa yang membayar zakat fitrah setelah salat Idul Fitri, zakat itu termasuk sedekah biasa.”
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online