SEJARAH MINA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang sejarah Mina yang terletak di sebelar timur Mekah, Arab Saudi?” Berikut ini penjelasannya.
Al-Quran surah Al-Bqarah, surah ke-2 ayat 203.
۞ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tidak dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.”
Mina adalah tempat Nabi Ibrahim melempar jumrah (kerikil) dan menyembelih domba sebagai ganti menyembelih Nabi Ismail, kemudian sunah ini diikuti oleh Nabi Muhammad dan semua umat Islam sampai akhir zaman.
Mina juga tempat kaum Ansar berasal dari Madinah yang sudah masuk Islam berbaiat kepada Nabi Muhammad yang dikenal dengan Baiat Aqabah Pertama dan Baiat Aqabah Kedua.
Nabi Muhammad berumur 51 tahun, terjadi Baiat Aqabah Pertama, ketika 6 orang penduduk Madinah yang telah masuk Islam berbaiat kepada Nabi Muhammad di Aqabah dan berjanji untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di Madinah.
Nabi bersabda kepada penduduk Madinah yang telah masuk Islam di Aqabah,”Kemarilah berbaitlah kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah, tak mencuri, tak berzina, tak membunuh anak sendiri, tak berdusta, barangsiapa yang menepati janjinya pahalanya ada pada Allah, dan barangsiapa mengingkarinya dia akan disiksa di dunia sebagai ampunan dosa baginya. Kemudian terserah Allah apakah akan menyiksa atau mengampuninya.”
Nabi Muhammad berumur 53 tahun, terjadi Baiat Aqabah Kedua, ketika lebih dari 70 umat Islam diikuti rombongan kaum musyrik Madinah mengunjungi Mekah untuk mengunjungi Kakbah di Mekah.
Pada tengah malam, sambil bersembunyi Bani Aus dan Bani Khazraj yang berasal dari Madinah berbaiat kepada Nabi Muhammad yang didampingi Abbas bin Abdul Muththalib (belum masuk Islam) di bukit Aqabah.
Nabi bersabda di Aqabah,”Aku membaiat kalian, agar kalian menyuruh amar makruf, mencegah kemungkaran, menafkahkan harta untuk agama Allah, melindungku dan melindungi umat Islam lainnya seperti melindungi diri, istri, dan anak-anak kalian, maka bagi kalian adalah surga.”
Mina terletak sekitar 7 km di sebelah timur Masjidil Haram, Mekah dan Muzdalifah berjarak sekitar 5 km di sebelah timur Mina, sedangkan Arafah tempat wukuf ibadah haji berjarak 9 km di sebelah timur Muzdalifah.
Wukuf adalah hadir di Arafah meskipun sejenak dalam waktu antara tergelincir matahari (Zuhur) tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar (pagi) tanggal 10 Zulhijah, kemudian berpindah untuk mabit (istirahat) di Muzdalifah pada tanggal 10 Zulhijah, meskipun sesaat setelah lewat tengah malam.
. Wukuf di Arafah adalah rukun dan puncak ibadah haji, sehinga jamaah yang tidak wukuf di Arafah maka hajinya tidak sah, oleh karena itu semua jamaah yang sakit akan dihadirkan di Arafah meskipun sebentar.
Pada musim haji, para jamaah dari seluruh dunia berjalan kaki (jamaah Indonesia naik bis) melewati jalan raya selebar 30 meter dari Mekah ke Mina terus ke Muzdalifah lalu wukuf di Arafah dan sebaliknya.
Di tepi rute sepanjang perjalanan telah disiapkan jalan yang bersih, jembatan, air minum zam-zam, tempat wudu, toilet, petugas keamanan, dan pelayanan kesehatan secara gratis oleh Kerajaan Arab Saudi.
Dalam terowongan Mina telah disiapkan banyak kipas angin yang besar dilengkapi oksigen dan penyejuk udara untuk membantu para jamaah agar tetap segar selama berjalan di sepanjang jalan tembus pegunungan.
Mina artinya tempat “berkumpulnya manusia” dan para jamaah haji dari seluruh dunia mabit (bermalam) di Mina pada malam hari tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah untuk melaksanakan amalan ibadah haji.
Mina adalah lokasi tempat melempar jumrah Ula (tugu pertama), Wusta (tugu kedua), dan Aqabah (tugu ketiga). Melontar jumrah adalah melontarkan batu kerikil sebesar kelereng sebanyak tujuh kali, dilemparkan satu persatu ke arah tugu.
Pada tanggal 10 Zulhijah hanya melontar jumrah Aqabah (tugu ketiga) saja, sedangkan pada tanggal 11, 12,dan 13 Zulhijah melontar jumrah Ula (tugu pertama), Wusta (tugu kedua), dan Aqabah (tugu ketiga).
Nafar adalah rombongan jamaah haji meninggalkan Mina pada hari Tasyrik, Nafar awal adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina menuju Mekah pada tanggal 12 Zulhijah setelah melontar jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah.
Nafar sani adalah keberangkatan jamaah haji meninggalkan Mina, yang penuh dengan tenda tahan api berwarna putih, pada tanggal 13 Zulhijah sesudah melontar jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah menuju Mekah.
Daftar Pustaka
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Emoto, Masaru. Buku “The True Power of Water”.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment