Sunday, December 17, 2017

568. JUJUR

KEJUJURAN ILMIAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang kejujuran ilmiah menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Dalam Al-Quran dan hadis Nabi ditemukan banyak petunjuk tentang sikap ilmiah yang harus diperhatikan oleh para ulama dan cendekiawan Muslim, sehingga  menjadi tradisi keilmuan, salah satunya adalah kejujuran ilmiah.
      Kejujuran ilmiah akan melahirkan pernyataan “Allahu a'lam” (Allah yang lebih mengetahui) setiap selesai merampungkan suatu karya ilmiah dan akan menjawab, “Saya tidak tahu” ketika menerima pertanyaan yang tidak ketahui jawabannya, atau tidak memberikan jawaban, apabila di antara para hadirin terdapat orang yang lebih berilmu.
     Seseorang yang menerima suatu pertanyaan yang tidak ketahui jawabannya,  mempunyai tiga pilihan. 
     Pertama, menjawab dengan membohongi dirinya sendiri dan menipu si penanya.
     Kedua, berusaha meyakinkan dirinya dan si penanya dengan memberikan jawaban yang tidak pasti, tetapi hanya berdasarkan dugaan saja, sedangkan dugaan menurut Al-Quran tidak bermanfaat terhadap kebenaran.
      Al-Quran surah An-Najam, surah ke-53 ayat 28.

وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ ۖ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا

      “Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran”.
    Ketiga, bersikap jujur dengan berkata,”Saya tidak tahu”. Jawaban yang seperti  inilah yang diberikan oleh Nabi setiap beliau menerima suatu pertanyaan yang tidak diketahui jawabannya. Nabi bersabda,”Bukti pengetahuan seseorang adalah dengan menjawab, ‘Saya tidak tahu’."
     Sikap kejujuran ilmiah telah tertanam di kalangan ilmuwan Muslim pada zaman lampau, misalnya dari 40 pertanyaan yang pernah diajukan kepada Imam Malik, yang 36 soal dijawab dengan,”Saya tidak tahu”.
     Dalam banyak karya ilmiah lama, ditemukan pesan kepada para pembacanya,”Saudara pembaca, saya perkenankan meriwayatkan dan menyalin isi karya ini dengan syarat ketelitian serta menyatakan 'Saya tidak tahu dalam hal-hal yang pembaca tidak mengetahuinya’.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment