Tuesday, May 29, 2018

855. ATEIS

ATEIS BERTANYA KEPADA IMAM HANAFI
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Ajaran Islam bersumber kepada Al-Quran dan sunah serta memiliki beberapa cabang ilmu. Salah satunya adalah “Ilmu Fikih” (ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk hukum Islam). Dunia Islam mengenal 4 mazhab terbesar yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali.
    Masing-masing mazhab mempunyai karakter dan keistimewaan tersendiri. Mazhab Hanafi didirikan oleh Nukman bin Tsabit (lahir tahun 89 Hijriah dan wafat tahun 150 Hijirah). Nukmat bin Tsabit seorang guru besar ilmu fikih di Irak.
      Mazhab Maliki didirikan oleh Imam Malik bin Anas (lahir tahun 93 Hijriah dan wafat tahun 179 Hijriah). Imam Malik bin Anas berasal dari Madinah.
     Mazhab Syafii didirikan oleh Muhammad bin Idris (lahir tahun 150 Hijriah dan wafat tahun 200 Hijirah). Muhammad bin Idris berasal dari Gaza, Palestina.
     Mazhab Hambali didirikan oleh Ahmad bin Hambal (lahir tahun 164 Hijriah dan wafat tahun 241 Hijriah). Ahmad bin Hamabl berrasal dari Baghdad, Irak.
      Dalam kisah warna warni kehidupan Imam Hanafi dijelaskan tentang seorang ateis (orang yang tidak percaya adanya Tuhan) yang bertanya kepada Imam Hanafi tentang keberadaan Tuhan. 
      Seorang ateis bertanya kepada Imam Hanafi, “Apakah kamu melihat Tuhanmu? Imam Hanafi menjawab dengan membacakan Al-Quran surah Al-Anam, surah ke-6, ayat 103.
لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
      “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata. Dia dapat melihat segala penglihatan.  Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
    Seorang ateis bertanya,”Apakah kamu dapat menyentuh Tuhanmu, mencium Tuhanmu, atau merasakan Tuhanmu?” Imam Hanafi menjawab dengan membacakan Al-Quran surah Asy-Syura, ke-42, ayat 11.

      فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
     
      “Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikanmu dari jenismu sendiri. Pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula. Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
      Seorang ateis bertanya,”Jika kamu tidak dapat melihat Tuhanmu, tidak dapat menyentuh Tuhanmu, tidak dapat mencium Tuhanmu, dan tidak dapat merasakan Tuhanmu? Bagaimana kamu mampu membuktikan keberadaan Tuhanmu?”
      Imam Hanafi menjawab, “Apakah kamu ini memang benar-benar tidak mampu berpikir?” “Apakah kamu bisa melihat akalmu?” “Tidak bisa,“ jawab orang ateis.
     Imam Hanafi bertanya lagi,” Apakah kamu dapat menyentuh akalmu? “Tidak,” jawab orang ateis.
     Imam Hanafi melanjutkan,”Apakah kamu bisa mencium akalmu? “Tidak bisa,” jawab orang ateis sambil menggelengkan kepala.
     Imam Hanafi bertanya,”Apakah kamu dapat merasakan akalmu? “Tidak,” jawab orang ateis.
     Imam Hanafi bertanya,”Kamu itu orang yang berakal atau orang gila? “Saya orang yang berakal,” sahut orang ateis. Imam Hanafi melanjutkan,”Jika kamu memang orang yang berakal, lalu di manakah akalmu? “Saya tidak tahu, tetapi dia ada.”jawab orang ateis.
      Imam Hanafi menjelaskan, “Demikian pula Allah Subhanahu Wataala, Allah memang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tetapi semua alam semesta yang serba teratur ini pasti ada yang mengaturnya yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, keberadaan alam semesta dengan segala isinya adalah salah satu bukti bahwa Allah ada.”
Daftar Pustaka
1. Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013. 
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment