Wednesday, December 13, 2017

561. GAUL

BERGAUL DENGAN NON-MUSLIM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara umat Muslim bergaul dengan non-Muslim menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Kata “saudara” dalam Al-Quran adalah “akh”, dan kata “akh” pada mulanya berarti “persamaan dan keserasian”, sehingga dalam Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17  ayat 27 mempersaudarakan pemboros dengan setan karena sifat mereka sama.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 27.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

      “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
      Dalam Al-Quran ditemukan kata “akh” dalam bentuk tunggal sebanyak 52 kali, sebagian artinya adalah “saudara kandung”, lainnya lagi artinya “saudara sebangsa”,  meskipun tidak seagama, seperti firman Allah, “Kepada kaum 'Ad yang (yang durhaka) diutus saudara mereka (Nabi) Hud”.
      Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 65.

۞ وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ

      “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata,”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
     Agama Islam berpesan bahwa hubungan antarmanusia adalah hubungan “persaudaraan”, bukan hubungan “take and give” (saling memberi dan menerima), yaitu agar memperlakukan orang lain sebagai saudara, karena semua manusia berasal  Nabi Adam dan Hawa.
      Semua manusia akan merasakan sakit apabila dicubit dan merasakan senang apabila dihibur, persaudaraan menuntut hubungan yang serasi dan jalinan kasih sayang, karena Nabi bersabda,”Usahakan saling kunjung-mengunjungi, dan saling bertukar hadiah, di antara sesama manusia.”

      Ajaran Islam tidak melarang memberikan hadiah kepada siapa pun, dan menerima hadiah dari mana pun, asalkan tidak mengganggu dan mencemarkan akidah, karena Nabi juga menerima hadiah dari penguasa Mesir yang beragama Kristen, berupa seorang gadis bernama Maria Qibti yang melahirkan putra Nabi yang bernama Ibrahim.
     Ketika beberapa sahabat Nabi yang telah terbiasa memberikan bantuan kepada non-Muslim, bermaksud menghentikan bantuannya dengan harapan penghentian itu akan mengantarkan mereka memeluk Islam.
     Allah menegur dan melarang sikap para sahabat tersebut, meskipun para sahabat bersikap pasif, bukan bersikap aktif yang artinya memberikan sesuatu agar mereka masuk Islam.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 272.

۞ لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

      “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapatkan petunjuk, akan tetapi Allah yang memberikan petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)”.
     Ayat Al-Quran tersebut menegaskan bahwa, “Janganlah mengaitkan suatu hadiah atau bantuan dengan keimanan atau kekufuran, tetapi pemberian itu semata demi persaudaraan atau kemanusiaan”.
      Al-Quran menjelaskan bahwa menjalin hubungan kasih sayang dengan musuh adalah terlarang, tetapi perlakuan adil terhadap mereka adalah kewajiban.
      Al-Quran surah Al-Mumtahanah, surah ke-60 ayat 8.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

      “Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.
    Ayat Al-Quran ini turun berkenaan dengan keengganan Asma putri Abu Bakar  yang tidak mau menerima hadiah dari ibunya yang ketika itu belum memeluk Islam, kemudian Nabi Muhammad memerintahkannya untuk menerima dan berbuat baik kepada ibunya.
      Al-Quran surah Al-Mumtahanah, surah ke-60 ayat 9.

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

      “Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusirmu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment